Rencananya untuk bekerja tidak pernah ia sangka akan berujung dipertemukan dengan mantan kekasih yang telah menyakitinya bertahun-tahun lalu.
Tidak hanya dipertemukan sehari dua hari, tetapi setiap hari selama tiga bulan dalam satu atap yang sama...
Pagi yang cerah di atas tanah ibu kota membuat Clairy membuka matanya enggan. Ia sudah dua hari berada di sini tetapi ia tidak kunjung menemukan rumah yang dapat ia sewa untuk beberapa bulan ke depan.
Sebuah notifikasi dari ponselnya membuat Clairy segera meraba permukaan kasurnya untuk mencari benda pipih yang berbunyi itu.
Ponselnya diangkat tinggi-tinggi. Ia belum sanggup membuka mata sepenuhnya. Tapi ketika ia sadar ada sebuah pesan masuk dan isi pesan itu adalah sesuatu yang ia tunggu-tunggu, matanya terbuka lebar.
"Rumah sewa umum? Apa maksudnya? Apa rumah itu disewakan untuk laki-laki dan perempuan?"
Ia terus berselancar di dalam ponselnya, mencari informasi lebih lanjut dan memastikan dugaannya benar.
"Ah, benar. Apa tidak apa-apa? Kurasa tidak apa-apa,"
Kemudian ia menyetujui setelah melihat foto rumah dan kamar yang akan ia sewa.
Ia harus segera bersiap sebelum jalanan semakin padat. Ia belum terlalu mengenal jalanan di kota ini ditambah ibu kota jelas berbeda dengan kota asalnya. Meskipun ia berasal dari kota lain yang juga memiliki gedung-gedung bertingkat, tapi di negaranya hanya ada gedung tinggi pencakar langit di ibu kota. Tidak heran jika Clairy terus saja menganga ketika melihat ke arah langit dan mengangumi bagaimana gedung itu sangat tinggi dibangun.
"Saya akan segera ke sana," kalimat akhirnya sebelum mematikan ponselnya.
Clairy bekerja dengan pemerintahan di negaranya, dan ketika ia dimutasi beberapa bulan ke kota lain, ia tidak bisa menolak terlebih ia tidak memiliki keluarga yang membebaninya. Sebagai seorang lajang, ia akan menjelajahi kemanapun ia ditugaskan. Ia harus bertahan hidup demi uang.
Taksi yang ia pesan telah menunggu. Sebenarnya ia sangat ingin memesan ojek untuk menghemat uangnya jika saja ia tidak membawa serta koper besar sebanyak tiga buah bersamanya.
"Terima kasih, Pak." ucapnya setelah sopir taksi itu membantu Clairy dengan kopernya.
Di kursi penumpang Clairy melihat jalanan yang tidak terlalu padat. Mungkin karena ini akhir pekan dan semua orang belum bangun.
"Baru pertama kali ke ibu kota?" tanya sopir itu dengan sopan.
"Sebenarnya tidak. Saya beberapa kali ke sini, namun untuk benar-benar tinggal baru kali ini."
"Semoga sukses bertahan hidup di ibu kota, Kak."
Clairy tersenyum memperlihatkan lesung pipinya yang menawan,
"Terima kasih doa baiknya, Pak."
Lalu hening. Clairy memilih untuk memainkan ponselnya selagi sopir yang mengantarnya fokus dengan kemudi.
Mereka memasuki gang, firasat Clairy mengatakan bahwa mereka akan segera sampai.
"Rumah yang dimaksud yang mana, Kak?" tanya sopir.
Clairy segera mencari foto rumah yang dikirimkan padanya, kemudian mencocokkan dengan bangunan yang mereka lewati.
"Saya rasa itu Pak," telunjuknya mengarah ke salah satu rumah.
Kemudian mobil berhenti tepat di depan rumah tujuannya.
Ketika tiga koper berhasil diturunkan, Clairy sadar bahwa ia tidak akan sanggup membawa ketiga koper itu sendirian hingga seseorang menuruni tangga dan menatapnya bingung.
"Kamu penghuni baru yang dibicarakan pemilik rumah?"
Clairy menggaruk tengkuknya, "Kurasa iya?"
"Sini, aku bantu."
Pria itu berinisiatif untuk membawakan satu koper Clairy sedang perempuan itu juga membawa satu koper lainnya.
"Sisanya akan aku bawa nanti." kata lelaki itu tidak jelas karena ia sedang mengangkat koper Clairy yang berat.
"Maaf jika koperku sangat berat."
"Aku tidak akan mengelaknya, ini memang berat. Apa kau diusir dari rumah? Kenapa bawa banyak sekali barang?"
Clairy tertawa mendengar kepolosan lelaki itu. Meski terdengar sarkastik tetapi ia tahu bahwa lelaki itu sedang melemparkan candaan padanya.
"Itu artinya aku akan benar-benar tinggal. Bukankah koper-koperku menjadi bukti yang kuat?"
Lelaki itu hanya mengangguk menyetujui pemikiran Clairy.
Sesampainya di depan pintu dan lelaki itu berhasil menaikkan sisa koper Clairy, ia mempersilakan Clairy untuk masuk.
Yang pertama dilihatnya adalah rak tempat mereka menyimpan sepatu dan sandal. Kemudian disusul dengan rak untuk menyimpan sandal dalam rumah. Ada sebuah ruang tamu yang cukup nyaman an kitchen island tak jauh dari sana.
"Kami ada tiga orang. Laki-laki dua, perempuan satu. Tapi mereka sedang tidak di sini."
Clairy mengangguk-angguk paham.
"Mereka bekerja?"
Lelaki itu sebelumnya telah membawakan dua botol air mineral dan ia bawakan kembali ke tempat Clairy berdiri.
Kepalanya menggeleng dengan mulut sudah berisi air yang belum ia telan.
"Si perempuan sedang pergi berbelanja, lalu si laki-laki selain aku sedang menemaninya berbelanja."
Clairy yang sedang meminum airnya tersedak.
"Si? Kenapa kamu tidak memanggil namanya? Apa kalian tidak akur?"
"Bukankah sangat tidak sopan jika kamu tahu nama mereka padahal kamu belum tahu namaku?"
Clairy mengulum senyumnya. Kemudian mengulurkan tangannya.
"Aku Clairy, terima kasih karena telah membantuku membawa koper-koper ini."
Lelaki itu menerima jabatan tangannya.
"Aku Melvin El Reino. Mereka memanggilku Melvin, tapi ketiga kata di dalam namaku boleh kau gunakan untuk memanggilku."
"Bagaimana jika kamu tidak menoleh ketika kupanggil dengan panggilan yang berbeda?"
"Dapat dipastikan aku akan menoleh, meskipun kau harus berusaha setidaknya tiga sampai empat kali."
"Kau lucu sekali, Melvin. Semoga kita bisa akrab."
"Tergantung bagaimana adabmu di sini."
"Wah, kau tiba-tiba membicarakan adab di hari pertama kepindahanku? Mengerikan."
Melvin tertawa melihat wajah Clairy yang terkejut.
"Pasti. Kau juga harus mendapatkan pendidikan dasar sebagai anggota baru di rumah ini. Tapi sebelum itu, aku akan tunjukkan di mana kamarmu."
°°°
Hai, bagaimana ceritanya? Ya, aku mencoba menggunakan bahasa formal di cerita ini agar dapat mengesankan kehidupan yang lebih dewasa bagi para tokoh.
Semoga kalian suka dan semoga kalian bisa menikmati ceritaku kali ini!!
-subaklovesme
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.