Proditiophobia ...

20 2 0
                                    

"Aku tidak perlu menjelaskannya, kan?" Kara tersenyum tipis. "Pun kau satu-satunya orang yang sungguh menyadarinya."

Yuki berulang kali mengepal dan kembali mengendurkannya. Jelas sekali ia menahan emosi, sekalipun ekspresinya begitu datar seakan ia tak merasakan apapun.

"Mengapa?" Suaranya bergetar, "Kaupunya begitu banyak kesempatan untuk mengatakannya padaku.

Tidak ada jawaban. Apapun.

Membuat Yuki semakin jengkel.

"Jawab, Kara."

Empunya nama mengulas senyum getir. Dia memperbaiki posisinya duduk di atas ranjang, hanya untuk merasakan perih karena luka di punggung yang sempat menganga lebar.

"Bukankah bukan salahku jika aku menutup-nutupinya darimu?" jawabnya dengan pertanyaan balik.

Yuki menggebrak meja di sampingnya demi melampiaskan emosi, membuat Kara tersentak. Ia tak bisa menahannya lagi. Tak sekali, dua kali, ini yang terakhir. Ia menarik satu tangan gadis itu dan menahannya di atas kepala si gadis. Kara mencoba berontak, namun Yuki lebih dulu mengunci tangannya yang lain.

"Apa yang akan terjadi jika aku tidak datang hari itu?"

Kuncian pada tangannya terasa menguat, Kara meringis menahan sakit.

Namun, Yuki terlampau tidak peduli. Ia menemukan tatapannya dengan Kara, meminta jawaban.

"Aku ... tidak tahu." Kara menjawab lirih. "Yang kutahu adalah aku lahir dengan membawa kutukan Ilusi Bulan Merah, di mana ia akan menjemput semuanya yang membawa kutukan itu ..."

Jeda.

"... untuk pergi bersamanya."

.

===

"You fear my eyes, and I fear your lies."

===

.

Gelak tawa terdengar dari setiap meja. Kegembiraan membuncah ruah dan memenuhi seluruh penjuru ruang. Ucapan-ucapan selamat saling dialamatkan kepada mereka yang meraih hasil baik selama satu tahun ini.

Perayaan kelulusan angkatan kali ini dilaksanakan di Ruang Konferensi Raya, berada di gedung akademi sebelah barat, dengan pemandangan rembulan sabit di langit malam. Meja dan bangku disusun bergaya arena, melingkar berlapis, dan menyisakan ruang tepat di tengah-tengah ruangan untuk sebuah meja bundar; meja yang paling besar. Meja di mana seluruh pengguna ruangan menujukan pandangan, bercakap-cakap mengenai para peraih penghargaan di akademi tahun ini.

The Valedictorians' Table, demikian semua orang di Arshenoidë Academy menyebutnya.

Hanya segelintir yang memilih untuk berdiam di tengah hiruk-pikuk segala macam warna suara, bercokol dengan kesibukannya yang entah apa. Jauh lebih banyak orang-orang penukar cerita.

Di tengah gelak tawa itu, pasti ada yang berbeda.

Pun, terlihat jelas.

Salah satu kursi di The Valedictorians' Table ialah milik dari seorang gadis yang lulus dengan skor penguasaan dimensi tertinggi sekaligus rekomendasi Kepala dan para Wakil Kepala Akademi. Ia duduk melingkar, bersama valedictorians tahun ini dan para petinggi akademi. Duduk tenang di sembari memainkan pena kaca di tangannya, yang entah, untuk menit keberapa.

Hah ... .

Ia belum selesai mempersiapkan diri; mempersiapkan batin sebelum memasuki Ruang Konferensi Raya. Di dalam sana ada banyak sekali orang, dari seluruh bidang pendidikan di akademi, yang berasal dari tempat-tempat di seluruh penjuru dunia. Jika dirinya tak salah menghitung, lebih dari tiga ribu orang berada di sana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Fear [YukiKara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang