Jeff butuh pekerjaan secepatnya untuk membayar sewa apartemen, tempat part time-nya sebelumnya bagai neraka. Bagaimana tidak, seisi karyawan cafe tersebut tidak berhenti melakukan kekerasan padanya.
Bukan Jeff namanya jika tidak mengambil tindakan, tentu saja dia sudah mengambil banyak bukti tindakan penganiayaan mereka. Dalam waktu dekat ini dia akan mengunjungi kantor polisi setempat untuk menyerahkan bukti.
Seorang temannya yang juga berasal dari jurusan teknik menawarkan sebuah pekerjaan, tepatnya di bengkel. Jeff tidak menyangka akan mendatangi tempat seperti ini. Dia tahu jelas bahwa X Hunter bukan sekedar tempat biasa, dia seringkali melihat para pembalap terkenal dari naungan X Hunter di televisi.
"Selamat datang, apakah kamu anak baru itu?" Tanya seorang pria
"Iya, aku sedang mencari tuan Alan apakah anda melihatnya?"
Pria itu tersenyum dan mulai memperkenalkan diri.
"Perkenalkan aku Alan, pemilik X Hunter. Aku tahu namamu Jeff apakah benar?"
"Ahh iya"
"Aku baru saja melihat resume mu. Karena beberapa orang di sini sedang sibuk dan mentor mu juga sedang memiliki beberapa pekerjaan. Maka hari ini aku yang akan memandu mu" Pria itu dengan ramah mengajak Jeff berkeliling, dia sedikit terkejut bahwa pria ini adalah tuan Alan, pemilik X Hunter.
"Terimakasih tuan, ini sebuah kehormatan"
"Tidak perlu terlalu formal, jangan sungkan. Jika kau butuh sesuatu silahkan bertanya"
Mereka mengelilingi area bengkel termasuk showroom dan arena sirkuit balap dimana tempat tersebut biasa dipakai oleh para pembalap untuk latihan.
"Ini beberapa mobil yang pernah dipakai untuk latihan saat, namun yang sedang dikerjakan di bengkel adalah yang akan digunakan saat pertandingan" Jelas Alan.
Jeff begitu terpukau saat melihat belasan mobil terparkir, kerennya lagi, deretan mobil balap itu pernah digunakan untuk turnamen di berbagai negara.
Alan melihat wajah anak baru itu dari samping terlihat memandangi babe dan way yang sedang latihan di sirkuit. Mereka sedang berada di ruang monitoring. Kaca bening yang menampilkan hamparan jalanan berbelok dan mobil mobil yang melaju kencang.
Binar mata Jeff memperlihatkan kekaguman, sesekali dia reflek bergumam ketika para pembalap di bawa sana mengendarai mobil mereka dengan sangat keren.
Alan tidak bisa menyembunyikan senyumnya ketika melihat Jeff, seperti anak kecil yang di berikan hotweels sebagai hadiah.
"Hei nak, apakah itu terlihat keren?"
Jeff beralih menatap Alan dan mengangguk. Meskipun tanpa ekspresi tapi dia terlihat bahagia memandang ke arah arena.
"Ngomong-ngomong sebelum mulai bekerja aku harus mengujimu beberapa hal. Dan juga kamu sepertinya masih terlihat sangat muda, aku tidak yakin kamu akan cocok berada di sini"
"Apakah anda meragukan ku, aku akan melewati tes apapun untuk bisa bekerja disini"
Alan menyukai tekad dan kepercayaan diri anak ini. Dari yang dia tahu kemampuan Jeff tidak bisa diremehkan.
"Apakah kau benar-benar mahasiswa?"
"Hah?"
"Hahahaha tidak tidak, kamu seperti keponakan ku yang berusia 17 tahun"
Jeff malas merespon candaan orang tua di sampingnya, sangat tidak lucu pikirnya.
"Kamu sedikit pendiam ternyata, setelah ini kita akan makan siang dan mengajarkan mu beberapa hal"
Kantin cukup ramai menjelang waktu makan siang, Alan dan Jeff mengambil tempat duduk. Mereka mengobrol beberapa hal.
"Apa kamu tidak gugup Jeff?"
"Kenapa aku harus?"
"Benar juga, aku hanya penasaran saja. Biasanya orang akan sedikit gugup di hari pertama kerja mereka".
Setelah melalui seharian penuh untuk uji coba, matahari mulai terbenam dan Jeff mengemas barang bersiap untuk pulang.
Dia sempat diambil alih oleh seorang staf untuk diajarkan menggunakan beberapa alat yang mungkin akan dia gunakan kedepannya selama bekerja, dari situ dia belum melihat Alan lagi.
Jeff berpamitan dan berterimakasih pada beberapa orang yang dia temui. Hingga dari kejauhan dia melihat sosok pria tinggi sedang duduk di garasi menghadap lintasan. Cahaya lampu yang cukup temaram membuat Jeff awalnya ragu menghampiri.
Untungnya seperti dugaan, dia benar tuan Alan yang ditemuinya tadi. Alan sedang menghisap rokok dapat dilihat dari kepulan asap yang berada di sekitarnya. Tanpa pikir panjang Jeff berdiri tepat di depan Alan.
Alan yang melihat itu sedikit terkejut melihat pemuda manis ini berdiri dengan wajah datarnya begitu saja di hadapannya. Reflek Alan mengibaskan tangan tepat di depan wajah Jeff kala dia telah meniupkan asap rokok yang mungkin akan membuat anak itu tidak nyaman.
"Apa yang kau lakukan di sini? Belum pulang?" Tanya Alan ramah.
"Tuan Alan terimakasih atas bantuannya hari ini. Aku akan pulang sekarang"
Alan mengangguk mengerti. Belum sempat dia menawarkan tumpangan, Jeff sudah berlalu pergi. Dari awal dia berkarir, baru kali ini menemukan anak magang yang sangat dingin seperti Jeff, meskipun begitu nyatanya dia sangat tekun dan bersemangat menjalankan tugasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Baby (AlanJeff)
RomanceSeorang intern muda magang di sebuah bengkel yang menjadi salah satu perusahaan balap mobil legenda dan telah diakui banyak orang. Pemilik X Hunter, Alan dibuat kagum oleh kemampuan Jeff, meskipun sifatnya yang dingin dan penyendiri, Alan berusaha m...