3. Pulang

13.1K 926 22
                                    

Kini Aiden tengah berdiri menatap mansion besar milik keluarga Akio. Satu Minggu dari sekarang Mafu resmi akan diangkat menjadi bagian dari keluarga Akio, tepat saat ulang tahunnya ke 16 dan Aiden yang sekarang tak akan pernah peduli dengan itu semua.

"1 Minggu, okay cuma 1 minggu waktu gue."
Ucapnya dengan helaan nafas.

'Aiden yang sekarang gak akan pernah mengemis perhatian lagi, Aiden yang sekarang gak akan peduli dengan keluarga ini lagi dan Aiden sekarang gak akan bersikap lemah didepan keluarganya seperti dulu lagi.'
Ucap Aiden dalam hati.

Melihat tuan mudanya hanya diam, Nanami merasa khawatir dan takut jika tuannya ini merasa sedih pada keluarganya.

"Tuan....mu.."

"Nanami"
Panggil Aiden menghentikan ucapan Nanami.

"Ya tuan muda ?"

"Antar Aiden ke kamar"

"Baik, mari"

Mereka melangkah memasuki mansion itu. Suara gelak tawa terdengar memenuhi ruang keluarga yang akan dilewati Aiden. Terlihat tuan Akio (ayah Aiden) dan kedua kakak Aiden serta remaja seumuran dengannya yang bisa dipastikan jika itu adalah Mafu tengah bercanda dan bersenang senang bersama di ruang keluarga.

Meski Mafu belum resmi menjadi bagian dari Akio, ia sudah sering ke mansion ini karena di ajak Yuki, Yama atau bahkan tuan Akio sendiri.

Mungkin jika Aiden yang dulu sebelum masuk rumah akan berteriak "aku pulang" agar semua keluarganya tau dan menyambutnya, tapi sayang mereka tak pernah peduli entah Aiden pulang atau tidak.

Aiden yang dulu mungkin akan marah dan mengolok olok Mafu jika melihat hal seperti ini. Tapi ini Aiden yang diisi oleh jiwa Raksa, Jiwa yang sudah lama merasakan rasa sendiri dan mandiri.

Aiden melangkahkan kakinya menuju tangga, karena kamarnya yang terletak di lantai dua. Baru akan menginjak tangga pertama, suara sapaan riang ceria serta suara langkah yang kini menuju ke arahnya.

"Bang Ai"
Panggil Mafu lari menuju ke arahnya, lalu merangkul lengan Aiden erat.

Aiden yang mendengar itu serta lengannya yang dipeluk erat hanya menatap datar ke arah Mafu.

'Drama dulu keknya, eh... Abang ? Bentar bentar, bukannya dia lebih tua beberapa bulan ya dari gue ? Kok manggil gue Abang ? Dia Di Januari ini kan diangkat jadi bagian Akio tepat di ulang tahunnya yang ke 16, sedangkan gue September baru 16. Kita terpaut 8 bulan woy!!!"
Heran Aiden dan tanpa sadar melamun.

'Oooooooo gue paham sekarang. Pasti ni anak pengen keliatan sipaling bungsu biar yang lain lebih manjain dia Dan kelak di masa depan biar dia disangka bungsu Akio beneran dan Aiden semakin dilupain jadi bungsu Akio yang asli'
Pikir Aiden lagi.

"Abang...bang Ai"
Panggil Mafu sambil menggoyangkan lengan Aiden.

"Abang marah ya sama kita ? Abang marah karena kita gak datang waktu Abang sakit ? Abang juga pasti marah karena kita gak ada waktu Abang sadar dan gak jemput abang."
Lanjut Mafu dengan wajah sedih.

'Ah elah suuzon mulu ni anak. Gue kagak peduli ye mau keluarga lo ini ada atau jemput gue apa kagak. Emamg sih lo sama ni raga seangkatan, tapi Jiwa gue udah 18 thn. Pikiran gue gak kek bocah yang haus perhatian. Eh.. lo bogel banget sih, tinggi cuma sebahu gue.'
Pikir Aiden.

"Abang...Mafu minta maaf. Ayah, bang Yuki sama bang Yama nemenin mafu beli gitar. Jadi belum ada waktu buat jenguk abang. Rencananya hari ini kita kesana, tapi abang udah pulang."

' Hilih ampas, gue gak sadar 3 hari ye!!! lo pada cari gitar butuh waktu 3 x 24 jam gitu ? Dan gue tau ya, Lo bilang gini aslinya mau ngehina gue kan ? Lo secara halus kasih tau gue kalau nemenin lo lebih penting dari pada jengukin orang sakit kek gue. Halah basi.'
Ungkapan kekesalan yang hanya bisa diungkapkan dalam hati oleh Aiden.

"Hmm, ga masalah. Nanami antar Aiden ke kamar."
Jawab Aiden.

Jawaban itu berhasil membuat orang yang berada disana tertegun, pasalnya Aiden biasanya akan berteriak dan berbicara kasar pada Mafu. Tapi apa ini ?

'Aiden yang sekarang bukan Aiden yang gampang menunjukkan emosinya, jadi gue jabanin drama Lo ini!!! kita liat aja."

Setelah mengatakan itu dia berbalik dan menuju kelantai atas untuk istirahat dikmarnya.

'Dia berubah'
Pikir semua orang  di ruangan itu

Tanpa mereka sadari ada orang yang mengepalkan tangan menatap benci pada kepergian Aiden.



















Setelah kepergian Nanami dari mengantarnya, Aiden merebahkan diri di kasur yang menjadi kamarnya saat ini.

'Empuk, lebih empuk dari kasur gue dulu. Ruangannya bagus, bersih dan lebih luas dari kamar gue dulu sebagai Raksa. Tapi kamar ini harusnya tak sebanding dengan apa yang harus didapatkan oleh seorang bungsu dari keluarga Akio.'
Ungkap Aiden dalam hati.

"Okay, kita susun apa yang boleh dan apa yang gak boleh kita lakuin di novel ini. Tujuan gue cuma hidup tenang, Membalas semua perhatian kebaikan orang yang peduli sama Aiden dan ga mau bergantung pada keluarga Akio. Oh iya dan juga walau gue ga peduli sama nih keluarga, tapi posisi Aiden sebagai bungsu keluarga ini ga boleh geser sedikitpun."
Ucapnya.

Aiden mulai menyusun rencananya dengan menulis pada sebuah kertas.

Isinya :
1. Cari beasiswa
"Ya walau tu sekolah milik bokap Aiden tapi gue gak mau bergantung ngandelin ni keluarga stress. Gue akan tunjukin seberapa pinter otak gue, toh orang sekolahnya Aiden juga gak tau kalau Aiden bagian keluarga Akio. Mereka taunya keluarga Akio punya 3 putra penerus tapi selama ini yang masih di tunjukin ke publik hanya Yuki dan Yama."

2. Cari kerja.
Aiden melangkahkan kakinya menuju ke loker yang berada di sebelah lemarinya, disana dia menemukan sebuah kartu debit dan buku tabungan.
Aiden asli pernah bilang kepadanya bahwa dia memiliki Akun You**be yang isinya adalah konten dia bernyanyi, dia menggunakan nama samaran "Ai" dan tidak pernah menunjukkan wajahnya. Serta dia juga bilang bahwa memiliki pekerjaan online sebagai Art Director.

" Kedua Pekerjaan ini gak ada orang yang tau keknya, isi tabungan Aiden banyak juga weh. Sukses secara diam diam ini mah. Sebagai Art Director dia menjalin kerja sama dengan perusahaan perusahaan ternama, tapi dia tetep gunain nama samaran "Den". kenapa gue dulu waktu jadi Raksa gak nyoba kerja gini ? toh gue bisa semua. Aaaaah gue terlalu pemalas dulu. Ok gak papa gue akan lanjutin ini dan Bahkan akan bikin lebih baik. Tapi karena gue juga gak mau orang tau pekerjaan Aiden ini, gue akan cari kerja part time buat nutupin gimana gue dapat uang selama ini."

3. Jangan caper ke keluarga Akio dan pengikutnya.

4. Jangan peduli hal apapun di keluarga Akio.

5. Berbuat baik pada orang yang peduli Aiden.

"Ok,untuk saat ini segini dulu,yang lain sesuaiin ajalah"
Ucap Aiden.

Setelah itu Aiden bersiap mandi karena selama dia sakit dia tidak mandi dan itu mengganggunya.












TBC













Keterangan :
Nama samaran Aiden sebagai seorang creator adalah "Ai"
Nama samaran Aiden sebagai Art Director adalah "Den"

Maaf typo












👋👋👋

TransmigrasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang