Kekecewaan.

18 1 0
                                    

Di pagi hari seorang lelaki sedang mengamuk dengan emosi yang meluap-luap, barang di tengah rumah semuanya hancur karena ulah Haechan.

Sesak rasanya mendengar besok dia akan menikah dengan gadis yang tidak tau asal usulnya, gadis yang tidak dia cintai, dan pernikahan paling dia benci.

"Haechan, sudah sayang. Jangan di hancurkan." ucap sang ibu menangkan anaknya yang sudah mengamuk semenjak setengah jam lamanya.

"Kenapa harus aku yang menikah? Kenapa tidak kak Mark, saja yang menikah? Kenapa aku?" teriak Haechan, dengan rambut acak-acakan, dan tampilan berantakan.

"Karena ayah, ingin kamu. Bukan mark," jawab sang ayah.

"Bahkan ayah, tidak memberikan alasan yang pasti padaku, kenapa aku, yang menikahi gadis itu? Kenapa kalian selalu pilih kasih padaku dan kak mark?" cerocos Haechan, menatap sang ayah, dengan mantap dan tajam.

"Hanya ayah, yang tau alasannya. Kamu cukup menurut sama ayah, untuk kali ini ayah, tidak ingin ada bantahan dan penolakan." jawab Johnny, tegas.

"Kenapa sih! Kenapa ayah, selalu bersikap seenaknya padaku? Berbeda dengan kak Mark, apa yang dia mau selalu kalian turuti." teriak Haechan, dengan emosi.

"Bukan begitu sayang. Kami tidak pernah membedakan kalian." ucap Tenia, berusaha menenangkan sang putra.

"Tidak! Mamah, sama Ayah, pilih kasih padaku dan kak Mark! Waktu kak Yang-Yang, masih ada kalian tidak seperti ini." bantah Haechan, tangannya melemparkan gelas ke kaca hingga kaca rumah menjadi retak dan gelas pecah berserakan.

Sementara Mark, yang di bicarakan oleh sang adik, saat ini sedang berdiri di ambang pintu mendengarkan perdebatan antara ayah dan adiknya.

"Tidak ada penolakan Lee Haechan! Jika kamu terus menolak makan ayah pastikan kamu tidak akan masuk agensi manapun! Impian kamu sebagai idola akan pupus." ancam Johnny, pada sang putra.

"Memang dari awal juga ayah, tidak pernah setuju aku menjadi seorang idola." ucap Haechan, dengan tawa hambar. "Aku, benci ayah." sambungnya dengan nada serius.

"Lee Haechan, kau sudah keterlaluan!" teriak Johnny, hampir menampar wajah sang putra untung dengan cepat sang istri mererai aksinya.

Haechan, hanya menatap nanar sang ayah, kesal, emosi, tapi dia tidak berucap apapun setalah sang ayah, memberikan ancaman padanya.

Haechan, pergi begitu saja meninggalkan kehancuran di rumahanya, dan saat dia keluar dari pintu utama dia bertatap mata dengan sang kakak Mark, tatapan Haechan, kepada Mark, memperlihatkan tatapan benci dan dendam karena ayah dan ibunya, selalu memberikan apapun yang Mark, mau.

"Mau kemana kamu dek?" tanya Mark, walaupun dia tau Haechan, tidak akan menjawab, malah lelaki itu mendelik dengan senyuman miring.

Mark, menatap punggung sang adik sampai adiknya tidak terlihat, entah mau kemana Haechan? Yang jelas Mark, khawatir. Takut Haechan, melakukan sesuatu hal karena hatinya sedang kesal saat ini.

"Kamu pulang kak?" tanya Tenia, pada putranya saat kakinya melangkah keluar dari pintu berniat mengejar Haechan.

"Iya mah. Gak usah di kejar, biarkan dia tenang dulu mah," jawab Mark, dan mengerti akan kemana saat ini sang ibu.

"Baiklah." pasrah Tenia.

*****

Di sini ini saat ini Haechan, bersandar pada batu nisan dengan tulisan Lee Yang-Yang, lelaki itu merebahkan kepalanya di atas tanah yang menumpuk dengan tangisan yang entah sejak kapan keluar.

"Kak, bantu Haechan, chan gak mau menikah, chan, mau melanjutkan impian kakak, yang tertunda. Bukannya kakak, bilang Haechan, jangan dulu menikah sebelum Chan, menggapai impian Chan? Hikss kak, aku mohon bantu Haechan ngomong sama ayah, hiksss hikss."

Haechan, terus memohon dengan tangisan dan tangan yang mengelus lembut batu nisan berwarna hitam itu.

