13. Bertemu

14.3K 1.7K 112
                                    

Btw, waktu itu ada yang nanya soal timeline waktu cerita ini, tapi aku lupa jawab wkwk.

Ini timelinenya 1 tahun setelah Anka diusir. Jadi di waktu ini Askar dkk masih belum nikah, mereka juga lagi di waktu-waktu sebelum kelulusan SMA.

🐇

Sabiru, Kenan, Arvie, dan Karina keluar dari mobil. Mobil sudah sampai di halaman mansion.

Sabiru mengernyit melihat para pekerja mansionnya terlihat sedang mengeluarkan beberapa tubuh yang sepertinya sudah tidak bernyawa. Sabiru mengenali beberapa mayat itu, mereka adalah bawahannya di dunia bawah.

Para bawahan Sabiru langsung menundukkan kepala mereka begitu melihat Sabiru. Sabiru menghiraukan mereka, dan langsung berlari masuk mansion dengan Kenan yang masih menangis di gendongannya. Arviepun ikut berlari menyusul Sabiru.

"SAYANG?! ANKA?!" Sabiru langsung berteriak memanggil Anka begitu memasuki mansion.

Ruang tamu mansion sudah dipenuhi oleh genangan darah, ada beberapa mayat lain yang belum dikeluarkan. Sebagian adalah mayat bawahannya di dunia bawah, dan sebagian lagi adalah mayat pekerja mansion. Mansion juga jauh dari kata rapih, semuanya berantakan. Peluru ada dimana-mana, tembok penuh dengan bekas tembakan.

"Tuan!" Seorang pengawal berlari menghampiri Sabiru, kepala pengawal itu diperban, terlihat jelas kalau dia terluka.

"DIMANA ISTRIKU?!" Sabiru berteriak kepada pengawal itu.

"I-itu tuan Anka-"

Ting

Belum selesai pengawal itu berbicara, suara lift lebih dulu memotong ucapannya. Mereka refleks menoleh ke arah lift.

"Tuan tolong berhati-hati, masih ada peluru yang bersarang di kaki anda." Dua orang keluar dari lift. Mereka adalah salah satu pengawal Sabiru dan... Anka.

Pengawal itu terlihat memapah Anka yang berjalan pincang.

"Aoooo." Kenan langsung bersuara begitu melihat Anka.

Anka yang awalnya menunduk langsung mendongak, dia tersenyum lebar dengan mata berkaca-kaca, "Bayiku, Kenanku."

Sabiru yang awalnya membeku langsung tersadar dan berlari menuju Anka, "Sayang! Kamu gapapa?" Sabiru menatap Anka dengan mata berkaca-kaca, perasaannya benar-benar campur aduk.

Anka mengabaikan pertanyaan Sabiru, dia langsung mengambil Kenan dari gendongan Sabiru, Anka lalu mengecupi pipi Kenan, "Bayiku, sayangku, cintaku."

Anka meneteskan air matanya, dia benar-benar takut terjadi hal buruk pada Kenan.

"Aooo oeeee." Kenan ikut menangis melihat Anka menangis.

Anka memeluk erat Kenan, "Tidak apa-apa sayang, mama di sini, mama akan melindungi kamu."

Sabiru yang dikacangi agak cemburu, tapi dia menepis perasaan cemburunya, karena saat ini bukan waktu yang tepat.

Sabiru lalu memeluk Anka dan Kenan dengan erat, dia mengecup puncak kepala Anka, Sabiru meneteskan air matanya, "Syukurlah, syukurlah kalian berdua selamat."

Anka mendongak dan menatap Sabiru, dia lalu terisak, "Aku takut... Aku takut bayi kenapa-napa, jadi aku bunuh mereka semua." Anka agak takut kalau Sabiru akan menjauh setelah Anka membunuh bawahan Sabiru di dunia bawah.

Anka memang berhasil menumbangkan bawahan Sabiru, dan hanya menyisakan satu orang untuk interogasi.

Anka dibantu oleh para pekerja mansion, hal itu juga membuat beberapa pekerja mansion tewas. Terjadi baku tembak di dalam mansion, karena itulah banyak barang di dalam mansion yang pecah.

Anka : SinnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang