PROLOG

5 2 0
                                    

Panggil aku Eci bisa juga panggil Buci (Bunda Moci)

Dan aku panggil kalian Moci sebagai nama khusus untuk para pembaca ceritaku😻

Next 🤸🏻‍♀️🤸🏻‍♀️🤸🏻‍♀️

Ecii mendedikasikan cerita ini untuk Eci sendiri. Ada yang baca syukur, nggak ada yang baca juga ga masalah. Sebenarnya definisi bahagia itu seperti apa?

Buat Moci" yang tidak sengaja mampir sebagai pembacaku. Aku usahain bikin cerita ini bahagianya yang banyak.

•••

"Kehidupan setelah kematian, apakah akan ada keabadian setelah itu?"

Ini tentang dia yang ku temui di tahun 2019 masa itu.

•••

Akhir di tahun 2019 gadis itu tampak menangis. Entah perasaan hancur apa lagi yang bisa di artikan selain sebuah tangisan. Poni tipisnya beterbangan akibat berlarian di lorong rumah sakit.

"Tuhan, jangan dulu," sedari tadi mulutnya komat kamit menyebutkan kalimat itu.

Genggaman bucket mawar putih yang ia bawa kian mengerat takkalah tangannya mengepal hebat. Bahkan tangkainya terlihat patah. Gadis itu menarik nafas kecil agar tetap tenang ketika tiba di depan pintu ruang rawat dengan nomer 120.

Membukanya setelah itu melangkah memasuk, tampak kerumunan Perawat dan dua Dokter yang sedang membelakangi. Bucket bunga yang sedaritadi ia genggam pada akhirnya terjatuh sia-sia di lantai.

Dunianya hancur.

Kali ini saja, yakinkan bahwa yang ia lihat di depan sana, hanyalah sebuah ilusi. Kakinya melangkah cepat mendekati sosok pemilik tubuh yang melemah di atas barankar.

"Ja," tangan gadis itu terulur meraih pergelangan tangan yang dibaluti sebuah selang infus. Dokter dan perawat yang tadi menangani kian perlahan berhenti untuk mengatasi pasiennya. Karena mereka tahu bahwa hal itu sudah tak bisa lagi.

Mata teduh itu memaksa terbuka. "Senyum ya?" tutur lelaki itu pelan. Ia menatap gadisnya dengan sebuah senyuman teduh. Mungkin ini adalah senyuman terakhir yang akan menjadi sebuah pengantar perpisahan.

"Jangan sedih, jangan sakit, jangan pernah salahin diri sendiri lagi–"

"Pasti, tapi selagi sama kamu kan?" balas gadis itu.

Sungguh, mimpi buruk seperti apa lagi ini?

Gadis itu kian menangis sesenggukan ketika melihat laki-laki yang ia sayangi tampak menghirup udara dengan tersengal-sengal. Bahkan jika dilihat, alat bantu pernafasannya tak cukup untuk menstabilkan deru nafas kekasihnya.

"J-ja?" panggil gadis itu memastikan.

"Ja!" seketika tangisnya langsung pecah di dalam ruangan serba putih itu.

Jelas tak ada balasan, genggaman yang tadinya mengerat, kini mulai terkulai lemas. Tubuh kekasihnya kaku, bunyi monitor di samping ranjang mulai terdengar nyaring hingga memekikkan telinga.

"DOKTER! SUSTER TOLONG!" teriak gadis itu histeris. Ia menangis, menangis ketika melihat mata indah itu sudah tertutup damai. Tubuhnya benar-benar terjatuh lemas dibawah lantai yang beralaskan keramik dingin.

Ini seperti sihir, waktu rasanya terhenti. Sesak, sakit, kehilangan, tak ada yang bisa menggambarkan betapa hancurnya perasaan gadis itu. Dia sungguh kehilangan tokoh utamanya. Tokoh utama seorang lelaki yang telah menjadi pusat dunianya pada masa itu.

"Pasien dinyatakan meninggal pada pukul 00:01 memasuki tahun 2020 dini hari."

•••

TBC

| RAJASSA MAHABIRU
| KA'ALA DENARA
___

follow akun WP penulis :
HyyCyyy6

follow ig : wp.moci

bisa juga follow ig pribadi Eci : @e4eci

see youu👋🏻

Note :

Makasih karena Moci sudah berkenan membaca kalimat di dalam cerita ini🫀🤍

Kisah ini belum berakhir, masih sebuah kisah di awal epilog. Jadi untuk moci moci kuuu.

Ayo tetap menetap di sini:)

DI SUDUT TELAGA BIRUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang