Bab 12

84 7 0
                                    

Silakan berkunjung ke website kami: www.bacanovelbl.xyz


___


Chapter 12. Obsesi Rood

Perjodohan kembali dilakukan oleh sang ayah dan seperti sebelumnya Rood menolak. Dengan alasan yang selalu sama. Apabila ia hanya ingin dinikahkan dengan bocah omega milik Xenon. Ayahnya cukup bosan dan jengah mendengar pembahasan itu secara terus menerus dari mulut anak laki-laki semata wayangnya.

Bagaimana tidak? Putranya terus memaksa sang ayah untuk membujuk Xenon agar mau memberikan bocah omega itu padanya. Putra yang tidak memikirkan bagaimana perasaan sang ayah. Mana mungkin ayahnya akan setuju begitu saja dengan keputusan gila sang putra. Menikah dengan omega dan itupun omega yang pekerjaannya sebagai pelacur? Candaan macam apa yang ingin dilakukan putranya kepada sang ayah yang sudah cukup tua ini.

Sebanyak apapun sang ayah, tuan besar Hon memaksa tetap jawaban tidak yang selalu sang putra berikan. Secantik dan seseksi apapun gadis yang ditawarkan olehnya selalu saja dengan entengnya terbuang percuma. Dan bahkan, sang ayah sempat mengalah dengan menawarkan seorang alpha laki-laki yang manis karena ia pikir putranya telah berganti haluan menjadi seorang gay.

Putra yang tadinya sangat menyukai wanita, selama lima tahun belakangan ini hanya tergila-gila dengan satu manusia dan manusia itu masih dikategorikan sebagai bocah.

Bocah liar yang sudah dengan berani menjajakkan diri sebagai omega penghibur. Meski memiliki wajah yang sangat cantik, dan kemungkinan besar juga bocah itu bisa memberikannya sebuah keturunan namun,

Bagaimana bisa keturunannya nanti adalah hasil dari pernikahan anaknya dengan seorang omega penghibur?

Akan ditaruh mana nama kebesarannya sebagai orang yang terhormat dan berkelas. Seluruh garis keturunannya merupakan kaum alpha yang hebat dan sangat dihormati. Dan satu-satunya putra yang sangat diharapkannya ini malah ingin merusak garis keturunan yang selama ini sudah terjaga dengan sangat baik?

Hanya karena seorang pelacur kecil?

Sangat tidak masuk akal.

"Terserah bagaimanapun tanggapan ayah terhadap bocah omega itu. Aku tidak peduli dan akan tetap menjadikannya pengantinku nanti'

"Kau ini sudah dewasa Rood. Umurmu saja sudah tiga puluh tiga tahun, dan bocah itu masih anak-anak. Jangan jadi gila. Besok datanglah ke acara perjodohan yang sudah ayah siapkan"

"Tidak"

"Rood. Mau sampai kapan kau membantah ayah, hm?"

"Aku tidak pernah membantah ayah. Aku sudah dewasa dan aku tahu mana yang terbaik untuk diriku"

"Kau tidak memikirkan bagaimana ayahmu kedepannya?"

"Apa? Ayah hanya terobsesi dengan pangkat dan kehormatan. Memangnya kenapa jika aku ingin menikahi seorang omega pelacur? Apa itu akan sangat merugikan ayah?"

"ROOD!" satu tamparan berhasil mendarat dengan damai di pipi kanan Rood. Ayahnya sudah terlalu geram mendengar setiap ocehan tidak masuk akal dari mulut sang putra.

Ayah dan anak dimana sama-sama memiliki sikap kasar dan bertemperamen tinggi. Begitu sang ayah melayangkan sebuah tamparan, sang putra dengan beringasnya membalas dengan sebuah makian.

"AYAH MACAM APA YANG SELALU DENGAN MUDAH MENGANIAYA ANAKNYA, HAH?! APA AYAH BERPIKIR JIKA AYAH MENAMPARKU MAKA AKU AKAN MENURUT? TIDAK! AKU TETAP AKAN MENIKAHI BOCAH ITU! APAPUN YANG TERJADI NANTI, AKU TETAP AKAN MENJADIKANNYA PENGANTINKU! DAN AKU SIAP MENJADI TUA SEORANG DIRI JIKA NANTI AKU TIDAK BERHASIL MENIKAHINYA! AYAH PUAASSS?!!"

"DIMANA SOPAN SANTUNMU TERHADAP AYAHMU, HAH?! ANAK BRENGSEK! BERANI SEKALI KAU MENERIAKI AYAHMU SEPERTI INI, BANGSAT!"

"HUH?! KAU SENDIRI APA ITU CONTOH DARI SEORANG AYAH YANG BAIK?!'

