BAB SATU.

68 7 0
                                    

Tampak seorang pria tengah berlari dengan terengah - engah di sebuah hutan yang di selimuti kabut putih. Raut wajahnya tampak  sangat ketakutan, ia terus berlari dan berlari tanpa arah dan tujuan. Ia bahkan tak peduli jika bahaya binatang buas telah mengancam nya di dalam sana nantinya.

Sesekali ia beristirahat sejenak untuk mengatur nafasnya. Hanya sebentar, lalu ia kembali berlari dan berlari tanpa tujuan yang jelas.

"Pangeran Alleron berhenti!" Perintah seseorang dengan pakaian hitam dan penutup di wajahnya. Tak hanya itu, ia juga membawa pistol di tangannya.
Dan lagi. ia tak sendiri. ada beberapa orang berpakaian sama sepertinya yang siap untuk menangkap pria yang dari tadi terus berlari memasuki hutan terlarang ini. Hutan Anzera.

Hari sudah mulai gelap, namun mereka masih tak kunjung berhasil menangkap pria yang ia incar dari tadi.

Dengan tanpa rasa lelah mereka terus menelusuri hutan itu. Entah mengapa kabut tampak semakin pekat, mungkin karna mereka sudah terlalu jauh memasuki kawasan hutan terlarang hutan Anzera.

Sebenarnya sejak tadi bulu kuduk mereka sudah berdiri. Seperti ada yang mengawasi mereka. Namun saat mereka menoleh ke berbagai arah, tak ada satupun makhluk entah hewan atau apapun yang nampak. Tapi entah kenapa bulu kuduk itu terus berdiri. Rasa takut yang sejak tadi ia tahan semakin menggelora. Namun mereka terus menghiraukannya. Tujuan mereka hanya satu, pria yang ia incar, yaitu pangeran Alleron.

Sementara laki - laki yang bernama Alleron, kini tengah beristirahat di bawah pohon yang sangat besar. Ia sangat terengah engah. Rasanya sudah tak sanggup lagi ia melangkah. Seluruh badannya terasa nyeri dan lemas. Ia juga sejak tadi menahan haus ditenggorokannya. Namun dia tidak bisa untuk hanya sekedar mencari minum.

Namun ia tak boleh menyerah, ia harus kembali melangkahkan kakinya agar pria - pria yang mengejarnya tak berhasil menemukannya dan berakhir menangkapnya.

Dengan tertatih ia terus menyusuri hutan yang sudah mulai gelap ini. Pandangannya juga sudah tak mampu melihat jalan dengan jelas karna dimana mana hanya ada kegelapan, tanpa cahaya.

Memang, karna tumbuhan yang besar besar hingga menutupi matahari yang masuk membuat hutan terlihat semakin gelap dan menyeramkan karna tidak adanya cahaya yang masuk sama sekali.

Hingga tiba - tiba

Dorrrr!!

"Itu dia Pangeran Alleron! Tangkap dia!"

Seorang pria melepaskan tembakannya ke langit, hingga menimbulkan suara yang begitu nyaring. Karna keadaan hutan anzera yang begitu sunyi.

Hingga dengan tergesa - gesa Alleron terus berlari walau sudah sangat lemah.

"Tangkap dia baik hidup maupun mati!" Perintah salah seorang pria diantara mereka dengan suara yang begitu lantang terdengar.

Dorrr

Dorrr  dorrr dorrrr

Mereka terus melepaskan tembakannya ke arah Alleron berkali kali, namun selalu gagal.

Dorr dorr dorr

Dorr dorr

"Pangeran Alleron berhenti!, atau kubunuh kau!" Ancamnya namun tetap saja dihiraukan Alleron.

Dor

Dor

Dorrr dorr

Semakin jauh Alleron melangkah, semakin lemah pula tubuhnya semakin tak berdaya. Peluhnya sudah membasahi seluruh pakaiannya. Rasanya ia sudah tak sanggup lagi walau hanya untuk melangkah.

Hingga tiba - tiba

Dorr!!

Satu tempakan berhasil mendarat di punggungnya. Dan seketika membuatnya terjatuh, tersungkur ke tanah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

l am a fox (gumiho) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang