7

140 10 1
                                    

"Aku rasa butiran salju yang turun malam itu membawa cinta yang hangat untuk kita. Seolah mereka membuat segalanya menjadi beku tapi ternyata itu tidak merubah apapun. Mereka hanya turun mengikuti jalannya. Sama seperti kita, kita juga bersama dengan mengikuti jalannya kita"




~Happy Reading~




Jaemin terbangun tepat tengah malam. Dia menghidupkan lampu di kamarnya. Dilihatnya pada single bed yang berada tidak jauh dari single bed miliknya, Jeno masih terlelap dalam tidur, larut dalam mimpi dimalam hari. Jaemin berjalan mendekati jendela yang didepannya, dia melihat salju turun untuk pertama kalinya di kota itu, malam itu, sangat cantik.

Jaemin tersenyum dan menghembuskan nafasnya dikaca jendela. Jaemin membuat gambar yang berbentuk hati dengan jarinya. Banyak sekali salju yang turun. Berlarian menuju dataran. Bersama-sama mereka turun menembus hangatnya musim menggantikan nya menjadi sedikit lebih dingin. Besok pagi dipastikan semua orang akan menggunakan mantel yang sangat tebal dan beberapa tepi jalanan akan didapati tumpukan es yang putih.

Jaemin berjalan mendekati single bed milik Jeno. Dia mencoba untuk berbaring disamping kembarannya walaupun itu terasa sempit. Jaemin masuk kebawah selimut yang digunakan Jeno. Laki-laki itu mendekap erat saudara kembarnya. Jeno yang berada disampingnya mulai merasakan hembusan nafas yang lain.
Jeno merasa seseorang baru saja tidur disampingnya. Dirinya membuka mata dan ya, dia mendapati sang kembaran sedang tersenyum menatap muka bantal Jeno.

"Lo gak ada kerjaan lain selain nempelin gue kayak gini?" tanyanya pada Jaemin.

"Malam ini salju turun. Cantik sekali" ungkap Jaemin membuat Jeno langsung melebarkan kedua matanya.

Jeno langsung bangun dari tidurnya dengan cepat. Segera dia turun dari tempat tidurnya sehingga membuat Jaemin ambruk kelantai. Pemuda itu meringis kesakitan menahan tubuhnya yang terpental dilantai akibat ulah sang kembaran yang berlari mendekati jendela dan melihat indahnya salju.

"Ini cantikk" gumam Jeno sedikit berbisik pada dirinya sendiri.

"Ayo kita bangunin yang lain" ajak Jaemin setelah dirinya membuka pintu kamar mereka lebih dulu. Jeno berjalan keluar mengikuti Jaemin didepannya.

Kamar yang harus mereka datangi lebih dulu adalah kamar Haechan yang berada tepat disamping kamar Jeno dan Jaemin. Mereka menerobos masuk kedalam kamar Haechan yang setiap malam tidak akan pernah dikunci oleh pemiliknya. Dia tahu kebiasaan semua saudara-saudaranya, bahwa mereka bisa masuk kapan saja tanpa perlu membangunkan nya.

Jaemin dengan cepat langsung loncat keatas tempat tidur Haechan dan memeluk adiknya dengan erat. Begitu juga dengan Jeno, dia melakukan hal yang sama seperti Jaemin pada Haechan. Mereka berdua mencoba untuk membuat si imut itu terbangun dari tidur dengan cara yang tidak biasa. Haechan masih mendengkur. Sangat lelap sampai dia tidak merasakan kehadiran kedua saudaranya.

"Chaaniiiee banguuunn" panggil Jaemin dengan nada yang begitu romantis.

"Banguunn Chaann" lanjut Jeno kali ini mengusap pipi Haechan dengan pelan.

Haechan yang akhirnya merasakan bahwa tempat tidurnya terasa begitu penuh, mencoba untuk membuka matanya secara perlahan. Haechan melihat kehadiran Jeno dan Jaemin disana. Haechan mengambil nafasnya dalam sebelum dia mungkin akan mengeluarkan suaranya yang paling tinggi.

"ABAAAAANGG" akhirnya Haechan berteriak sangat besar sampai membuat Jeno harus menutup mulut Haechan cepat, sedangkan Jaemin menutup telinganya dengan rapat.

"Diluar salju turun. Cepet bangun" ucap Jaemin setelah dia membuka kedua telinganya. Haechan mengerjapkan kedua matanya beberapa kali seolah tidak percaya. Jeno melepaskan tangannya dari mulut adiknya, dengan cepat dia menarik Haechan untuk bangun dan mendekat kearah jendela yang berada tepat dibelakang meja belajar nya.

First Snow [JaeYong | GS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang