17. Dipisah

364 47 7
                                    

HappyReading ☕

"Kurang," lirih Railey.

"95 juta 850 ribu," Miguel menipiskan bibir, "berarti kurang 4 juta 150 ribu?"

Railey menghitung nya di kalkulator lalu mengangguk membenarkan.

Miguel mengeluarkan ponselnya lalu mentrasnfer jumlah uang itu pada rekening Railey, "lunas."

"Ha?" Railey mengerjap, "lo bayarin?"

Miguel mengangguk, "sekarang kita bebas."

Railey terpukau, tapi Ia menutupi itu, "ck, dari dulu, kek. Kalau tau lo kayak gini ngapain kita susah-susah nyari duit."

Bibir Miguel sedikit terbuka lalu detik berikutnya lelaki itu terkekeh sambil menarik pipi Railey, "bisa banget mikir kesana."

Railey menepuk tangan Miguel lalu berdecak lagi, "capek banget sebulan ini. Sumpah."

"Iya," jawab Miguel, "gue jadi jarang main."

"Anak tehnik punya banyak waktu buat main ya?"

Miguel menaikkan alis, "paling cuma tiap malem main PS di rumah Radit atau nge-club."

Nge club? Hih, Railey ngeri, "biasa kalau nge club gitu sama temen-temen lo?"

Miguel mengangguk, "sama Clara, Vina, Selda juga. Club nya punya kakak nya Vina."

"Oh, jadi boleh masuk karena ada kenalan orang dalem," tanggap Railey.

"Hm."

"Ngeri juga ya, mainnya nge-club," lirih Railey yang di dengar Miguel.

"Emang mau main kemana lagi?" Miguel polos.

Railey ternganga heran, "lo nggak tau gimana serunya main time zone? Lo juga pasti nggak pernah main karoke koin terus teriak-teriak sampe mic nya bunyi? Ah, iya. Lo juga pasti belum pernah ngerasain makan cilok sambil duduk trotoar, lo juga belum pernah naik bianglala bareng temen-temen lo terus pas bianglalanya di atas lo loncat-loncat bikin semua temen lo takut? Kalau makan kerak telor se piring ber enam, lo pasti belum pernah juga."

Miguel mengerjap, "lo main apa nge gembel?"

Wajah Railey jadi datar, "temen yang konyol lebih seru dari temen yang gaul-gaul," ucapnya, "kalau modelan kayak lo, ga ada duit ga bisa main. Tapi kalau temen-temen gue, mau duit cuma sepuluh ribu doang yang penting ketawa bareng."

"Seru juga," komentar Miguel.

"Dih, tadi ngatain gembel."

Ponsel Railey bergetar panjang menarik atensi mereka. Miguel dapat membaca nama Zidan disana.

Railey segera mengangkat nya, "iya, Zidan."

Miguel mulai mengeluarkan ponselnya dan menyibukkan diri.

"Nanti malem?" Ucap Railey, "kayaknya lagi kosong sih."

"Oke, gue kabari nanti." Sambung Railey lalu menutup panggilan.

"Ke kelas sekarang? Anak-anak lagi ngumpul disana," ujar Miguel yang di angguki Railey.

Lihat Railey telponan sama Zidan, Miguel biasa-biasa aja. Kalau Railey yang lihat Miguel telponan sama cewek, pasti nangis lagi.

Lemah banget gue - batin Railey.


* * *


"GIMANA?"

"DUITNYA NGGAK KURANG KAN?"

"SEMOGA ADA LEBIHNYA BISA BUAT JAJAN."

Kalimat itu menjadi sambutan saat Railey dan Miguel masuk ke dalam kelas.

Jasa Boga✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang