"Biru, apakah tahun 2020 akan sama indahnya dengan tahun 2019?"
•••
BAB 01
DUNIA BIRU"Aa lukanya nanti infeksi atuh, bibi obatin ya?" suara wanita paruh baya itu terkesan membujuk. Ia merasa miris melihat luka-luka di wajah putra majikannya.
Remaja laki-laki itu menggeleng. "Lukanya nggak serius banget kok Bi. Lagian Biru kuat, udah biasa nerima luka kecil kayak gini," balasnya.
Rajassa Mahabiru cowok itu berdiri setelah lama terdiam duduk di lantai yang rasanya begitu dingin. Bi–Jian selaku pengasuh Biru dari bayi terlihat menghela nafas pasrah.
Bi Jian yang semulanya berjongkok ikut berdiri. "Tapi janji, nanti kalau sampai di kamar, lukanya harus di obati ya? Bibi udah naruh P3K di laci Aa kemarin," perintah bi Jian dengan ekspresi memohon.
Kadang kala wanita paruh baya itu merasa gagal melindungi Biru yang sering kali di pukuli oleh ayahnya. Bahkan parahnya hingga babak belur.
Biru tersenyum tipis. "Makasih ya bi," ucapnya tulus. Setidaknya masih ada orang baik di rumah ini. Orang baik yang benar-benar memahami Biru.
Perlahan kaki yang dibaluti sepatu putih itu melangkah menaiki anakan tangga rumah. Ah, mungkin bisa di ralat. Ini bukan rumah, melainkan neraka bagi Biru. Sampai di lantai dua. Cowok itu tak sengaja berpapasan dengan saudara laki-lakinya. Mungkin pemuda itu berniat turun ke lantai bawah.
Salah satu sumber luka Biru ada di sana. Rajassa Siregar Mahatma cowok itu adalah kakak tiri Biru yang umurnya setahun di atas umur Biru. Sayang sekali nama Siregar Mahatma harus diikuti Rajassa yang jelas-jelas marga keluarga Biru. Memilih acuh, ia kembali melanjutkan langkahnya menuju kamar.
Masuk ke dalam ruangan itu, segera Biru merebahkan tubuhnya di atas kasur. Cowok itu tak peduli dengan luka lebam yang berdarah di wajahnya.
Mau tahu luka ini dari siapa? Jelas luka ini adalah hasil karya Mahesa–Ayah Biru. Biru ketahuan ikut balapan liar oleh lelaki paruh baya itu. Tentu saja tak akan ketahuan jika Regar tak cepu kepada papahnya.
Biru juga seorang lelaki. Cowok mana yang tidak merasakan patah hati ketika melihat perempuannya berselingkuh di belakang. Mana sambil rangkul-rangkulan.
Karena berhubung di tawari oleh temannya untuk ikut balapan, alhasil ia melajukan motornya memasuki area balapan liar malam itu. Perasaan Biru kacau sehingga melampiaskannya dengan cara balapan.
Ada momen saat Biru tak sadar jika di antara banyaknya penonton ada teman Regar yang juga ikut menonton. Sialnya orang itu memotret Biru lalu di kirimkan kepada Regar.
Begitulah. Regar memang selalu haus pujian Papah. Si tukang cepuh dan anak emas yang hanya dia yang selalu di banggakan. Tentunya berbanding terbalik dengan Biru.
Biru iri? Tentu saja. Lagipula manusia mana yang tak mempunyai rasa iri jika selalu di banggakan oleh papahnya? Yang selalu di beri hadiah, yang selalu paling di utamakan.
Terlepas dari itu. Biru memilih melupakan semuanya sejenak. Cowok dengan kaos hitam polos itu mengambil sebuah gitar berwarna abu-abu yang terletak di samping meja belajarnya. Ia berjalan menuju area balkon lalu duduk di sebuah kursi kayu.
Malam ini pukul 01:45 Biru bernyanyi sendirian bersama alunan nada petikan gitarnya. Selalu begitu, sepi dan sendirian.
"Shss..." ia mendesis seraya menyentuh sudut bibirnya yang terasa robek.
KAMU SEDANG MEMBACA
DI SUDUT TELAGA BIRU
Novela Juvenil"Kehidupan setelah kematian, apakah akan ada keabadian setelah itu?" ••• Rajassa Mahabiru. Nama seorang laki-laki populer yang tak sengaja menjadi teman bangku Kala. Nama itu begitu indah bukan? Nama yang akan selalu Kala ingat beserta kenangannya n...