chapter 4

638 67 12
                                    

" apa yang anda lakukan tuan muda "

Fobus berkata dengan nada tajam kepada tuan muda keluarga Rovalno itu.
Mata nya segera menelisik keadaan sekitar nya.
ia melihat istri yang sangat di cintai nya itu bersujud di bawah kaki nyonya Rovalno itu..

" sial bajingan bajingan ini...

beraninya sampah ini dengan keluarga ku " batin fobus.

Fobus dengan langkah tegapnya menghampiri sang putra yang terlihat sulit untuk mengambil nafas.
ia lalu terduduk dan memeluk sang putra lembut..

Varrel yang melihat sang ayah pun berusaha menyentuh wajah tegas sang ayah..
namun gagal..
ijadi ia hanya bisa menyentuh kemeja hitam yang menutupi dada ayahnya itu..

dengan bersusah payah ia mencoba berbicara dengan sang ayah yang mulai mengeluarkan tangisnya itu.
namun sayang Varrel hanya bisa menggerakkan mulutnya saja..
namun fobus tau dengan jelas apa maksud sang putra..

ia mengatakan kata ' maaf ' padanya..
lalu setelah itu mata cantik putra nya itu tertutup.

" no no honey.....

jangan dek... jangan tidur...

hey... varrel anak ayah... " fobus berkata lirih..

Ia mengelus rambut halus varrel itu..
berharap jika ia seperti itu tidur putranya akan terganggu..
jadi.. putranya bisa membuka matanya lagi..

Nuri yang melihat sang suami menangis sambil mendekap anaknya itu tak tahan lagi.
ia dengan cepat menghampiri varrel yang ada di pangkuan sang suami.

" adek... mas.. adek... rumah sakit... mas... " Nuri berbicara dengan terbata bata..

melihat sang istri yang juga seperti nya kambuh..
Fobus langsung menggendong kedua permata nya itu.

ia menghiraukan perkataan dari kepala keluarga Rovalno itu , yang mengatakan bahwa ia akan di pecat jika berani melangkahkan kaki nya keluar mansion milik Rovalno.

Persetan dengan semua itu..
sekarang cukup sudah kesabaran nya.
ia langsung menetapkan satu tujuan untuk keluarga kecil nya itu.
yaitu pindah dari negara ini dan kembali ke negara kekuasaannya..
yaitu.. Mexico..



.
.
.
.

1 bulan

2 bulan

3 bulan

Sudah 3 bulan lamanya...
namun Varrel belum juga terbangun dari tidur panjangnya.
di sisinya ada sang ibu yang selalu setia mendampingi nya.

" nak..buna mohon bangun lah...

buna membutuhkan mu sayang " Nuri berkata dengan lirih.

Dari belakang fobus memeluk istri nya itu.
ia sedikit menundukkan kepalanya agar bisa berada di bahu sang istri.

" sayang.. maaf"

Nadanya memang datar.
namun Nuri sebagai istri nya tau..
jika suami nya itu sedang menahan tangisnya.

" Aku hanya takut ..

jika keluarga mu tak menerima kami fobus..

kau tau bukan? jika aku bukan lah orang yang setara dengan keluarga mu..

dan anak kita? varrel? ..
dia adalah anak dari musuh mu..

aku... aku... aku hanya takut " adunya.

Tak bisa di pungkiri..
jika Nuri selalu merasa tidak nyaman selama tiga bulan belakangan ini.
ia selalu merasa cemas akan putranya.

Namun seakan belum cukup.
Ia juga harus menerima kenyataan..
bahwa sang suami adalah Ketua MAFIA KELAS ATAS.
ia yang berada dari kalangan bawah..
tentu merasa tidak pantas jika bersanding dengan suaminya Fobus.

di tambah lagi ternyata , banyak sekali wanita kelas atas yang menginginkan suaminya.

bahkan mereka rela.. jika hanya di jadikan selir atau pemuas nafsu saja.
hal ini tentu menambah rasa rendah diri padanya.

" Sayang.. apapun yang kau pikiran saat ini.. itu semua hanyalah pikiran mu saja..

Seorang pemimpin Mafia bukan hanya harus bisa melindungi dirinya dan kelompok nya saja.

Namun sebagai ketua.. aku juga di wajibkan untuk bisa melindungi keluarga ku sampai titik darah penghabisan.

Selain itu , kami juga mempunyai peraturan.. dimana seorang Pemimpin Mafia , hanya boleh mempunyai 1 istri saja seumur hidupnya.

karena hal itu adalah bentuk suatu kesetiaan.
Jadi kumohon.. tolong percayalah padaku sayang..

jika aku mengkhianati mu dan juga gagal dalam menjaga kalian.
aku Fobus Evando Berlano mengizinkan mu, istri ku.. untuk memenggal kepala ku jika hal itu memang terjadi. " Ujarnya dengan penuh keyakinan.

"Tidak...jangan...jangan mengatakan hal yang buruk fobus...

Aku mencintaimu dengan seluruh hati ku...

Jadi ...bagaimana bisa aku membunuhmu? " Nuri mengelus pipi suaminya pelan..

" Aku ... tidak...kami... percaya pada mu..." Ujar nya sambil mengecup lama dahi sang suami....

"Terimakasih sayang... terimakasih"

Fobus mencium punggung istrinya pelan...
Ia.. memperlakukan istri nya layaknya ratu.

Nuri yang mendapat kan perlakuan romantis seperti itu hanya tersenyum manis..

Lalu ia membisikkan kata kata di telinga fobus sang suami..

" Mari kita Lindungi keluarga kecil kita bersama...suami ku..."

" Tentu sayang...tentu ...."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FirstTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang