Marvel menatap ruangan milik ayahnya dengan seksama. Ia bisa melihat banyak foto dirinya yang terpajang di dinding.
Foto saat tertidur, makan, dirantai, bahkan foto saat mukanya penuh luka.
"Marvel."
Marvel menoleh, ia meraih handuk kecil yang diulurkan ke arahnya. Ia menatap ayahnya yang duduk di kasur, dan ia mendekat membantu mengeringkan rambutnya.
Tatapan Marvel tak sengaja mengarah ke meja samping kasur. Ia terdiam melihat dirinya yang tengah tertidur dengan pakaian yang disingkap ke atas lalu sebuah tangan meremas miliknya.
Marvel mengalihkan pandangannya, ia kembali fokus mengeringkan rambut.
Tangan Marvel digenggam, Jevgas menoleh. Ia menarik handuk itu dan membuangnya ke lantai. Ia menarik tubuh Marvel berbaring kemudian dirinya.
Marvel dipeluk seperti guling, ia menunduk saat pakaiannya disingkap.
Tangan Jevgas menaik, jari telunjuknya bergerak kanan kiri dan sesekali meremasnya.
Jevgas menghentikan tangannya, ia duduk dan membuka laci mengeluarkan sebuah kamera.
"Gigit." Jevgas mengarahkan gulungan pakaian ke depan bibir Marvel.
Melihat putranya yang patuh, Jevgas merasa puas. Tangannya terulur untuk mengapit milik Marvel dengan jari telunjuk dan tengahnya lalu menekan kameranya.
"Good boy. Daddy tidak perlu menunggumu tertidur hanya untuk mendapatkan ini."
Jevgas kembali berbaring, ia menarik kepala Marvel agar menempel di dadanya. Hidungnya mendekat ke rambut Marvel, dan tangannya memasuki pakaiannya lalu mengelus-elus.
Marvel memejamkan matanya, ia menikmati elusan di punggungnya. Menit demi menit berlalu, Marvel mulai tenggelam dalam tidurnya.
---
Dahi Marvel mengernyit, ia terusik karena bisikan di telinganya. Perlahan kelopak matanya terbuka, saat pandanganya mulai menjelas, ia dibuat kaget karena sebuah wajah begitu dekat.
Refleks ia menjauhkan kepalanya.
Laki-laki yang nampak tak peduli pada apapun kecuali bukunya.
Rambut Marvel ditarik, kepalanya dibenturkan ke ranjang beberapa kali membuat Marvel meringis kesakitan.
"...m-maaf!!"
Tangan besar itu terhenti, berganti menjauh sebuah sentuhan halus.
Marvel mendongak, ia melihat ekspresi laki-laki di depannya yang terlihat biasa saja.
"Pergilah mandi."
Marvel mengangguk, kakinya bergerak turun dari kasur dan berjalan menuju kamar mandi.
Marvel mengangkat kakinya masuk ke dalam bathtub. Tangannya terangkat menyaksikan bagaimana kulit putih itu terdapat lebam kebiruan.
Ia menekan lebam itu tanpa ekspresi kesakitan.
Di kehidupan sebelumnya ia sudah kenyang pada kekerasan berkedok kasih sayang.
Dan ia mengalaminya lagi, namun bedanya kali ini ia dikelilingi oleh orang-orang yang begitu terobsesi dan keadaan finansial yang begitu baik.
Marvel akan memanfaatkannya sebaik mungkin, ia hanya perlu bersujud di bawah keempat laki-laki tersebut dan segalanya akan ia dapatkan.
Brak!!
Marvel menoleh ke arah pintu, ia hanya diam melihat laki-laki tadi mendekatinya.
Tangannya ditarik dengan kasar agar keluar dari bathtub. Tubuh Marvel disentak ke arah kasur, laki-laki itu berjalan menuju lemari dan mengambil sebuah kaos berukuran besar berwarna putih sekaligus dalaman.
"Cepat pakai."
Marvel mengambil pakaian itu dan langsung memakainya di depan laki-laki yang menatap tanpa ekspresi kearahnya.
Lengan Marvel digenggam dan ditarik keluar. Sampai di ruang makan, laki-laki itu melepas genggamannya dan duduk di kursi miliknya.
Marvel mendekat, ia mulai menyajikan makanan. Saat akan mengambil bagiannya, tangan Marvel ditepis.
"Jadwal makanmu hari ini hanya roti dan telur!"
Marvel terdiam, sudut bibirnya sedikit menurun. Ia merasa sedikit kecewa. Namun ia tak mengeluh dan mengambil roti yang tersedia di atas meja lalu satu telur.
---
Marvel menggigit bibirnya, ia menunduk dan melirik ke belakang melihat bagaimana tangan besar itu meremas bongkahan miliknya.
"E-enghh.."
Plak!
Pakaian belakang Marvel disingkap, ia bisa merasakan kecupan basah di punggungnya.
"Marvel.."
"Kami menyayangimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
ONESHOOT OBSESI
FantasyCerita ini merupakan OS, Hanya ada 1-2 chp. Mengandung genre bl, obsession, bromance, familyship dan sekeluarganya. (KEMUNGKINAN BAB SELANJUTNYA AKAN UP KHUSUS KARYAKARSA)