¤ 01 ¤

962 40 3
                                    

Happy reading

.

.

¤ ¤ ¤

Jungwon terduduk di kasur nya, menatap lurus ke arah dinding yang terpajang sebuah lukisan

Sudah menjadi rutinitas bagi nya untuk menatap lukisan yang tidak ia mengerti maksud nya, setiap pagi setelah diri nya kembali ke dunia penuh harapan palsu. Lukisan itu sudah ada di kamar nya sejak ia kecil, itu adalah pemberian dari kakek buyut nya

Saat jungwon masih berumur lima tahun, orang tua jungwon, Yang Baekho dan Yang Seri, mengatakan pada jungwon bahwa lukisan itu sudah menjadi pemberian turun-menurun di keluarga Yang

Dikatakan bahwa lukisan itu adalah sebuah ramalan bagi cicit laki-laki kedua keluarga dalam. Oleh karena itulah saat mendengar kabar ibu jungwon akan melahirkan anak laki-laki kedua mereka, lukisan itu langsung dipajang di kamar itu

Walau begitu, hingga sekarang jungwon masih tidak paham dengan arti dari lukisan itu, karena itu hanyalah gambar beberapa hewan dan seorang gadis

Bagaimana bisa gambar seorang gadis dijadikan ramalan untuk anak laki-laki? Dari bagian situ saja sudah salah

'Kenapa tidak langsung dikatakan menggunakan kalimat sih'

Sudah cukup. Saat nya bersiap-siap

Jungwon melakukan rutinitas pagi nya yang sangat monoton. Setelah menatap lukisan itu, jungwon akan membersihkan diri, menggunakan seragam sekolah nya, dan pergi ke sekolah

Tidak lupa, jungwon juga memasang earphone nya, berharap tidak ada yang berbicara dengan nya

¤ ¤ ¤

Jungwon membuka pintu ruang kelas yang bertandakan kelas 11 IPA-1, ruang kelas nya

Jungwon menatap teman-teman sekelas nya yang sudah sangat bersemangat di pagi hari ini. Ada yang berkumpul untuk bergosip, ada yang main panco, ada yang bermain lempar bola kertas, bahkan ada yang melakukan ritual pemanggilan setan

Jungwon masih tidak mengerti untuk apa mereka melakukan ritual hanya untuk memanggil diri mereka sendiri. Masa bodoh

Jungwon memasuki kelas nya dan berjalan menuju kursi nya yang terletak di tengah paling depan, tepat di depan papan tulis

Ketika ia berjalan menuju kursi nya, tidak ada satupun dari mereka yang menyapa jungwon. Jangankan menyapa, melihat saja tidak, seakan tidak ada orang yang masuk

Tapi jungwon tidak mempermasalahkan itu, malah ia lebih suka dengan perlakuan seperti ini. Perlakuan dimana tidak ada yang mengakui eksistensi nya

Jungwon duduk di kursi nya dan menelungkupkan kepala nya dengan earphone yang masih terpasang di telinga nya. Selang 15 menit, handphone jungwon bergetar menandakan alarm yang ia pasang setiap harinya itu berbunyi. Alarm itu menandakan kelas akan dimulai

Jungwon mulai memfokuskan pandangan nya ke mulut sang guru ketika pelajaran di mulai dan mencatat semua apa yang ia tangkap, tanpa terlewat satu pun

Kegiatan ini terus jungwon lakukan hingga pulang sekolah. Ketika istirahat, ia lebih memilih untuk membaca buku tetap dengan earphone yang terpasang, dan ketika pelajaran ia akan fokus pada guru di depan

Pulang dari sekolah, jungwon akan langsung pulang ke rumah, menyiapkan makan malam nya, mengerjakan tugas atau belajar, dan setelah itu kembali tidur

Memang tidak ada yang menarik, hanya kehidupan seorang murid yang tinggal sendirian

Last Gift || Jaywon ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang