5. Biawak Tampan

1.4K 234 54
                                    

Jangan lupa vote komen 💕
Happy reading~

***

Di saat Rangga dan Arjuna sedang bermain game di pantri, kini seorang laki-laki tengah berdiri di depan cermin sembari memakai parfumnya. Bibirnya tersenyum lalu segera menggunakan hoddie hitamnya.

Dengan celana cargo hitam pendek, Guntur berjalan keluar dari kamar lalu turun menuju lantai dasar dan keluar gedung. Langkahnya terhenti di dekat motor CBR 260rr lalu membuka tas kecil yang dipakainya untuk mencari keberadaan kunci motor.

"Mas Guntur mau pulang?" Suara perempuan membuat Guntur menoleh lalu tersenyum.

"Eh, Zahra. Nggak kok, mau keluar aja sebentar," jawabnya.

"Ke mana?"

"Biasa, cari angin." Guntur tersenyum lalu kembali mencari kunci motor.

"Boleh ikut nggak? Aku mau cari buku," ujar perempuan cantik berambut panjang yang di kucir kuda.

"Waduh, maaf, Ra. Aku ada janji, lain kali aja kalau mau." Guntur menatap Zahra sebentar dengan perasaan yang tidak enak.

"Oh, ya udah. Nggak apa-apa mas, lain kali aja," ucap Zahra lalu terdengar helaan nafas darinya.

Setelah mendapati kunci motornya, Guntur mengambil helm full face berwarna putih di atas motornya. "Kalau begitu, aku duluan, ya."

Guntur kemudian memakai helm dan segera menaiki motornya. Pemuda itu kemudian membunyikan klakson lalu segera melajukan motornya meninggalkan Zahra dengan wajah yang terlihat kecewa.

Setelah menempuh perjalanan selama 30 menit, Guntur memarkirkan motornya di halaman rumah sakit. Dia melepas helmnya lalu segera turun dari motor. Langkah kaki panjangnya masuk menuju lorong rumah sakit, kemudian terhenti di dekat ruang rawat.

"Cahaya," panggilnya lalu perempuan cantik berhijab yang sore tadi dia selamatkan tersenyum padanya.

(Guys, yang garis miring aku gunain buat bahasa isyarat, ya).

Cahaya memudarkan senyumnya. "Kamu ngapain ke sini?"

"Mau jemput kamu," jawab Guntur dengan bersuara dan menggerakkan tangannya.

"Aku mau dijemput bapak aja."

"Bapak kamu sudah berumur. kasihan kalau keluar malam, nanti kena angin malam. Lagian juga sudah terlambat, aku juga sudah di sini sekarang."

"Iya juga, ya." Cahaya menggerakkan tangannya lalu tertawa tanpa suara.

Guntur yang melihat Cahaya tertawa pun ikut tertawa. Meski tanpa suara, Guntur terlihat sangat nyaman bersama dengan Cahaya.

Cahaya sendiri adalah wanita yang pernah Guntur selamatkan dari kecelakaan beruntun dua tahun silam. Mereka tidak punya hubungan spesial, tapi mereka tampak terikat satu sama lain.

 Mereka tidak punya hubungan spesial, tapi mereka tampak terikat satu sama lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kesatria GeniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang