Bighit dan perpisahan

60 5 0
                                    

Dari kaca jendela yang bisa mengintip dari luar, aku melihat Hyungsoo duduk di sebuah kursi dengan gitar di kedua tangannya. Hyungsoo terlihat begitu tampan dengan rambut hitam kecokelatan yang berkilau indah, senyumnya merekah saat bernyanyi dengan iringan alunan gitar dan harmoni yang teratur. Bahkan hanya melihat dari jendela, aku terpesona pada Hyungsoo.

Bagaimana mungkin para juri tidak terkesima dengan Hyungsoo yang tampan dan berbakat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagaimana mungkin para juri tidak terkesima dengan Hyungsoo yang tampan dan berbakat. Jika aku perempuan, mungkin aku sudah menjadi pacarnya dari awal, haha-hanya sebuah lelucon anak-anak.

Hyungsoo menyanyikan beberapa lagu ballad dan lagu-lagu ringan yang sering Ia nyanyikan saat di sekolah, Ia berlatih sangat keras dengan lagu-lagu itu dan seharusnya tidak membuahkan hasil yang sia-sia.

"Jadi kau adalah Hyungsoo?" tanya seorang juri bertubuh gendut dengan rambut cepak dan kacamata bulat, yang sepertinya adalah bos dari semua juri yang ada di dalam. Matanya menatap Hyungsoo serius seolah mempertimbangkan untuk meloloskan Hyungsoo

Hyungsoo dengan senyum kecilnya mengangguk, "ne, PD-nim" jawabnya

PD-nim, "Apa kau punya bakat lain selain menyanyi?" tanya orang bertubuh gendut itu.

Hyungsoo, "ya, selain bermain gitar dan bernyanyi, aku juga pandai bermain basket PD-nim"

PD-nim, "basket.. hmm ya itu bagus" jawabnya dengan nada ragu-ragu, "apa kau punya bakat seperti beatbox atau rap?" 

Hyungsoo, "ya, aku bisa sedikit" 

PD-nim, "baik, ayo tunjukan"

Hyungsoo bisa melakukan rap, tapi dia lebih menyukai bernyanyi, meskipun Ia menyukai Runcha Randa yang terkenal itu, Hyungsoo tidak bernyanyi rap dengan begitu baik. Entah apa yang akan terjadi, mungkin Hyungsoo punya bakat terpendam yang bisa membantu dirinya untuk lolos

"Hyungsoo, kau bisa melakukannya" gumamku dari balik jendela kaca mencoba menyemangatinya.

Plak!!
Sebuah tepukan di bahu mengejutkanku membuatku langsung menoleh pada asal tepukan yang memanggilku. Kulihat ada seorang laki-laki yang berdiri di belakangku memakai kaos hitam biasa dengan jeans warna hitam luntur membaca papan klip dan kertas di tangan kanannya

"Apa yang kau lakukan disini, nak?" tanyanya padaku, saat itu aku berfikir mungkin orang itu akan memarahiku karena terlihat mengganggu Hyungsoo, meskipun bukan itu yang sedang kulakukan.

Aku menjawab dengan gugup, "Oh.. chusungeyo" kataku takut, "aku melihat temanku bernyanyi"

Orang itu lalu berkata, "jangan mengganggu peserta lain, duduklah di kursi urutanmu" katanya

Aku berkerut, "oh.. hyungnim, mianhaeyo.. tapi aku hanya menemani temanku, aku tidak ikut audisi" katanya

"Kau tidak ikut audisi?" tanyanya

Aku mengangguk, 

"darimana kau berasal?"  tanya orang itu lagi

Aku menjawab, "Da.. Daegu"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SingularityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang