Chapter 1 : Hanya lihat dari layar

16 0 0
                                    

Gadis berpipi bulat itu tersenyum menatap layar laptopnya, tak peduli banyak pasang mata yang kini tengah menatap aneh dirinya. Ialah Riana Angeline, seorang mahasiswa tahun kedua dari jurusan seni komunikasi dia universitas ternama. Ia menjadi mahasiswa seni komunikasi tepatnya perfilman bukan tanpa alasan. Riana punya alasan, namun alasannya terdengar tidak kuat untuk duduk di kursi universitas ternama itu. Riana memilih masuk perfilman hanya karena ia suka menonton film. 

Namun untuk kali ini, senyuman di depan laptop Riana bukanlah karena ia sedang menonton film. Tetapi sekarang ia sedang menontoni slide demi slide foto seseorang yang cukup aestetik. Itu adalah foto-foto milik mahasiswa tahun ketiga di seni rupa. Dia adalah Resti, yang baru saja mendapatkan kursi di dewan mahasiswa tahun ini. Riana mengambil foto-foto seniornya itu dari instagram milik si empu, tentu saja itu tidak diketahui oleh si pemilik foto.

Riana sudah menyukai kakak tingkatnya sejak masa ospek. Si kakak tingkat yang kelihatan berpura-pura sok cuek, galak dan jutek saat mengospek itu terlihat sangat menarik di mata Riana. Apalagi dengan style keren Resti yang tampak seperti ulzzang-ulzzang boy korea itu makin membuat Riana jatuh cinta. Selain Riana, memang banyak sekali di fakultas seni yang mengagumi Resti, bahkan sampai-sampai Resti memiliki fanbase nya sendiri. Yah walau begitu, Riana selama ini hanya bisa menyukai Resti dalam diam. 

"Ganteng banget sih~" gumam Riana sambil mengusap layar laptopnya yang menampilkan foto Resti yang sedang melukis di galeri seni rupa. Namun tanpa sadar, seseorang kini tengah berdiri di belakang Riana sambil menggeleng-geleng heran melihat kelakuan Riana. 

"Ditatap doang, dikejar kagak." ucap orang itu, namun Riana sama sekali tidak menoleh untuk melihat siapa yang berbicara di belakangnya.

"Belum berani." ucap Riana, bibirnya mempout lucu lalu menutup slide wajah tersebut dan beralih ke halaman word yang berisi tugas review film miliknya. Sedangkan yang berbicara tadi duduk di samping Riana sembari meminum susu kotak rasa strawberry.

"Ah cemen banget lo, katanya suka, kok gak diperjuangin?" ucap orang itu. Riana menghela nafasnya lalu mulai mengetik melanjutkan tugasnya yang baru setengah selesai.

"Gue takut entar kak Resti malah keganggu." ujar Riana sembari mengetik.

"Setidaknya dia nanti bisa kenal elo kan? dia bisa tandain muka lo, dan booff! lo masuk ke pikirannya." ucap orang di sebelah Riana itu. Riana yang mendengar langsung menoleh menatap orang itu. Apa yang di katakan orang itu ada benarnya. Tak peduli tentang apa respon dari Resti nanti, yang penting kan Riana udah ada di pikiran Resti, tidak hanya Resti yang terus-terusan ada di pikirannya.

"Bayangin deh, mungkin-mungkin entar ending nya kayak di novel-novel romantis yang happy ending." ucap orang itu lagi. Riana membayangkan hal itu sambil tersenyum, membayangkan kalau cerita-cerita di novel romantis itu akan terjadi padanya dan si kakak crush.

"Iya juga ya." jawab Riana lalu menatap orang di sebelahnya dengan senyum cerah.

"Iya kan, nah mulai sekarang cobalah untuk mengejar kak Resti secara ugal-ugalan. Jangan diem-diem gini, yang ada gak akan ada perubahan. Masa lo mau sih natap dia di layar doang. Gak seru banget hidup lo." ucap orang di sebelah Riana. Riana mengangguk membenarkan hal itu, jika ia tidak maju maka tidak akan ada kemajuan dalam hal ini. Maka ia harus memulainya, memulai untuk memperlihatkan dirinya ke kakak senior yang ia sukai itu.

"Nino, lo mau ajarin dan bantu gue buat deketin kak Resti gak?" tanya Riana pada teman sebelahnya itu. 

"Boleh aja sih, oke gue akan jadi guru cinta lo. Yang pertama harus lo lakuin adalah berada di sekitar dia, contohnya tempat tinggal." Ucap pemuda yang dipanggil Nino itu sembari tersenyum misterius.

***

"Gue udah nemu apartemen tempat kak Resti tinggal. Tapi semua unit lagi penuh, tapi gue udah ngeliat apartemen di sekitarannya dan gue nemu, apartemen ini sampingan sama apartemen tempat kak Resti tinggal. Gak jauh kok dari kampus, 7 menitan." jelas Nino sembari menscroll smartphone miliknya. Sekarang Riana dan Nino sedang berada di dalam bioskop sembari menunggu film yang akan mereka tonton mulai.

"Lo nyuruh gue pindah apart?" tanya Riana.

"Iya, biar lo bisa mantau daily life nya kak Resti." 

"Gimana caranya kalau enggak se apart bisa tau keseharian kak Resti?" tanya Riana bingung. Karena jika beda apartemen walau sampingan tetap saja Riana tidak akan tau apa yang sedang dilakukan kakak crush nya kalau tidak mengikuti kakak crush nya hingga ke dalam apartemen.

"Tenang aja, gue punya temen yang tinggal di sana dan lo tau? balkon unitnya depanan sama balkon unitnya kak Resti." Nino menatap Riana sembari menaik-turunkan kedua alisnya. Riana yang mendengar itu tampak langsung antusias.

"Kalau mau entar tinggal gue pesenin terus exchange sama temen gue." ucap Nino lalu mulai membuka plastik popcorn nya.

"Mau, ih baik banget sih sahabat aku yang satu ini." Riana memeluk Nino dengan senang.

"Iya-iya udah lepasin, filmnya udah mau mulai."

"Iya hehe."

Dan film pun benar-benar diputar, kali ini Riana dan Nino menonton film romantis. Seperti biasa mereka memang sebelum mengerjakan tugas mata kuliah akting tv dan film harus menonton film dulu sebagai referensinya. Dan film yang Riana dan Nino tonton adalah film romantis tentang mahasiswa baru yang mengagumi kakak tingkatnya, persis yang sedang dialami oleh Riana saat ini. Sepanjang menonton, Riana jadi membayangkan bagaimana kalau kisahnya dan Resti yang belum dimulai ini akan semanis cerita dalam film yang ia tonton.

"Mulai besok, hidup kak Resti mungkin gak akan tenang lagi.... karena ada Riana yang bakal ganggu kakak."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SENIOR  : (paint me in your life)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang