BAB I

20 4 4
                                    

Pagi ini Isabell sedang bersiap untuk berangkat kuliah bersama sahabat-sahabatnya yang hari ini memiliki jam kelas yang sama dengannya.Afifah yang sibuk dengan jilbabnya terlihat sangat tenang dan cekatan. Daisy yang sudah siap menunggu Isabell yang masih memakai make-up nya.

"Bell, buru deh, tinggal 10 menit lagi nih dan kamu belum catokan, kita belum keluar apart,kita bisa telat lagi karna nungguin kamu terus, beeeel" ucap Daisy dengan muka kesal dengan nada suaranya yang berat.

"Iyaaaa, sabar dong. Paling dosennya setengah jam lagi baru masuk" jawab Isabell sambil terburu-buru mengambil catokan

"Seharusnya kamu mandi duluan bell, bukan jadi yang terakhir, karna kamu lama banget kalau dandan." Lanjut Afifah dengan suara lembutnya.

"Aku semalem pulang larut banget, abis di ajakin casting sama senior buat produksi film untuk tugas akhir dia." Jawab Isabell dengan muka malas.

"Terus kamu mau?" Kompak Afifah dan Daisy, seketika mereka berdua menatap intens Isabell. Isabell yang di perhatikan begitu, berusaha secepatnya untuk mengakhiri dandanannya dan pergi ke rak sepatu.

"Belum aku jawab, aku mau tanya kalian dulu. Apa aku pantas jadi pemain utama? Aku bahkan belum pernah jadi talent." Jawab Isabell sambil memakai sepatu.

"Ya pantes lah." Jawab mereka berdua. "Kenapa suka insecure gitu sih, bel? Kamu itu cantik, cuma agak lemot dikit." Sambung Daisy dengan nada bercandanya. Isabell hanya memicingkan matanya menatap tajam Daisy.

"Udah nih, yuk, ntar telat lagi." Kata Isabell dengan riang sambil keluar dari apartemen mereka meninggalkan dua temannya yang saling bertatapan, tidak menyangka Isabell meninggalkan mereka, padahal yang mereka tunggu sedari tadi adalah Isabell.

🤍🤍🤍

Hanya membutuhkan waktu 10 menit untuk sampai di gerbang utama kampus mereka, karna apartemen mereka berada di depan jalan kampus mereka.

Isabell yang sedang berjalan bersama sahabatnya sambil bercanda tawa terlihat sangat kompak. Isabell dengan rok putih tiga perempat dipadukan baju fit to body berwarna cream dan sepatu boots hitamnya dan totebag  putihnya terlihat sangat cantik dengan rambut gelombang yang digerai sepinggang dan jangan lupa bando putih kesukaannya.

"Bell, kamu sering banget tuh dilihatin sama Kak Jose." Kata Afifah sambil menatap lurus kedepan.

"Suka kali bel. Mana sih kak Josenya? Kamu lihat kedepan, aku mikirnya dia ada di depan sana." Jawab Daisy.

"Tuh di kiri kamu, lagi berdiri bareng temen-temennya, paling bahas isu hukum lagi. Kemarin kan dia abis rapat sama BEM buat ngadain aksi demo." Kata Afifah dengan nada datarnya.

"Pacaran aja tuh sama dia Bell. Dia ganteng, cindo, pinter, udah mau naik jadi asdos. Daripada ngejomblo terus dari lahir." Kata Daisy semangat.

"Dia katolik, aku kristen, gak bisa. Cindo biasanya suka sesama cindo. Dia kebetulan doang tuh ngeliat kita. Kan Afifah saingannya dia hahahaha. " Jawab Isabell tertawa sambil menyenggol Afifah yang dibalas dengan tatapan tajam maut ala Afifah.

"Apa dia dendaman ya sama aku karna setiap dia ngomong aku suka ngebantah?" Tanya Afifah mengerutkan dahinya.

"Ya siapa suruh suka ngelawan kating?" Jawab Daisy ketus.

"Kalau di iyain terus jadinya kayak Isabell, suka di godain." Jawab Afifah datar dan serius.

"Emang aku sering di godain ya, Dai?" Tanya Isabell dengan polosnya.

ETHEREAL SERENDIPITY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang