Prolog

31 3 1
                                    

Suara dentingan pedang bergema di telinganya, teriakan kesakitan terus terdengar membuat hati dilanda kecemasan khawatir apa yang akan terjadi pada orang yang di sayanginya.Orang yang selama ini hidup dalam kesedihan dan penderitaan karenanya, penyesalan pun terasa sudah terlambat semua sudah terjadi, hanya ada tangis dan air mata.

Di gurun yang luas ribuan orang saling menikam dan menyakiti membawa bau anyir di berbagai arah. Senja yang seharusnya damai dengan pemandangan indah menjadi Medan pertempuran digenangi cairan merah kental berbau amis. Tumpukan tubuh pun berceceran seperti sampah yang berserakan.

Langkah kaki wanita berzirah terasa pendek hanya untuk menemukan orang yang disayanginya, sambil melawan musuh dia terus mencari diantara para manusia yang saling membunuh untuk menuntaskan amarahnya. Ia terus melihat disekitar berharap apa yang dicari terlihat.

Tetesan air bercampur darah menyamarkan kesedihannya seakan langit pun ikut menangis ikut merasakan kesedihan seorang wanita yang terbelenggu penyesalan. 

Andai saja dulu dia bersikap baik, menyayanginya sepenuh hati, memberi kehidupan yang layak di dapatkan seorang anak. Sekarang hanya ada penyesalan tidak berujung jika saja dia bisa mengulang waktu, dia pasti akan menebus kesalahannya itu, tapi sayangnya itu tidak mungkin.

Air mata semakin deras mengalir melewati pipinya begitupun langit yang menitikan air matanya, di depan sana dia melihat buah hatinya yang terluka hatinya sakit melihat ini seharusnya dia sadar lebih awal jika dia menyayanginya, kenapa bukan dia saja yang terluka,  dia harus cepat kesana untuk menebus kesalahannya walaupun tahu ini akan sia-sia dibanding penderitaan anaknya selama ini.

"AWAASS...!!!" Teriaknya saat sebuah tombak hampir menusuk jantung putranya jantungnya serasa berhenti pikirannya kosong untuk sesaat.

Jleb ...

Uhuk..
Uhuk..

Sakit sekali sendi-sendi tubuhnya seakan mati rasa, nafasnya tak beraturan tapi dia harus bertahan sebentar saja ada yang ingin diucapkan ke putranya dia ingin meminta maaf.

"Nak ka..mu baik - ba..ik saj..a kan, maafkan ibunda belu..m bisa men..jadi ibu yang ba..ik." Ujarnya memuntahkan seteguk darah sambil menahan Sakit didadanya air mata mengalir tanpa bisa dicegah saat nafasnya mulai berat.

"Ii..Bunda kenapa melakukan semua ini." Ujar putranya  sambil memangku ibunya di pelukannya. Air mata mengenang dipelupuk matanya tak peduli jika selama ini ibunya bersikap abai dia tidak pernah merasa benci ataupun dendam dia tetap menyayangi ibunya.

"Maaf..kan ibu..nda uhuk yang selam..a ini uhuk.. sela..lu menyiksa ka..mu ibunda men..yayangimu dari uhuk.. du..lu hingga seka..rang." ujar wanita itu berat saat nafasnya mulai tersendat-sendat pandangan matanya mulai buram karena air mata.

"Ibunda harus bertahan agar aku memaafkan ibunda, ibunda harus menebus semua kesalahan ibunda kepadaku." Ungkap putranya sambil menahan air mata dan mengendong ibunya sambil mencari seorang tabib.

"Berhen..ti nak itu aka..n sia-sia wak..tu uhuk.. ibun..da di duni..a ini sudah ham..pir habis ibun..da uhuk.. hanya ingin isti..rahat dengan tenang di pangkuan..mu." ujar wanita itu sambil menatap wajah putranya untuk yang terakhir kalinya  dia ingin mengelus wajah putranya tapi dia sadar tidak punya kekuatan lebih waktunya di dunia ini hampir habis.

"Diam dulu jika ibunda ingin kumaafkan simpan tenaga ibunda untuk menebus kesalahan ibunda." Ucap putranya sambil mencoba menghentikan pendarahan ibunya.

"Putra..ku sete..lah ini ka..mu harus melanjut..kan uhuk.. hi..dup dengan baik, ka..mu ha..rus baha..gia apa..pun keadaan..nya, uhuk... maaf..kan ibunda ti..dak bisa menebus kesa..lahan ibu...nda kepada..mu, tidak bisa mene..mani..mu lagi di duni..a ini dan untuk ayahan..damu uhukk. sampai..kan permintaan maaf ibun..da kepada..nya yah nak." Lirih wanita itu saat matanya mulai memberat, tenggorokannya tercekat saat jiwanya hampir meninggalkan raganya, pandangannya kabur, pun pendengarannya menjadi sunyi, nafasnya mulai berhenti meninggalkan keheningan dan teriakan penuh kesedihan putranya.

"IBUUNNNDAAA!!!." Jeritnya penuh kepedihan. "jangan tinggalkan aku, aku tidak akan memaafkan ibunda, ibunda harus bertahan untuk menebus kesalahan ibunda, ku mohon buka mata ibunda." Ujarnya sambil menangis penuh kesedihan air matanya tidak berhenti mengalir sambil memeluk jasad ibundanya.

Hujan semakin deras menemaninya dalam kepedihan, jiwanya serasa dicabut paksa dari raga pikirannya kosong kebisingan di medan perang seakan tidak terdengar lagi. Dia tidak percaya ibu yang selama ini mengabaikannya, yang selalu bersikap kasar padanya meninggalkannya sendiri di dunia ini. Sambil memeluk jasad ibunya semakin erat  dia bangkit membawa raga ibunya ke pinggir Medan peperangan dan membuat barrier untuk memastikan keamanannya.

Dia harus cepat menyelesaikan perang ini. Dengan penuh amarah dan kesedihan dia berdiri ke tengah medan perang sambil mengeluarkan kekuatan besar yang selama ini ia sembunyikan ini saatnya.

Pada saat itu hujan semakin turun dengan deras kilat menyambar apa saja entah manusia ataupun tumbuhan, angin bertiup kencang menerbangkan debu dan batu di sekitarnya seperti ada yang membuat badai di tengah peperangan tapi para manusia seakan buta dan tuli tidak menyadari perubahan cuaca yang semakin menggila.

Saat ini di antara para manusia yang haus darah baru saja membangkitkan seseorang  yang mempunyai kekuatan besar. Seseorang yang menjadi penentu akhir dunia, seseorang yang ditakdirkan tumbuh dengan air mata dan kepedihan.

Seperti akhir dunia  kehancuran dengan cepat menyebar menumbangkan para manusia yang masih sibuk dengan peperangan, pun manusia yang tak bersalah turut menjadi korban, di tengah kekacauan tampaklah seorang pemuda berparas menawan berpakaian serba hitam, mempunyai perwujudan layaknya iblis dan mempunyai sayap seperti malaikat dengan dua warna hitam yang melambangkan kejahatan dan putih yang melambangkan kebajikan. Dia yang diramalkan menjadi akhir dunia. Dia yang terlahir dari bersatunya ikatan cinta antara kegelapan dan cahaya kebajikan. Dia sang Legenda.

Hai guys gimana dengan prolognya lanjut tidak
Vote dan Koment jika ingin lanjut

The Final Boss's MotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang