004[belum direvisi]

594 92 20
                                    

Hello Reader author kembali lagi setelah LDK osis yang bikin sakit pinggang karna duduk berjam-jam sampe jamuran rasanya dan jangan lupakan projek P5 yang bikin pusing tujuh keliling  ̄へ ̄. Oh yeah I'm sorry for being late reader~

Happy reading (。'▽'。)♡
Jangan baca doang lupa Vote dan Komen♥
.
.
.
.


"Singh! Jika saja aku tidak sedang berada di ruang rapat itu, aku bersumpah akan ku penggal kepala mereka dan kupastikan tubuh mereka akan ku potong-potong menjadi daging cincang!"

Gerutuan kecil berisi kata kata kejam disertai makian dan umpatan terus keluar dari mulut seorang pemuda yang terlihat tengah berjalan dengan santainya disebuah taman istana utama kekaisaran, kaki jenjangnya itu terus melangkah entah kemana tujuannya membawa pemuda itu pergi.

Wajahnya yang biasanya datar dibalik topeng hitang yang bertengger apik diwajah tampan walau lebih menjurus kecantik pemuda itu tak menghalangi siapapun yang melihatnya berfikir bahwa ia sedang kesal atau marah sekarang, pasalnya sekarang ada aura hitam pekat yang mengelilingi tubuhnya.

Setelah lama pemuda itu hanya berputar putar mengelilingi taman, langkahnya akhirnya terhenti didepan salah satu paviliun dipinggir danau ditaman kekaisaran.

Ia berjalan mendekati paviliun, iris merah ruby yang indah namun dengan tatapan kosong nan dingin itu mengintip dari balik topeng yang menutup hampir setengah dari wajah bagian atasnya.

Tatapannya terpaku pada danau yang tidak bisa dibilang kecil itu cukup lama sebelum ia menghela nafas berat dan mendongak melihat kearah langit cerah berwarna biru.

Merasa lelah karna berdiri ia memutuskan untuk duduk dan bersandar pada sofa yang ada di paviliun.

'Cih!...para bangsawan menjijikan itu benar-benar menyebalkan, dan lagi...APA-APA TATAPAN MENJIJIKAN MEREKA ITU BUAT KESAL SAJA?!'

Yah walaupun wajahnya datar dan tindakanya yang begitu tenang sekarang, tapi tidak dengan isi pikirannya yang sedari tadi terus mengutuk dan sesekali bergumam kecil merutuki orang orang yang membuatnya kesal sedari tadi.

Ia masih terus merutuki mereka dengan sumpah serapah sampai ia mendengar suara seseorang memanggilnya.

"K-kakak?..."

Menolehkan kepalanya untuk menatap orang itu, ia sedikit terkejut saat melihat siapa yang telah memanggilnya.

"Ada apa Thorn?"

Yup orang yang memanggil pemuda itu adalah thorn aka pangeran keenam kekaisaran oliver, yang dengan gugup memanggil pemuda yang disebutnya sebagai kakak.

Thorn yang di tanyai ia hanya diam, enggan untuk menjawab membuat pemuda itu mendengus karna terdiamnya thorn.

Menyadari bahwa pemuda didepanya menjadi kesal menjadi membuat thorn semakin gugup bercampur takut dan gelisah saat ini, bahkan keringat dingin mulai membasahi pelipisnya.

"Aku bertanya padamu...ada apa Thorn, apa kamu tidak mendengarku?"

Setelah cukup lama menunggu thorn yang tak kunjung menjawabnya membuat pemuda itu akhirnya kembali mengulang pertanyaan pada thorn sambil menatap nanar padanya.

Thorn yang mendengarnya langsung menjadi panik dan bingung harus menjawab apa disaat pemuda itu tengah menatapnya tajam sambil menunggunya menjawab.

"Sa-saya hanya ingin bertanya..sedang apa kakak pertama disini? "

Thorn akhirnya memberanikan diri menjawab setelah terdiam cukup lama dengan suara kecil, walau begitu pemuda didepanya yang ia panggilnya kakak pertama itu bisa mendengarnya dengan jelas karna indra pendengarannya yang memang tajam.

The Imperial Prince {[ Halilintar story ]} Hiatus Sementara!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang