01

41 3 0
                                    

Mari bercerita.

jika waktu bisa diputar kembali, aku tidak ingin diriku seperti ini.

"Bunda sayang ana kan?bunda bilang, jika ana sudah beranjak dewasa dunia sangat menyenangkan, tapi kenapa nasib ana seperti ini bunda?"Bibir mungil naik turun dengan satu nafas melontarkan kalimat itu. Bunda, jawab pertanyaan putrimu itu!

"Bunda, ana kangen"

"Bunda..."

Air mata yang jatuh tanpa permisi di pipi lembut ana.

Adrienne Narezza Thana, gadis cantik berusia 15 tahun yang katanya 3 hari lagi bertambah usia. Duka memang menyakitkan untuk dijalani. Tapi ingat, selalu ada pelangi setelah badai kan?tapi, giliran ana kapan tuhan?

5 tahun sudah menjadi pelampiasan hawa nafsu ayahnya sendiri. Yang katanya lelaki hebat, cinta pertamanya. Nyatanya, Penggores luka terhebat dengan waktu yang begitu lama.

Jika ditanya, perasaan ana bagaimana?Apakah baik baik saja?sangat munafik jika di jawab dengan kata iya. Ana menanggung sengsara dengan 5 tahun lamanya.

5 tahun berlalu, perpisahan kedua orang tua, perawan yang tergeserkan, bunda mengidap penyakit kanker dan berakhir meninggal dunia. 3 duka sudah dijalani, tapi kapan pelanginya akan tiba? apakah ini hanya kata semata?atau hanya bayangan?dan bisa saja ini hanya nasib ana yang lahir seperti ini?

Adrienne Narezza Thana.
gelap, kegelapan, kematian.

Apakah ada unsurnya?apakah kehidupan ana yang selalu ini ia dapatkan berakhir seperti arti dari namanya sendiri?tuhan, bantu hambamu. Tolong jutaan bahagia menimpanya.

"Ayah, ana capek ana mau tidur.."Suara yang bergemetar hebat terdengar jelas di telinga Abi, sang ayah.

"Dasar anak gak tau diri!sudah di biayai masih banyak penolakan!"Balas Adi dikalut emosi.

Gadis itu hanya berdiam di tempat dengan tubuh yang bergemetaran cukup hebat, satu kata saja ia sudah tidak sanggup mengeluarkannya.

Lelaki yang di hadapannya ini mengelus pelan rambut gadis yang dihadapannya ini. 1, 2, 3, hingga elusan yang darinya pelan kian mengeras seperti menjambak.

Adi mencekam rambut ana sangat kuat hingga dibawahnya kepala ana untuk dibenturkan ke tembok.

1

2

3

4

Empat benturan dengan suara yang nyaring keras memenuhi isi ruangan.

Tuhan, apa lagi ini? Bisakah hambamu ini bahagia?apakah ada kesempatan bahagia untuknya?

Sakit, sangat sakit. Suara Isak tangis ana menggelegar seisi ruangan, seperti lagu sehari-hari bagi sang ayah.

Kata orang-orang, namanya hidup. Kadang dibawah, kadang dibawah tanah. Jika modelan hidupnya seperti ana, apakah disebut dibawah kain kafan?Jutaan doa ana lontarkan kepadamu ya tuhan, satu permintaan saja kapan berbalik kepadanya?

Ana, manusia hidup tapi berkali kali dimatikan. Yang selalu menangis dimalam harinya, yang selalu gagal menjadi dirinya sendiri, dan selalu gagal menemukan definisi bahagia.

Kata orang, ayah adalah cinta pertama anak perempuannya. Kata orang, satu-satunya lelaki yang tidak akan pernah menyakiti hati seorang perempuan adalah ayahnya sendiri. Kata orang, ayah adalah seorang pahlawan hebat yang akan berada digaris paling depan saat putrinya disakiti.

Tapi, kenapa tidak berlaku untukku?kenapa malah orang yang paling menyakiti justru ayahku sendiri.

Lucu bukan?Dunia menuntut ana berdamai dengan keadaan. Sementara keadaan membunuh ana secara perlahan.

Beberapa tahun ini, ana bertemu versi rusak dari sebelumnya. Tapi, juga paling terkuat dari seluruh bumi.

Usaha yang ana lakukan setiap hari dengan rasa paling berat untuk tidak membenci ayahnya. Tuhan, tolong pelangi yang paling indah selain hangatnya pelukan bunda datangkan pada dirinya.

Bertahan atau berhenti?

16 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang