Bagian 1

130K 3.3K 7
                                    

Akhirnya kelanjutan dari My Young Uncle keluar juga. Judulnya tetap sama, ini dibedain cuma gara-gara genrenya udah beda. Untuk dewasa ya, ada adegan-adegan dewasa di dalamnya. Tidak semua bagian, hanya beberapa saja. Maklum, mereka sudah menikah. jadi ini kehidupan pernikahan mereka.

hope you enjoy ^^

note: Agak nggak nyambung sih sebenarnya isi sama judulnya. Tapi nyatanya masih bingung mau dikasih judul apaan. Untuk sementara, pakai yang lama saja dulu. Kalau udah ketemu, nanti diganti lagi.

***

Semua itu sudah berlalu lama. Kehidupan terus berjalan tanpa bisa kuhentikan. Bahkan hari-hariku sudah penuh dengan aktivitas yang jauh berbeda. Dan aku suka ini, karena om Devan, hm, suami tampanku selalu ada di dekatku.

Saat ini aku dan Devan sedang mempersiapkan diri untuk memasuki bangku kuliah. Kami akhirnya memutuskan untuk melanjutkan pendidikan demi meneruskan perusahaan kakek dan papa. Oh, sebutan kakek itu tak bisa kulepaskan begitu saja. Entahlah, mungkin karena seumur aku mengenalnya, aku memang menganggapnya sebagai kakekku sendiri.

Baiklah, dia adalah kakek dan mertuaku.

"Dev, ada mbak Netta di bawah mencarimu."

"Oh iya, sayang. Sebentar."

Mbak Netta adalah manajer baru band mereka yang dinamai d'Earth. Seperti rencana yang pernah mereka ceritakan, akhirnya mereka melepaskan diri dari produser lama. Tapi karena aku tetap menolak keinginan mereka untuk menjadikanku manajernya, terpaksa mereka mencari orang baru. Dan kulihat mbak Netta tidak buruk.

Oh ya, setelah kepergian mama, aku tidak ingin mengekang Devan seperti yang mama dan papa lakukan dulu. Aku biarkan dia bebas memilih jalan yang dia suka.

Keputusannya, dia tetap akan melanjutkan perusahaan kakek dan papa, tapi kegiatan band juga tetap diikutinya. Sejauh ini, aku tidak melihat dia kesusahan. Tapi aku juga tidak begitu yakin setelah masuk kuliah nanti. Dia juga manusia biasa yang mempunyai batas kemampuan.

Seperti dugaanku sebelumnya, band mereka sekarang semakin terkenal dan mulai digilai anak-anak remaja hingga dewasa. Padahal ini belum genap tiga bulan mereka benar-benar memperkenalkan diri ke masyarakat. Dulu saja mereka sudah mempunyai banyak fans. Meskipun nama band mereka diganti, nyatanya kecintaan fans untuk mereka tidak berubah.

Aku melanjutkan kembali kegiatanku menyiapkan sarapan kami, dibantu oleh bi Eni. Asisten rumah tangga kami yang satu ini tetap setia sekalipun sudah tidak ada mama.

"Mbak Netta ngomong apa, Dev? Kok sampai dibelain datang? Biasanya juga ditelpon doang," tanyaku saat Devan sudah menyelesaikan urusannya dengan sang manajer.

"Bukan apa-apa. Oh iya, nanti malam kamu ikut, kan?"

Ah, aku hampir lupa kalau malam nanti mereka ada manggung juga.

"Tapi aku tidak mau berurusan dengan para penggilamu, Dev. Aku tidak akan bisa melawan mereka yang jumlahnya banyak. Sekalipun aku jago jambak-jambakan, tapi itu tidak fair." Minggu lalu hampir saja aku dikeroyok karena mereka mendengar Devan menyebutku 'sayang'. Oh, itu sangat mengerikan.

"Tidak akan, sayang. Ada aku kan yang menjagamu."

"Bagaimana kalau mereka menculikku saat kamu masih di atas panggung?"

Devan bangkit dari duduknya dan memeluk tubuhku dari belakang. "Kenapa harus setakut itu sih? Kan ada mbak Netta, ada Lenny juga, mas Farid sama mas Bima. Lagipula itu adalah tempat ramai, tidak akan ada yang senekat itu. Mereka kesana untuk menonton konser, bukan menculik orang."

My Young Uncle - 2 (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang