2

7 2 0
                                    

"mari kita lihat, sejauh mana luka kepalanya telah membaik" jaemin memperhatikan bekas jahit nya dan membersihkannya

Dua minggu ini, luka nya mulai membaik, apa kau memiliki keluhan? " tanya jaemin memperhatikan pasien nya yang amat mengesalkan selama dua minggu ia rawat ini

"aku jadi sering mengantuk, kau memberiku obat tidur? "

"itu efek obat yang ku beri untuk jahitannya, ada lagi? "senyum jaemin ia kembali memperban luka nya

"kapan aku akan melakukan terapi berjalannya? "

"mwo... Jangan terlalu buru buru, ini baru dua minggu, tengkorak lutut belum bisa banyak bergerak, belum sepenuhnya kokoh" gelak jaemin pada pria tersebut

"dimana menejermu tuan, biar aku memberikan resep pada nya agar ia menebus di apotek bekalang?" jaemin menuliskan sesuatu di kertas dan meletakkannya di meja nakas

"jika nanti menejermu datang berikan ini pada nya, jangan lupa, ini imbalannya untuk mu" peringat jaemin dan memberikan buah jeruk yang sudah ia kupas ke tangan pasien nya

"aku bukan anak anak yang harus kau beri imbalan dengan memberi manisan" kesal pria tersebut tapi ia tetap memasukkan jeruk tersebut kedalam mulutnya

"baiklah, aku harus kembali ke ruanganku"

Jaemin merapikan selimut pria tersebut dan selepas itu ia keluar

"dia pikir aku anak anak yang harus diberi manisan"kesal jeno dan ia kembali merebahkan badannya

Sedangkan jaemin kini ia melangkah riang ke ruangannya, ia akan menganti baju lalu bebas, ia berencana akan pergi ke cafe lalu pulang bersama teman temannya

"kulihat kau bahagia hari ini, apa ketua jung tidak memanggilmu lagi? " tanya renjun pada jaemin yang bersenandung sedari tadi di ruangnnya

"ayoooo pergi, jarang jarang aku mau pergi ke cafe bersama kalian bukan?"

Akhirnya merek keluar dari ruangan jaemin bersama, selama di lorong rumah sakit mereka menyapa teman teman mereka

"ku fikir kau memang jalang oppa ku, aku kasihan sepupu ku harus dapat yang tak berkualitas untuk nya" ujar sedih perempuan yang berdiri di sudut meja loby

"benarkah, tapi kau yang lebih terlihat jalang hari ini, mana ada dokter yang berpakaian seperti jalang kalau bukan disini" sinis renjun membalas dan menatap tampilan dokter park siyeon

"upss, kau mau konser di mana, di ruang mana, nanti akan aku bagikan tiket nya nona park" senyum haechan dan mencabut bunga plastik dan memberikan pada siyeon"aku pengemar mu juga park" ejek nya

"kau lulus disini hanya karna kau anak dari sepupu ketua, jadi jangan sombong, disini jika ingin sombong kau harus masuk dengan ini" renjun menunjuk kepala nya " jika bermodal selengkang untuk naik jabatan kau memang menang" timbalnya lalu membawa dua sahabatnya melangkah keluar dari rumah sakit

Semua perawat tersenyum setelah mendengar pengakuan tiga sahabat tersebut

"kenapa kalian melihat ku, kalian mau ku pecat?!" pekik siyeon dan mengambil tas nya untuk pergi juga












Pagi pagi sekali saja na jaemin sudah berada di rumah sakit dan memeriksa pasien nya  yang akhir akhir ini sangat ingin ia lewati tapi, bagaimana lagi

"gips nya sudah bisa kita buka, tapi untuk terapi kita akan lakukan minggu besok tuan lee" jaemin membantu melepaskan gips dan juga melepaskan jahitan di kepala nya

"na, ketua ingin berbicara pada mu" renjun yang baru saja menemui jaemin di ruang rawat pasien nya

"aku tidak mau lagi masuk di ruangan bajingan itu,katakan saja pada nya aku jijik pada nya" kesal jaemin berbisik pada renjun

"tapi ini perihal operasi pagi ini"

Jaemin segera menatap renjun dan segera menyelesaikan pekerjaan nya melepas gips pasiennya

"aku tidak punya jadwal untuk pagi ini, itu milik park siyeon"

"tapi jalang itu belum datang, dia mengabari ketua dengan alasan dia harus pergi perawatan wajahnya pagi ini" kesal renjun dan memohon pada jaemin" aku mohon, siyoen berada di kelompok C saat rapat kemarin"

"lihat saja jalang itu, aku akan membunuh nya" kesal jaemin dan ia segera bergegas keluar dan membiarkan renjun menyelesaikan tugas nya

"kemana si cerewet itu?" tanya keno pada renjun

"ada operasi mendadak, jadi ia harus pergi, ayo kita lanjutkan melepas benang jahit di kening mu " renjun melepaskannya sangat pelan pelan

Karna ia lebih biasa merawat anak anak, jadi tak bisa kasar

"sudah selesai, ini milik mu sekarang" bujuk renjun dan memberikan Hotwheels ke tangan jeno

Namun segera renjun menepuk keningnya"kau sudah dewasa jadi kenapa harus di beri motor motor seperti ini oleh si na" kesal renjun tapi ia membereskan peralatan

"nah, pesan dokter na kau sudah bisa pulang, minggu besok harus pemeriksaan dan katakan juga pada menejermu untuk mengabari nya"

"apa menejer ku berpacaran dengannya, kenapa harus saling berkabar?"tanya jeno pada renjun

"ini untuk kelanjutan pengobatanmu tuan, kalau begitu aku pergi lebih dulu, nanti siang kau sudah boleh pulang jika dokter na tidak kesini bisa langsung pergi saja " senyum renjun

"aku lebih memilih motor asli dari pada Hotwheels seperti ini, apa apaan ini" lesal jeno tapi ia mengambil kumci motornya lalu menyangkutkan ban motor Hotwheels nya di gantunagan motornya

"ini lebih keren" gumam jeno dan ia meletakkan kunci nya lagi




Jaemin baru saja keluar dari ruang operasi,ia melepaskan sarung tangan lateknya dengan kasar dan membuangnya di tong sampah

"dokter na, ketua ingin berbicara pada mu" ujar perawat yang kini menunduk pada nya

"terimakasih seungmin, istirahat lah kau pasti lelah karna ini bukan sift mu, aku akan memintak keadilan pada dia untuk kelompok kita, juga nanti siang ajak lah mereka ke kantin"

"baik dokter na"

Saat jaemin menuju ke ruang ketua, ia berpapasan dengan siyeon yang baru saja datang

PRAK

Tamparan nyaring tersebut membuat orang orang yang berada di lorong di tepi taman meliahat le sumber suara

"kau senang setelah perawatanmu? " tanya jaemin

"YAAAA kau ,aku baru saja menenangkan kulit wajah ku! " pekik siyeon pada jaemin dan ia balik menampar jaemin

"kau puas, karna mu pasien sekarat, dan dengan enteng kau membatalkan hari operasi nya padahal kau tau apa akibatnya jika kau terlambat mengoperasi nya, apa kau benar benar bersumpah saat sumpah menjadi dokter saat di kampus mu, atau kau bukan lulusan kedokteran yang murni...jika kau benar benar tak berniat menolong orang orang jangan memakai menyematkan nama dokter di belakang nama mu, kamu membuat sumpah kedokteran menjadi menjijikkan atas sifat mu pagi ini bodoh! " kesal jaemin mendorong siyeon sampai terhenti di tembok

"kau fikir aku tak berani menegurmu, ini bukan pertama kali nya kau berleha leha dalam ruang operasi, kau memang lebih tinggi pangkat mu dari pada ku, tapi otak kau tak berjalan dengan pintar, kau hanya mengandalkan sepupu mu atau selengkanganmu untuk direktur"

"ya kau yang jalang, apa apaan kau berkata seperti itu, jelas jelas itu sifat mu" elak siyeon memperhatikan perawat dan dokter serta pasien yang memperhatikan mereka berdua

"lalu bagaimana cara mengelaknya, jelas jelas kau menyadari kesalahanmu jadi kenapa kau "

"na jaemin"

Jaemin segera menatap kesal pada ketua jung yang memanggilnya lalu menarik siyeon untuk berdiri di belakangnha

"kau selalu berlaku kasar pada adik ku" ujar ketua jung pada jaemin di iringi dengan cengraman dagunya

"kalian berdua sama sama jalang" gerutu jaemin menatap sengit pada ketua jung

"wow wow, pelecehan macam apa ini" jaemin melirik siapa yang melerai perkelahian ini

"sesama dokter seharusnya kalian tau yang mana lebih benar,aku saja yang baru sebulan disini sudah melihat berpedaan antar kariawan disini"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

continuously or uninterrupted Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang