About You

2 1 0
                                    

Yang kuingat saat itu hanya namamu yang sulit kuhafalkan, karena memang agak susah untukku harus menghafal 12 nama. Namun, aku jadi terbiasa karena aku yang harus selalu berkoordinasi denganmu. Dua minggu kita mulai mengenal, sejak kamu menjadi ketua kelompok dan aku bertugas sebagai pendamping kelompok. Jujur saja, awal-awal aku sangat sebal terhadap dirimu yang seperti slow respond dan tidak care akan kelompok. Aku kebingungan sebagai pendamping kelompok harus bersikap bagaimana. Hingga, kamu merasa aku terlalu menekan dan terlalu memaksakan kamu. Disitu aku sadar, memang aku terlalu mengatur. Tetapi dengan sikapmu yang terus terang, aku sangat menghargai itu. Dan semenjak itu aku mulai melihatmu seluruhnya. Ketidak sengajaanku mengetahui tentang latar belakang keluargamu. Hal yang suka kau lakukan, dan terakhir segala bentuk sikap dan sifatmu yang sangat menjaga Perempuan. Benar-benar selama dua minggu mengenalmu, aku dibuat untuk menjelajahimu lebih jauh. Dan kamu yang terbuka untuk bercerita tentang adikmu untuk meminta pendapat kepadaku. Aku sangat menghargai itu. Karena menurutku, disaat seseorang itu mulai bercerita hal pribadi kepadaku. Aku akan merasa bahwa orang ini sudah terbuka untukku dan menganggap aku ada.

Kita berlanjut seterusnya hingga, seseorang yang tidak terduga ini dating dan mengacaukan diriku dan tatanan hidupku. Walaupun itu hanya sebentar. Namun, karena dia aku kehilanganmu. Kehilanganmu yang sudah berada di pelukan Perempuan lain. Dan aku mengenal Perempuan itu. Aku merasa lebih sakit hati melihatmu lari ke pelukan Perempuan lain, daripada seseorang yang telah membuat diriku kacau. Dan aku terlambat untuk menyadari bahwa aku hanya ingin kamu.

Disaat aku yang merencanakan untuk menyibukkan diri dengan mengikuti banyak kegiatan, berakhir aku yang harus banyak bertemu kamu. Bertemu kamu, membuatku tidak bisa cepat untuk sembuh. Bahkan semakin parah menginginkanmu. Namun, aku sadar tidak seharusnya aku merasa demikian. Karena kamu sudah menjadi milik Perempuan lain, dan bukan aku. Aku hanya bisa pasrah terhadap keadaan yang selalu mempertemukan kita. Dan aku mulai menerima keadaan ini. Hingga, kamu menuliskan surat itu. Surat yang seharusnya hanya berisi sebuah kesan pesan. Namun, kamu menuliskan hal lain yang membuatku meneteskan air mata. Saat itu, aku langsung tersadar jika memang aku tidak akan pernah bisa memilikimu. Kau menegaskan dalam suratmu, bahwa aku hanyalah kakakmu. Hanya itu.

Disitu aku mulai mengerti, memang aku yang salah sedari awal terlalu ingin menjelajahimu, tidak memilihmu, dan berakhir dirimu di pelukan Perempuan yang bukan aku. Mungkin memang sedari awal aku tidak berhak mendapatkanmu, yang jika dibandingkan seperti bulan dan Bintang. Kamu bulannya yang bersinar selalu dan aku Bintang kecil nun-jauh. Jikapun dibandingkan dengan lagu Taylor Swift, aku memilih jalan 'midnight rain' dan kamu 'sunshine'. But, I will always remember you being a gentleman in a world of boys. And it's only you. Dan sebenarnya banyak hal yang aku merasa harus berterimakasih kepadamu. Karena selama hamper dua tahun mengenalmu, banyak perubahan dan pengalaman yang sudah aku lakukan hanya untuk menyibukkan diri, hingga akhirnya aku keluar dari zona nyamanku. Dan itu sangat membawa perubahan baik dalam diriku. Aku sangat berterimakasih akan dirimu yang dapat membuatku termotivasi.

Akhir kalimat, aku harus mengikhlaskanmu dan memulai hal baru dengan diri yang baru di tahun awal ini. Wish you all the best. Always.

Sincerily, your sister.

ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang