Hati dan benak aku harap kalian baik-baik saja setelah melewati hari yang penuh dengan pelaku masa lalu. Dan aku harap, aku tidak salah mengambil makna yang terselip pada hari ini.
.
.
Aku risau tentang mimpiku di malam ini, setelah berjam-jam ditempat yang sama hari ini ku habiskan dengan orang-orang yang pernah singgah pada masanya dahulu. Tentang segala rasa yang dahulu pernah tumbuh, tentang kebahagiaan yang pernah kudapatkan, tentang keakraban dengan seseorang, dan tentang suka duka yang berkesan dalam ingatan.
Aku risau, aku akan mimpi tentang siapa malam ini. Bertemu dengan orang-orang yang dahulu pernah singgah pada masanya sudah seperti mimpi bisa melihat, bertutur sapa dengan canda tawa sembari meluapkan segala rindu yang berkecamuk.
Apakah mimpiku akan tentang orang-orang yang kutemui hari ini atau tentang memori dahulu yang terputar kembali dalam tidur sehingga bisa jadi aku bermimpi berada lagi dalam masa-masa kelam.
Tapi jika tidak bermimpi juga lebih. Karena akan sangat melelahkan jika aku bermimpi tentang orang-orang yang ku temui hari ini.Bukannya aku tidak bersyukur bisa bertemu dengan orang-orang yang dulu pernah ada masanya dalam hidupku. Hanya saja aku terlalu takut soal harapan-harapan tidak tentu yang secara tidak sadar membuat hati merekah tentang rasa kepada seseorang yang dulu pernah tumbuh yang kemudian layu seiring berjalannya waktu.
Aku sangat amat bersyukur masih bisa hidup hari ini dan bercengkerama dengan mereka yang dulu pernah memberi warna pada masanya.
13 jam aku dikelilingi oleh orang yang sama, tempat yang sama dan waktu yang berbeda. Tanpa sadar terucap dalam benakku semoga bisa bertemu dengan mereka kembali meskipun dalam waktu yang berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeda Waktu
Non-FictionDunia adalah sebuah perjalanan, juga sebuah tempat untuk menanam benih-benih kebaikan sebagai bekal pengantar akhir perjalanan.