Selena yang tiba-tiba menghilang dari acara membuat semua orang panik. Selena sendiri tidak menyangka Ben akan mencarinya dan membuat acara keluarganya hampir gagal.
"Bunda tidak menyangka Ben akan sepanik itu cari kamu, Sel. Dia sampai minta acara ditunda sampai kamu ketemu." Selena memejamkan mata mendengar sang ibu terus mengucapkan kalimat yang sama sejak acara selesai.
Selena bersama orang tuanya sudah ada di kamar hotel tempat mereka menginap selama di Surabaya. Acara sudah selesai sekitar satu jam lalu.
"Aku sepertinya akan sangat tenang jika putri kita menikah dengan pria seperti Ben." Selena memejamkan mata pura-pura tidak mendengar ucapan ayah dan ibunya. Saat matanya terpejam ingatan Selena kembali pada kejadian di tangga darurat tadi. Ia dan Kai harusnya sudah berciuman jika Ben tidak datang. Untung saja Kai cepat berlari turun ke lantai bawah.
"Aku mau turun membeli kopi." Selena langsung bangkit lalu turun dari kasur.
"Ini sudah jam 10, kembali ke kamar saja. Kopi kan bisa pesan nanti diantar."
"Sebentar saja Yah, aku akan langsung kembali ke kamar setelah itu." ayahnya menghela napas pasrah. Akhirnya ia izinkan sang putri keluar hotel membeli kopi.
Niat hati ingin bertemu Kai, Selena sudah senang karena berhasil mendapat izin keluar hotel tapi ternyata sang ayah mengirim Ben untuk menyusul.
Selena mengirim pesan pada Kai jika mereka tidak bisa bertemu karena ada Ben.
Kai, tetaplah Kai. Meski dilarang, tetap datang ke tampat Selena membeli kopi. Dengan pakaian santai: celana olahraga, kaos putih dan topi. Kai sudah lebih awal duduk di smoking area. Kai tersenyum ke arah Selena yang sedang menatap.
Selena segera mengambil kopi pesanannya setelah membayar. "Ben, ini sudah larut aku harus segera kembali ke kamar."
"Aku antarkan."
"Aku bisa sendiri, kamu tenang saja. Kita berpisah di lobby saja."
"Ku antarkan sampai depan lift." Ben masih berusaha. Selena jadi tidak enak hati untuk menolak, mau tidak mau ia menerima tawaran Ben.
Saat bersiap meninggalkan kafe, mata Selena menelisik seluruh penjuru kafe mencari laki-laki yang tadi duduk di smoking room. Namun nihil, tidak ada lagi Kai disana. Selena menghela napas, Kai yang misterius membuat ia bingung.
"Terimakasih, Ben." ucap Selena saat mereka sudah berada di depan lift yang menuju ke kamarnya di lantai 10.
Pintu lift tertutup, hanya ada Selena yang kini menyandarkan punggungnya ke lift. Dari lantai satu lift tidak langsung naik, turun dulu ke basement karena sepertinya ada yang ingin naik juga. Selena bersiap akan ke pojok lift saat pintu terbuka.
"Kak?" Kai jadi objek pertama yang Selena lihat ketika pintu lift terbuka. Selena tersenyum menyambut Kai, namun senyum itu tidak bertahan lama. Senyum Selena luntur, saat Kai masuk lift hanya diam.
Suasana hening sesaat setelah pintu lift tertutup. Dari ekor mata Selena melihat Kai yang hanya menatap lurus ke depan.
"Aku cemburu."
Selena langsung menghadap ke samping, menatap Kai yang masih memasang wajah dingin. "Aku tidak tau kenapa bisa bertemu Ben disana—"
Kai menarik pinggang Selena, mencium sang gadis secara berutal. Bibir Kai menginvasi bibir Selena tanpa ampun, tidak perduli bahwa ada fasilitas umum kamera cctv yang memantau.
"Mmphh." Tangan Kai sengaja meremas dada Selena agar membuka mulut. Selena yang semula kaget, mulai terbawa ciuman itu. Tangan Selena melingkar ditengkuk Kai, menarik agar semakin memperdalam ciuman mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marrying Mr. Freak
RomanceDipertemukan oleh semesta di situasi yang tidak terduga yang akhirnya membawa Kai Jovian Adiyaksa dan Selena Gilbert dalam sebuah hubungan. Apakah hubungan itu berjalan lancar atau sebaliknya? ____ Ketika Kai Jovian Adiyaksa yang merupakan CEO KJ Co...