"HEH! JAGA UCAPANMU BERANDALAN!!"

"BERANDALAN SEPERTIKU BAHKAN JAUH LEBIH BAIK DARIPADA KAU, ORANG TUA SIAL!"

Pertengkaran itu tak juga kunjung berakhir. Para maid dan butler yang menonton bahkan bingung harus melakukan apa. Karena orang tua dan anak itu memang sering kali bertengkar seperti itu. Jika ada seorang saja yang berani melerai, maka habislah ia. Karena itulah lebih baik didiamkan hingga tenang sendiri.

Rumah besar Rood selalu menjadi medan perang disetiap ayahnya datang berkunjung. Entah apa awal dari pembahasan mereka, ujung dari segala pembahasan pasti selalu dengan pertengkaran.

Penghuni disana sudah sangat terbiasa dengan itu.

_____

"Bibi Swan, apa aku boleh menanam bunga matahari di depan rumah?" Sin memberanikan diri bertanya pada Swan yang sedang membersihkan punggungnya. Ia sedang dimandikan, punggungnya digosok dengan sangat hati-hati oleh Swan. Rambutnya diberi sampo dengan merk terbaik dan wangi yang sangat tahan lama.

Disaat seperti ini, Sin merasa hidupnya sangat beruntung. Jika saja waktu dapat dihentikan, biarkan keadaan ini terhenti. Melihat Swan yang seperti ini merupakan sebuah kelangkaan.

"Kau ingin menanam bunga matahari?"

"Ya. Itupun jika bibi Swan mengizinkannya" Sin tersenyum, matanya bersinar karena harapnya yang begitu besar.

"Baiklah. Hanya bunga matahari"

"Terimakasiih bibi Swan!"

Bahagia Sin bagi Swan adalah bonus dari kerja kerasnya. Hatinya sedikit tergugah untuk memperlakukan bocah itu dengan layak. Tujuh tahun bersama bocah omega yang sedang ia mandikan, semakin lama Swan dapat melihat akan ketulusan hati yang dimiliki Sin.

Itu adalah salah satu alasan mengapa sejak dua tahun ini, Swan mulai memperlakukan Sin dengan baik. ia mulai memberikan gizi penuh dan selalu membuatkan pudding kesukaannya.

"Sin, apa kau senang bisa keluar?"

"Tentu saja, bibi Swan"

"Apa pelanggan masih membuatmu merasa sakit?"

Pertanyaannya kali ini hanya dibalas Sin dengan sebuah senyum manis. Seketika Swan mengerti, apabila tetap ada pelanggan yang memperlakukan bocah omega ini dengan seenaknya.

"Untuk makan malam nanti, kau ingin makan apa?"

"Apapun yang bibi Swan masak aku akan dengan senang hati memakannya"

"Baiklah"

"Bibi Swan,"

"Ya?"

"Apa nanti malam aku juga harus melayani pelanggan?"

"Ya"

"Baiklah"

Senyum itu nampak sedih.

"Setelah ini makanlah pudding. Aku sudah membuatkannya untukmu"

"Terimakasih bibi Swan"

Xenon tidak tahu jika Swan telah memperlakukan sang omega dengan baik. Apabila sang tuan mengetahui, maka akan habislah Swan.

Tidak. Kemungkinan terbesar, adalah bocah omega itu yang akan dihabisi oleh Xenon.

______

Sin senang sekali. Swan membelikannya biji bunga matahari. Sin bisa menanam bunga. Bocah itu melonjak riang. Menerima pemberian Swan dan cepat berlari keluar untuk segera menanam bunga yang sangat disukainya.

Sin tahu mengenai bunga matahari ketika sedang berjalan-jalan di pasar. Disana ada sebuah toko yang menjual berbagai tanaman hias dan manik coklatnya langsung tertuju kepada sekumpulan bunga matahari dalam pot yang tertata rapi. Malu Sin bertanya, perempuan muda yang menjaga toko itu menjawab dengan ramahnya. Menjelaskan mengenai bunga yang ia tanyakan. Sejak saat itu, Sin terus berharap suatu saat ia bisa menanam bunga matahari. Dan kali ini, harapnya menjadi nyata.

Tidak ada sedikitpun kebohongan dari kebahagiaan seorang bocah kecil. Itulah yang Swan lihat. Begitu juga dengan para omega disana yang memperhatikan bagaimana damainya pemandangan di depan mereka. Pada akhirnya, Swan mau memperlakukan anak itu dengan baik. meski, mereka tetap tidak diperbolehkan terlalu dekat.

Setidaknya, kekhawatiran mereka akan sang bocah omega malang itu terkikis. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BL - The Darker, The Better (Original Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang