Bab 9

204 7 0
                                    

#TERJERAT_CINTA_CEO_NYEBELIN
#Bab9

***

Karena bosan di rumah Lisa memutuskan untuk keluar sebentar untuk mencari angin. Karena motornya sudah datang jadi ia berjalan-jalan menggunakan motornya, saat tau jika kakaknya ingin keluar Aldi menitip untuk dibelikan kertas origami untuk bahan praktek nya di sekolah besok.

Lisa pun mengiyakan dan pergi secepatnya sebelum larut malam, ia terlebih dahulu membelikan pesanan Aldi lalu berhenti sebentar di taman.

"Huh.. nyaman banget kalau sunyi gini," ucap Lisa duduk di kursi tanam dan menutup matanya sejenak menikmati udara malam yang dingin.

Lisa termenung, ia tiba-tiba tersenyum mengingat perlakuan Ken tadi padanya. "Eh, ngapain gue mikirin dia sih," gumam Lisa.

Lisa pun berdiri dan melangkahkan ke motornya, lalu pulang.

***

Lisa pagi-pagi sekali  terbangun karena ingin buang air kecil, saat ingin ke toilet yang melewati dapur. Ia mengucek matanya melihat ada seseorang yang sedang memasak di sana.

"Aldi?" ucap Lisa, ternyata itu Aldi yang sedang memasak.

"Eh, kak Sasa? Tumben udah bangun?" ujar Aldi tersenyum pada Lisa.

"Kamu ngapain masak pagi-pagi begini?" tanya Lisa melihat masakan Aldi.

"Hehe... Aldi gak mau nanti bunda yang bikin sarapan, Kakak kan juga harus sarapan sebelum kerja. Jadi Aldi ajah yang masakin," ucap bocah itu.

"Aldi gak mau terlalu repotin kakak, jadi biar Aldi yang masak buat sarapan," ucap Aldi.

Lisa jadi terenyuh mendengar ucapan adik nya, seharusnya Aldi fokus saja pada sekolahnya. Tapi tetap saja bocah itu masih memikirkan nya dan bunda.

Lisa menarik Aldi dalam pelukannya. "Makasih, udah mau bantuin kakak, dek," ucap Lisa yang sudah tidak bisa menahan tangisnya.

"Sama-sama, kak. Setidaknya Aldi bisa bantu-bantu Kakak sedikit," ucap Aldi tulus.

Lisa melepaskan pelukannya dan menatap adiknya. "Kakak janji bakal kerja keras buat kamu, sampai cita-cita kamu tercapai," ucap Lisa sungguh-sungguh.

Aldi terkekeh. "Iya deh, kak Sasa yang paling cantik," goda Aldi.

Keduanya tertawa bersama, sampai Lisa kembali tersadar bahwa ia harusnya ke toilet.

***

Lisa sudah sarapan dan berangkat kerja namun sebelum itu ia mengantar Aldi dulu kesekolah baru ia menuju kantornya.

Sesampainya di kantor Lisa bertemu dengan Ken yang kebetulan juga baru datang.

"Pagi," sapa Ken.

"Pagi Pak Kendra," ucap Lisa saat beberapa karyawan lain memperhatikan mereka.

"Tumben banget Lo panggil gue kaya gitu?"

"Gue gak mau semua karyawan lain tau kalau kita tuh saling kenal," ujar Lisa.

"Lah, kenapa? Lo gak mau punya temen seorang Bos besar kaya gue?" tanya Ken.

"Bukan gitu, gue gak mau ajah mereka pikir gue itu manfaatin Lo nanti," ucap Lisa.

"Yaelah, omongan orang gak usah dipikirin, tapi kalau itu mau Lo, gue hargai. Kita akan asing saat di kantor doang," ucap Ken mengangkat kedua alisnya.

"Oke, kalau gitu gue masuk duluan," ucap Lisa.

Lisa masuk kedalam kantor dan Ken menyusul, di dalam Lisa mencari-cari dimana Rina berada biasanya Rina selalu saja menyambutnya setiap ia datang.

"Eh, Rina mana?" tanya Lisa pada salah satu teman Rina.

"Katanya sih dia sakit, jadi gak masuk hari ini," ucap nya.

"Oh gitu, makasih yah?" Lisa pun langsung saja ke ruangan nya, mengapa Rina tidak mengetakan jika ia sakit?

Saat hendak mau masuk ke dalam ruangan nya Lisa berpapasan dengan Kelvin.

"Lis, kamu lihat Rina gak?"

"Rina sakit Pak, bapak gak tau?"

"Sakit? Bukan nya dia kemarin baik-baik saja,"

"Saya kurang tau pak," ucap Lisa apa adanya.

Kelvin menghela nafas panjang. "Baiklah, kembalilah keruangan mu," Lisa mengangguk lalu masuk ke dalam ruangannya.

***

Setelah lelah mengerjakan pekerjaan yang sangat menumpuk jam istirahat akhirnya berbunyi.

Lisa merenggangkan otot-otot nya, lalu mengeluarkan bekal yang Aldi buatkan lagi untuknya pagi ini. Jika ada Rina mungkin ia bisa makan bersama.

Lisa akhirnya makan sendirian dengan lahap, ia sangat menikmati makanan buatan Aldi, bocah itu sangat pandai memasak, ia saja tak bisa memasak makanan seenak itu.

Tok! Lisa menoleh pada siapa yang mengetuk pintu, rupanya itu Kelvin yang membawa sesuatu di tangannya.

"Ada apa Pak?" tanya Lisa.

"Saya kesini membawakan kamu makanan yang dipesankan oleh Pak Kendra," ucap Kelvin to the point, lalu menaruh paper bag berisi makanan itu pada Lisa.

Lisa menatap paper bag itu. "Tapi saya kan lagi makan," ucap Lisa.

"Saya hanya diperintahkan untuk membawakan ini untuk mu, kalau begitu saya keluar dulu," ucap Kelvin dengan wajah datarnya lalu keluar dari sana.

Lisa melongo melihat Kelvin. "Cuma Ken doang yang seenaknya bisa nyuruh pak Kelvin," gumam Lisa.

"Tuh anak gak kira-kira kirimin gue makanan, dia mau bikin gue gendut apa?" oceh Lisa.

Lisa memutuskan untuk mengembalikan saja makanan itu, tidak mungkin ia bisa menghabiskan semua makanan yang begitu banyak seorang diri.

Sesampainya di ruangan Ken, Lisa langsung masuk saja kedalam tanpa mengetuk terlebih dahulu.

Lisa terkejut melihat Ken sedang berbicara dengan seorang wanita yang ia lihat keluar dari ruangan Ken kemarin.

"Lis? Ngapain kesini?" tanya Ken seketika berdiri saat duduknya saat melihat Lisa.

"Siapa Lo main masuk-masuk ajah gak pake permisi?" ucap Niki dengan wajah angkuhnya.

"Gue kesini cuma mau balikin makanan yang lo kasih. Ini kebanyakan," ucap Lisa.

"Maksudnya apa Kendra? Dia siapa?" tanya Niki.

"Dia cewek gue! kenapa? Lo harus jauhin gue karena gue udah punya cewek lain!" ucap Ken mendekati Lisa lalu merangkul nya.

Lisa yang tidak paham apa yang dikatakan Ken barusan, ia menyingkirkan tangan Ken dari pundaknya. "Apaan sih Lo? Maksudnya gue cewek Lo apa?" tanya Lisa binggung.

"Bantuin gue untuk kali ini ajah," bisik Ken dan kembali merangkul pundak Lisa.

"Gue gak terima! Cewek kampungan kaya dia gak cocok buat jadi istri Lo!" ucap Niki, membuat Lisa tersinggung.

"Apa Lo bilang? Gue kampungan?" tanya Lisa mulai emosi dengan sikap angkuh Niki. "Biarin gue kampungan tapi bisa menghargai perasaan orang lain, dari pada Lo cantik tapi gak punya etika!" ucap Lisa.

Ken jadi ternganga melihat Lisa yang berani mengatakan itu pada Niki. "Gue bakal balas Lo nanti!" ucap Niki kesal.

"Dan buat Lo, gue bakal bilang sama Tante Anita kalau Lo udah mempermainkan perjodohan ini!" ucap Niki lalu pergi keluar.

"Dasar cewek aneh," ucap Lisa.

Ken bertepuk tangan saking terkejutnya Lisa mau membantunya. "Gila, keren banget Lis," ucap Ken kagum.

Lisa menonyor kepala Ken. "Gak lagi gue bantuin Lo!" ucap Lisa menaruh makanan yang ia bawa ke tangan Ken lalu pergi juga dari ruangan Ken.

"Eh tunggu dulu! Gue belum ngucapin makasih Mak lampir!" teriak Ken namun Lisa tetap saja melanjutkan langkahnya.

Ken tersenyum dan menggeleng kan kepalanya pelan menatap punggung Lisa yang sudah menghilang dari balik pintu. "Gue bakal bawa Lo kehadapan Mama secepat nya," ucap Ken.

***

Istri Kesayangan KendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang