MxG Pt.2

494 21 2
                                    

Kembali dengan Malik, melihat interaksi so sweet kedua insan di dalam kelas tersebut membuatnya makin emosi. Meresa ia akan segera meledak, Malik berjalam menjauhi kelas Gizan dan pergi ke rooftop sekolahnya. Mengeluarkan seputung rokok dari sakunya dan menyalakanya

Dengan kasar ia mengacak acak rambutnya sambil menghembuskan asap rokok tersebut. Ia terlihat begitu frustasi. 

...

Pulang Sekolah 

Kini semua kelas telah kosong kecuali kelas Gizan, sang empu masih terlihat duduk manis di bangkunya sambil bersenandung kecil. Tentu saja ia tengah menunggu sahabatnya Dazaan untuk menjemputnya. Namun yang ia tak ketahui adalah kenyataan bahwa Dazaan telah meninggalkanya sendiri di sekolah

Menit telah berganti jadi jam dan Gizan masih sabar menunggu tanpa rasa curiga sedikitpun. Di sisi lain Malik baru saja turun dari rooftop sekolahnya berjalan melalui kelas Gizan karena memang jalanya kekelasnya lewat situ. Ia melihat Gizan yang tengah asik bersenandung sambil memejamkan matanya

Tiba-tiba sebuah niat kurang baik muncul di otaknya. Malik pun masuk ke kelas Gizan dan bertanya mengapa ia masih di sekolah. Gizan dengan santai menjawab bahwa ia sedang menunggu Dazaan untuk menjemputnya. Mendengar hal itu Malik sontak menunjukan ekspresi yang tidak bisa di jelaskan. Ia kemudian memberitaukan bahwa dirinya melihat Dazaan telah pulang dari sejam yang lalu

Mendengar itupun Gizan terkejut, kini yang ada di otaknya hanyalah bagaimana cara ia bisa pulang. Ditengah lamunanya Malik menawarkan diri untuk mengantarkanya pulang. Tentu saja Gizan menolak, tepi setelah beberapa ancaman akhirnya Gizan menurut

Tapi....

"Lik, ini kita mau kemana? Ini bukan jalan ke rumah ku" 

"Siapa bilang gw bakalan nganter kerumah lu? Lu ikut gw" 

Mendengar itu Gizan hanya bisa pasrah dengan kemungkinan yang akan terjadi. Sesampainya di kediaman Malik, Gizan begitu terkesima melihat rumah megah di hadapanya

Singatnya Malik menggendong Gizan menuju kamar dan langsung menutupnya dengan kencang(banting). Malik kemudian mendudukan Gizan di kasurnya dan mengikat satu lengan Gizan ke salah satu sudut ranjangya. Setelah mengikat lengan Gizan, Malik langsung keluar dan kembali mengunci kamarnya. 

(Note:Terus ortunya mrk gmn? Yaa, ortunya malik itu emang kerjanya keluar negri dan saudaranya ikut ortunya sedangkan malik milih tinggal aja dan Gizan sama aja bedanya nggak kelur negri tapi kota dan dia nggak punya saudara)

Tak lama setelah itu,Malik kembali dengan nampan(iya nggak sih?) yang berisikan sepiring makanan dan gelas. Gizan yang dari tadi tiduran karena di tinggal kini kembali mendudukan dirinya. Ia hanya duduk manis sambil berpikir apakah ia akan mati keracunan

Tanpa mengucapkan sepatah kata pun Malik mulai menyendok makanan tersebut dan menyodorkannya tepat ke depan mulut Gizan. Gizan pun hanya bisa menuru dan menerima suapan dari Malik. Selesai makan,Malik kemudian memberikan gelas berisikan air tersebut kepada Gizan dan segera di minumannya air tersebut oleh Gizan

"Mulai saat ini bakalan tinggal bareng gue dan nggak akan ada yang bisa mengganggu kita. Besok kita pindah kerumah kita sendiri, Oh iya... Jangan coba-coba untuk kabur kalau lu nggak mau min-1 kaki" ucap Malik 

Gizan yang ketakutang dengan ucapan dan nada bicara Malik pun hanya bisa menganggukkan kepalanya. Meski takut ia tetap memberanikan diri untuk bertanya satu hal yang mengganjal di pikiranya

"Uhm.. Lik, elu ngapa tiba-tiba jadi begini?"

"Hm, entah... Mungkin karena gw suka ama lu" 

...

Time skiiip

Lima tahun berlalu semenjak Gizan tinggal bersama Malik dirumahnya sendiri, lima tahun semenjak kematian palsunya dan setahun setelah pernikahan keduanya. Terdengarlah sepasang suami-suami yang sedang asik di begulat di kamar

"Anghh.. Slo-ah...Slow down"

"Hmm? Bukanya kamu yang minta sayang?"

"Hah-ahh... Ah.. Nghh... AKH..mhnn"

.

.

.

"Nghh-Ahh... Hah..hah...."

"Capek?"

"Mnhm, kamu bohong lagi... Tadi janjinya nggak brutal"

"Maaf sayang, bobok gih"

"Hmm, Met bobok"

"Met bobok juga sayang"

.

.

.

.

.

.

"Papa, Daddy ngusilin kakak lagi"

"Lik, kamu ini umur berapa sihh, hobi amat bikin rusuh"

"Hehe, maaf sayang"

.

.

.

.

.

.

"Daddy, kakak pengen punya adek lagii"

"Hm? Oke, nanti kalau kakak mau punya adek kakak harus bantu daddy bujuk papa ok?"

"Siapp"



End

Makasih atas 200 votenya btw maaf yee kalo pendek terus nggak brutal, gw agak ngecringe sendiri bacanya...

Mungkin kalau mood gw bakal bikin yang lebih brutal...mungkin? Entahlah

Anyway Vote dan komen yaa

Bye Ya'll

YTMCI Oneshot Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang