Sebaiknya tidak berurusan dengan masa lalu orang lain yang masih belum selesai dan tidak membawa masa lalu pada masa depan. Setiap manusia memiliki penyesalan masing-masing. Ini menjadi beban pikiran dua orang pria sampai saat ini setelah dua tahun...
Gambaran masa lalu itu menghentakkan isi pikiran Mingyu, ia membuka kedua kelopak mata perlahan. Lalu mengingat bagaimana tempo hari memberanikan diri menceritakan hal krusial itu pada ayahnya setelah satu tahun usia pernikahannya. Seandainya memiliki riwayat penyakit penyerta mematikan, mungkin raja akan pingsan saat itu.
"Jika bukan karena Roseanne yang menyelamatkan kami, saya mungkin sudah menjadi mayat di dalam kereta itu."
"Kita akan memberikan imbalan yang sesuai untuknya. Berapapun nominal uangnya, akan ayah berikan." Raja mengusap-usap lengan kursi emasnya. Menanggapi cerita Mingyu santai. Tidak ada drama yang terjadi.
"Karirnya bagus, garis keturunan dari keluarga terpandang dan berpendidikan, cerdas, memiliki penghasilan sendiri. Imbalan ayah tidak dibutuhkan."
Dahi Raja mengernyit, "siapa yang tidak suka uang zaman sekarang. Aneh-aneh saja kau ini."
"Saya ingin menikahi Roseanne. Saya meminta restu dari ayahanda."
"Baiklah." Raja mengangguk dua kali, lalu terdiam, dan menatap ingin mencincang Mingyu dengan pedangnya.
"APA!!!"
"Saya tidak menceraikan Esme. Tetapi saya tidak mau melepaskan Roseanne."
"Pangeran Mingyu." Raja memegangi dahinya, tiba-tiba kepala belakangnya menegang. Mingyu bukan putra mahkota, tetapi dalam setiap kegiatan kunjungan kerajaan, semua orang lebih tertarik dengan segala hal yang di dalamnya Mingyu terlibat. Mingyu bisa membuat kerjasama lintas negara, lintas sektor berjalan sesuai harapan raja. Menekan atau melarang Mingyu berdampak pada masa depan kerajaan dan citra nantinya. Tidak ada yang salah juga jika Mingyu memiliki lebih dari satu istri.
Setelah menghela nafas panjang, Raja menoleh pada pengawalnya, dan pengawal mengerti dengan maksud Raja. Ia meminta pedang sebagai simbolis.
"Duduk saja." Raja berjalan perlahan dan menghampiri Mingyu dan duduk dengan satu kaki ditekuk. Pedang dengan sarung emas diberikan secara hati-hati kepada Raja. Pria paruh baya yang masih terlihat tampan dan gagah itu, meletakkan bergantian di sisi pundak kiri dan kanan pedang memberikan restu.
"Ayahanda memberikan izin pada pangeran, namun jangan menghancurkan kerajaan dengan ulahmu, kau harus bertanggung jawab dengan keputusan berat ini. Memiliki istri lebih dari satu, tidaklah mudah. Jangan pernah menganggap sepele hal seperti ini. Sekalipun kau pangeran. Kau mengerti?"
"Saya mengerti ayah."
"Terima kasih Yang Mulia Raja, saya berjanji." Mingyu bangkit dan memeluk Raja. Diluar prediksi ramalan cuaca, ayahnya menyetujui permintaannya. Mingyu sangat bahagia.
BUDAPEST, HUNGARIA
Pergi kesini dan menyarankan lokasi ini pada teman-temannya, hanya alasan Jungkook saja yang setipis tisu, ia sangat sulit dan tidak pernah berhasil untuk memperbaiki komunikasinya dengan Roseanne. Wanita itu sangat membencinya sampai ke tulang, kebencian yang tersirat justru menyakitkan bagi Jungkook. Terikat dengan masa lalu dan rasa bersalah terlalu menyiksa.
Roseanne berniat ingin memberikan kejutan, justru ia yang mendapat kejutan tak terduga. Berada di bangunan kuno yang kokoh dua lantai dan menghapal nomor apartemen Jungkook takut keliru. Pasti akan mengganggu penghuni lainnya jika itu terjadi.
"9195, sepertinya ini benar." Roseanne yang girang di ujung tangga lantai dua setelah mencapainya. Akhirnya dapat bertemu Jungkook setelah tiga tahun hanya berkomunikasi melalui sambungan telepon.
"Jungkook. Jeon, yuhuuuu." Roseanne mengetuk pintunya dan menekan bel dua kali. Wajahnya masih dipenuhi rasa ceria, mendadak heran walaupun ia tetap mempertahankan senyum setelah melihat sosok wanita, wajah ini tidak asing untuknya. Wanita dengan pakaian tidur seksi dibalik pintu tersenyum padanya.
"Temannya Justin ya? Dia sudah mengatakan kepada saya. Silahkan masuk."
Roseanne mengangguk lemah, bahkan wanita ini mengetahui nama kecil yang hanya digunakan oleh orang terdekat.
"Oh." Roseanne menggeleng dan tetap berdiri menahan lututnya yang bergetar.
Jungkook yang baru selesai mandi dan menyeka bulir-bulir air mengalir di kepalanya, memandangi Vanessa dengan mimik wajah bertanya.
"Your friend." Wanita itu menyahut dengan tersenyum dan mengecup pipi Jungkook sebelum pergi ke dalam, melambai manis pada Roseanne. "Silahkan bicara."
Musibah kedua untuk Roseanne setelah menghadapi orang-orang yang kehilangan akal di dalam kereta.
"Roseanne, saya tidak perlu memperkenalkan diri lagi karena Anda mengenal wajah saya." Sarkas Roseanne, dengan satu tangan menggenggam erat pegangan koper. Jungkook menurunkan pandangannya ada koper yang Roseanne bawa.
"Tetangga, wanita yang katanya tidak menarik. Ternyata kebalikannya ya? Luar biasa."
Jungkook tidak bisa melawan argument disaat Roseanne di ambang emosi, ia takut terjadi keributan di luar pintu.
"Ini juga alasan kenapa Anda tidak mau menikah saat saya bertanya bagaimana hubungan kita? Oh ini maksud perkataan Anda jika saya pantas mendapatkan yang terbaik dan orang itu bukan Anda."
Disaat diperlukan, air matanya mogok melakukan pekerjaan, tidak ada apapun yang keluar dari matanya, dada Roseanne sesak.
"Hapus nomor saya, dan blokir semua akses komunikasi kita."
Roseanne menyeret kasar kopernya, dan merasa sangat lelah hari ini.
Jungkook menarik ke belakang rambutnya, ia frustasi membiarkan Roseanne pergi.
"Honey." Vanessa memeluk tubuhnya dari belakang dan berjinjit dan melihat ke arah koridor. Punggung Roseanne sudah semakin kecil.
"Temanmu pergi?"
Jungkook meratapi menerawang jauh ke belakang. Menyandarkan siku dan wajahnya bertumpu di siku, duduk seolah-olah mendengar percakapan Lionel dan teman-teman lainnya. Sangat focus dan mencuri dengar pembicaraan segerombolan pria di depan pintu masuk. Ada ruang untuk pelatihan bela diri di belakang, di depan terlihat seperti kafe saja.
"Roseanne mana?"
"Belum datang."
"Biasanya dia tepat waktu."
"Pria yang diajak bicara menaikkan kedua bahu. "Masih dibujuk oleh Jackson."
Jungkook sudah meyakini dengan benar jika jadwal Roseanne disini dan ada disini. Ia sedikit tenang dan senang.
Tokoh dalam cerita
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.