27.

5.5K 530 44
                                    




..

Nale. Nalendra berjalan di buntuti Siloh di belakangnya.

Dia memang setiap waktu mengikuti partisipasi olimpiade yang terus menerus di sarankan oleh sang guru.

Tentu saja. Karna benefitnya cukup menggiurkan, jadi Nale mengambilnya. Toh bukan masalah jika otaknya berfikir sedikit jauh, itu tak terlalu keras.

Pintu di buka oleh Siloh. Dia masuk dan di sambut senyuman dari bu Yati.

"Duduk nak Nale."

"Bentar ya. Tunggu satu siswa lagi."

Cukup bosan menunggu. Nale tak memperdulikan murid satu sekolahnya. Siapalah namanya, Ia bahkan tak terlalu ingat.

Tak perduli juga. Asal mendapatkan piala. Ia tak mau pusing.

"Nah, ayo nak sini." Ujar bu Yati. Setelah melihat satu siswa masuk dan berkumpul dengan mereka.

4 orang total yang tengah duduk. Tentu saja Siloh berada di luar. Dia terlalu bodoh untuk mengikutinya. Pikir Nale.

"Di mana Bu?"

"Amsterdam-"

"What?!" Secara serentak Nale merasa mereka tengah keberatan. Posisi di mana mereka akan singgah untuk waktu 7 hari.

Nale sendiri masih tak peduli dengan itu. Sudah di bilang ia sama sekali tak peduli.

"Kenapa? Ngga ada pengunduran diri ya. Kalian udah yang paling teratas di sini." Ujarnya.

"1 orang yang biasanya sama kalian, lagi ngga bisa, gara2 di rawat di rumah sakit."

Bu Yati membuka buku. "Sebenernya ada 1 siswa lagi yang keliatannya mumpuni. Tapi sayangnya dia masih baru. Jadi itu tidak di sarankan oleh Kepala sekolah kita."

Beberapa saat setelah berbicara. Suasana masih tetap tegang. Yati menghela nafas.

"Ya sudah ya. Ibu cuma mau minta kerja samanya aja. Terserah kalian mau gimana. Sekolah sudah kasih kisi-kisi dan materi. Tapi Ibu yakin kalian tidak memerlukan itu."

"6 hari lagi ya kita berangkat. Jangan lupa passport dan kartu indentitasnya di kumpulkan."

Bu Yati berdiri. Dia menepuk tangan dan mengangguk.

"Ok karna Callian ngga bisa. Fredrick ... George ... Jayden ... dan Nalendra. Ibu harap kalian bisa raih kemenangan ya!"

..

Jayden berdecak sebal. Dia melirik mereka bertiga tak minat. Di pikirnya kenapa dia harus ikut olimpiade ini lagi? Apa tidak cukup piala tahun kemarin yang Ia bawa sampai penuh di kopernya?!

Matanya terpusat Fred dan George yang tengah menghentikan siswa dengan tubuh kecil.

Jayden berdiri di sini. Mengamati mereka. Takut-takut, ada yang tak beres dan malah menimbulkan kerusakan.

Tapi, tidak.

Kenapa Jayden malah terfokus pada bahu anak itu? Bahu sempit dan ... pinggang kecil.

Azura (New seasons)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang