" Zeeva bukan perempuan murahan. "
~ Zeeva ~
" Dava? "
Sentuhan di bahu Dava yang tengah menelpon dia sebuah taman bermain membuat pria itu berpaling ke belakang. Begitu dia tau siapa pemilik suara itu, ia pun menutup panggilannya.
" Hai, "
" Ilona? " Dava mencoba melihat sekitarnya. " Lo kenapa ada di sini? "
" Jalan-jalan. Perasaan, gue liat Zeeva deh tadi. Lagi kencan? "
" Bukan urusan lo. "
" Oh,ya? Tadi gue gak sengaja denger pembicaraan lo sama bapak-bapak. Apa,ya kira-kira? " Ilona mencoba mengingat sesuatu lagi. " Zeeva...pernah dilecehkan? Emang bener? "Senyuman Dava hilang begitu saja. Dia benar-benar terkejut mendengar Ilona tau tentang hal itu. Yang lebih mengherankan, apakah sedari tadi Ilona terus mengikutinya?
" Jaga mulut lo, "
" Salah? Gue bakal diam kalau lo cerita yang sebenarnya sebelum gue yang bocorin semua yang gue denger tentang Zeeva. Korban pelecehan,kan lumayan jadi topik hangat untuk kampus kita. Pasti seru banget kalau jadi heboh. Iya,kan sayang? " Ilona mencokeh dagu Dava.
" Otak lo licik tau nggak? Lo pikir gue bakal biarin itu terjadi? " Dava menunjuk wajah Ilona.
" Ya,ya terserah,deh. Gue juga heran sama kalian. Kayaknya ada sesuatu yang lo sembunyiin dari gue. 2 tahun yang lalu lo sempat kecelakaan dan perempuan yang lo tabrak itu rupanya Zeeva? Waww!! " Ilona bertepuk tangan lalu tertawa licik di depan Dava. " Hebat banget lo. Lo pasti bertanya-tanya kenapa gue bisa tau. Gue itu udah lebih dulu duduk di sebelah meja lo waktu ngomong sama bokap nya Zeeva. Lo gak sadar,kan? Hahahahahah. Masa lalu apa,sih yang lo punya sampai segitunya? "
" Lo diem sekarang. " Geram Dava.
" Gak akan! Lo udah berani tinggalin gue demi dia. Pokoknya lo harus balikan sama gue Dava! Lo itu harus inget gimana perjuangan cinta gue sama lo. "
" Perjuangan lo bilang? Selama ini yang udah berjuang itu gue. Gue yang udah berjuang mati-matian buat jaga lo sesuai kata-kata terakhir dari Reyfan. Tapi sekarang gue gak mau terbebani sama hal itu lagi. Karena punya janji lain yang jauh lebih penting. "Ilona tanpa aba-aba langsung memeluk tubuh Dava dengan erat dan menangis dalam pelukan itu. Dava sama sekali tidak membalas pelukan itu karena merasa risih bukan main. Ia berusaha untuk melepaskan pelukan Ilona, tetapi wanita itu malah semakin menempel padanya.
" Dava maafin gue,ya? Gue janji bakalan berubah asal lo mau terima gue lagi. Gue udah gak punya siapa-siapa dan lo tau itu semua,kan? "
" Mau lo mati sekalipun gue gak peduli. Jadi lepas. "
" Dav, gue mohon. Hiks, kasih gue kesempatan lagi. " Ilona mendongakkan kepalanya menatap Dava dengan mata berair nya.
" Gue gak bisa. "
" Kenapa? Karena Zeeva? "
" Zeeva gak ada hubungannya sama ini. "
" Pasti ada. "
" Dia-- "
" Kak Ilona? "Ilona dan Dava refleks menoleh pada Zeeva yang tiba-tiba datang sambil membawa dua buah gulali di tangannya. Zeeva diam begitu melihat Ilona memeluk pinggang Dava dan begitu lengket dengan bidang dadanya. Ilona tersenyum miring sambil mengucek air matanya.
" U-udah siap? " Dava membuka suara. " Gue lo -- "
Cupp!!
Ilona menyentuh kedua pipi Dava lalu mendaratkan tiga kecupan kilat di bibir Dava secara tiba-tiba membuat kedua gulali di tangan Zeeva jatuh begitu saja melihat mereka berdua.
" Babayy sayang. "
Tubuh Dava terasa kaku dalam sekejap. Ia pun menatap Zeeva dengan wajah penuh penyesalan.
" A-anu...ta-tadi Ilona, "
" Ayo pulang. "Zeeva berbalik duluan meninggalkan Dava dengan hati yang cukup sakit melihat mereka berdua berciuman didepannya. Padahal baru saja tadi sore Zeeva dicium oleh Dava dan sekarang bibir pria itu dikecup oleh wanita lain selain dirinya. Bolehkah dia marah dan merasa terkhianati? Zeeva merasa jika Dava menganggap ciuman itu adalah hal yang biasa sehingga mudah baginya untuk melakukan itu dengan wanita lain. Sakit. Sesak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret 8,3
Romance{ Follow penulis dulu sebelum membaca } " Kalau seandainya Zeeva jatuh cinta sama kakak, apa yang bakal kakak lakuin? " " Anak kecil nggak usah mikirin percintaan. Kalau emang lo cinta sekalipun, gue memang harus bilang satu hal sama lo. Lo ditolak...