"Haechan, gak mau menikah kak, dan kakak, tau kan Haechan, bentar lagi mau debut sama grup Haechan, pernikahan ini akan membawa mala petakan nantinya kak, Chan mohon kak, bantu Haechan."

Tubuh Haechan, meringkuk di sisi kuburan sang kakak, kepalanya dia rebahkan di atas tanah sang kakak. 2thn sudah Yang-Yang meninggalkan Haechan, serta keluarga membuat adik bungsunya itu merasa di asingkan dari keluarga.

Apa lagi hari ini Haechan, mendengar dia akan di tikahkan, dan permintaan dari sang ayah, jika besok dia harus menikah. Itu membuat Haechan, berpikir jika keluarganya tidak lagi menyayanginya.

"Maaf, kau mengecewakan kakak, aku harus menikah sebelum impian aku, terwujud. Tapi sejujurnya aku tidak ingin menikah, kak bagaimana ini? Chan, mohon sama kakak, jangan marah sama Chan, hikss."

Haechan, seakan merasa bersalah kepada sang kakak, karena ketika Yang-Yang, masih hidup sangat amat dekat dengan Haechan, bahkan Yang-Yang, pernah berkata 'gapai impianmu, baru kamu menikah' sejak saat itu Haechan, tidak pernah berpikir untuk menikah, dan memiliki cinta kepada wanita manapun.

Dia ingin mencapai impiannya bersama sang kakak, namun takdir berkata lain Yang-Yang, harus pergi lebih dulu meninggalkan impiannya dan cita-citanya sebagai idola.

"Haechan, sayang kakak, bagaimanapun Haechan, akan mewujudkan mimpi kakak. kakak, tenang aja oke, apapun halangannya Haechan, akan berjuang demi impian kita berdua." ucap Haechan, tertidur di atas tumpukan tanah sang kakak, bersama hujan deras yang mengguyur tubuhnya saat ini.

*****

Hujan semakin lebat saat waktu memasuki semakin malam namun Haechan, belum juga pulang ke rumah membuat Tenia, Johnny, dan Mark, khawatir.

"Ayah, aku boleh bertanya sama ayah?" tanya Mark, menatap sang ayah serius.

"Mau tanya apa?"

"Kenapa dengan tiba-tiba ayah, menikahkan Haechan? Dia masih muda, dia perlu mengejar cita-citanya terlebih dahulu."

"Bukannya dia sebentar lagi mau debut?" di jawab dengan Pertayaan oleh Johnny.

"Ayah, tau?" kaget Mark.

"Apa yang ayah, tidak tau tentang anak-anak ayah." jawab Johnny.

"Lantas kenapa ayah, ingin menikahkan Haechan? Siapa sebenarnya gadis itu? Kenapa ayah, bersih keras agar Haechan, menikah?" tanya kembali Mark.

Johnny, menatap Mark, serius membuat Mark, bingung. Bukannya menjawab Johnny, malah bangkit dari duduknya dan masuk kedalam kamarnya mengisahkan kebingungan di otak mark, saat ini.

"Mah, mamah tau kan apa alasannya?"

Mark, berusaha mencari tau alasan apa mereka tiba-tiba saja menikahkan Haechan, tanpa persetujuan dan pernikahannya besok.

Tenia, menghela nafas panjang lalu beranjak pindah duduk menjadi di samping mark, wanita itu menatap dalam sang putra sambil mengelus lembut punggung tangan Mark.

"Dia gadis sebatang kara. Tidak memiliki orang tua, dan dulu orang tua gadis inilah yang membuat ayahmu, kembali di sorot dan kembali maju, sampai sekarang ayahmu memiliki aset di mana-mana." jelas Tenia.

"Tapi kenapa harus dengan pernikahan? Kenapa ayah dan ibu, tidak memberikan dia sejumlah uang untuk biaya hidup dia?"

"Karena dia sendirian. Makanya ayah kamu mau dia menikah dengan Haechan, agar dia menjadi bagian keluarga ini, dan agar Haechan, ada yang menjaga." jawab Tenia, dengan senyuman hangat kemudian pergi dan masuk kedalam kamar.

Sementara Mark, hanya bengong dengan jawaban dari sang ibu, di pikirannya saat ini adalah pasti Haechan, akan semakin membencinya.

"Kak Yang-Yang, apa yang harus aku lakukan sekarang? Adik bungsu kita pasti dia akan sangat membenci aku, jika besok benar terjadi pernikahan." ucapnya menatap Langit-langit rumah sambil mengusap wajah kasar.
.
.
.

#tbc.

Huhuhu bagaimana? Suka tidak? Perlu lanjut? Atau udah aja sampai sini?

Istri Yang Di Sembunyikan!💔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang