EPILOG

767 116 192
                                    

(n) Menggunakan alur campuran (maju-mundur). Baca dengan teliti untuk mendapatkan jawaban atas semua pertanyaan kalian selama ini.

Konten sensitif. Sebelum membaca, ada baiknya memperhatikan serta mematuhi tagar warning di bawah ini.





⚠️ TW // harsh word, suicide, blood, knife, gun, violence, drugs, dark organization, etc. (17+) ⚠️





Saat pertama kali merekrut Mia dan mengenalkannya pada Jarek, Jan bilang wanita itu sebelumnya mengabdi sebagai 'pasukan elit' di negaranya. Benar kenyataannya memang begitu, namun Jan tak sepenuhnya jujur.

'Pasukan elit' yang Jan maksudkan di sini adalah pembunuh bayaran (hitman), Mia bermanuver dibawah naungan keluarga besar Mafia Italia hingga mendapatkan Alfonso di belakang namanya ─Miliano Alfonso, sementara sebutan 'Mia' sendiri diserukan untuk mewakili arti 'keturunan perempuan'. Singkatnya, Mia adalah anak gadis klan bengis Italia yang daftar tarifnya dapat diakses melalui situs deep web.

Mulanya, Mia disalurkan dalam sindikat kejahatan yang bertugas membereskan hal-hal remeh; hutang piutang, penyelundupan barang haram, hingga penjualan mayat untuk memenuhi kebutuhan skin bank yang bermitra dengan agen Europe dan USA. Mia dikenal sebagai 'marinir' bawah tanah bertangan dingin, ia kebal hukum. Meski namanya sering terseret beberapa kasus pembunuhan warga sipil ─oknum yang menekan kontrak peminjaman uang─ Mia tak pernah berakhir dipenjara, gelas anggur sewarna darah yang menciprati wajahnya selalu menyambut kala ia pulang dengan membawa tebusan lebih mahal ─pesta untuk seonggok kaku tubuh manusia.

Selayaknya bekerja di sebuah perusahaan, Mia mengalami beberapa kali kenaikan pangkat dan jabatan istilahnya. Jumpalitan dalam bidang yang sama selama hampir 11 tahun sampai tiba hari dimana dirinya bertemu dengan Sergio di pelabuhan. Sergio beserta teman-teman banditnya tengah melancarkan aksi penipuan malam itu, mereka berusaha mengelabui pekerja salah satu pabrik pembuatan permen ─aliansi dari bisnis obat-obatan terlarang yang dicampur tangani oleh keluarga Alfonso. Saat Mia tiba, Sergio sudah dibekuk dengan 3 peti kemas berukuran standar yang siap sebrang, sementara komplotannya sudah ditembak mati. Seharusnya kepala Sergio dipersembahkan pada pimpinan keluarga Alfonso, namun Mia nampaknya melihat hal tak biasa yang dimiliki lelaki 18 tahun itu. Gairah, Sergio seolah tak peduli hidupnya akan berakhir seperti apa yang kemudian hari diketahui Mia sebagai respon alami sebab sejak awal lahirnya Sergio tak diharapkan siapa-siapa. Sergio adalah hasil eksploitasi seksual ayah dan kakak perempuannya, maka mungkin bagi Sergio tak aneh rasanya jika orang lain berniat menghabisinya toh hal yang sama sempat menjadi perdebatan di keluarganya. Sebelum kakak sekaligus ibu kandungnya itu mati dibunuh ayahnya sendiri.

Alih-alih mengirim Sergio untuk dikuliti dan diambil organ dalamnya agar dapat diperjual belikan di skin bank, Sergio justru dilantik sebagai bagian dari Alfonso. Menjadi partner of crime Mia selama 3 tahun dengan kode kesetiaan yang disumpah Mia diawal perekrutannya ─Mia akan mempersembahkan jantungnya sendiri andai Sergio berkhianat.

Namun yang terjadi justru sebaliknya. Sergio sangat setia, cara pandangnya terhadap Mia bukan hanya sebagai mentor dan rekan kerja. Seukuran asing yang sukarela menjadikan dirinya jaminan lambat laun membentuk endapan morfin dalam benak Sergio, ia kecanduan, tak dapat lepas dari Mia seakan menganggap induk burung yang membawanya terbang. Analgesik opium di jaringan kepala Sergio mencanangkan bahwa bila Sergio terlepas dari Mia, ia akan jatuh.

Sejak kecil Sergio merasa dirinya adalah hal menjijikan sebab orangtuanya sendiri pun tak sudi menyentuhnya. Tak ada pasang mata yang mau bersimpatik, tetangganya selalu memalingkan muka, tak membukakan pintu kala Sergio kelaparan dan meminta sepotong roti dari sisa sarapan mereka. Dibuang dan diasingkan, Sergio tak pernah tahu bagaimana rasanya dipedulikan sampai Mia membantu mengobati lukanya sejak malam itu. Mengajarinya menggunakan senjata dengan elegan tanpa perlu repot-repot kabur dari aparat. "Setiap manusia adalah sampah. Yang membedakan hanya dari mana asalnya, serta dimana ia akan berakhir." Itu yang dikatakan Mia. Menyadarkan Sergio bahwa dunia yang ia tempati memang sudah berbau sebusuk ini. Botol kosong alkohol pun bila harga produksinya mahal akan dipajang dan dipamerkan, bukannya dibuang.

LEVANTER || Jake Shim [OPEN PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang