"Bu Regina" si pemilik nama menoleh saat mendengar namanya dipanggil.
Seorang gadis muda yang ia kenal menghampirinya "bu Gina, ada titipan buat ibu" gadis itu menyerahkan plastik berwarna putih pada Regina.
"Dari siapa?" Regina belum mengambil plastik itu.
"Aduh bu saya gak boleh bilang sama ibu dari siapa, udah ibu ambil aja ya bu" pinta gadis itu dengan terus menyodorkan plastik itu pada Regina.
Dengan ragu Regina mengambilnya, plastik itu berisi kopi dan juga toast kesukaannya "makasih ya Nila".
"Sama-sama bu, saya pamit ya".
Regina mengangguk dan membiarkan mahasiswinya itu pergi, Regina lalu masuk kedalam ruangannya dan cukup terkejut saat melihat sudah ada seseorang yang sedang duduk di sofa yang ada diruangannya.
"Kamu dari kapan ada disini?" Sontak Regina mengunci pintu ruangannya.
Sosok itu acuh dan masih sibuk dengan ponselnya membuat Regina bergegas menghampiri "hei".
Tangan Regina hendak menyentuh kepala sosok itu tapi sosok itu lebih dulu menghindar membuat Regina mengerutkan alisnya.
"Kenapa sayang?".
Sosok itu melempar ponselnya asal keatas meja dan menatap Regina dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Kamu kenapa hm?" Tanyanya lembut.
"Seneng ngobrol sama pak Wisnu?".
"Biasa aja".
"Bohong!!".
Regina menghela nafas panjang "beneran biasa aja, kenapa sih?".
"Aku gak suka! Jauhin!".
"Lho lho gak ada alasan aku jauhin dia. Dia rekan kerja aku".
Tatapan itu semakin tajam "gak ada alasan?? Terus aku apa? Jauhin dia dan alasannya itu karena aku!".
"Kamu egois kalo gitu, dia cuma temen kerja".
"Aku gak peduli".
"Ya aku gak akan ikutin perintah kamu".
"Regina!" Suaranya berubah berat.
"Apa? Mau apa??".
Sosok itu mencengkeram dagu Regina dengan cukup keras "denger! Gue gak pernah suka milik gue dideketin orang lain dan gue gak pernah suka kalo lo jadi cewek gatel!" Ucapnya penuh amarah.
Regina menepis kasar tangan yang ada didagunya "stop ya Bel!! Stop bertingkah seakan-akan aku selingkuh!".
Bella berdecih "membela diri huh? Jelas-jelas lo buka kesempatan buat selingkuh dibelakang gue".
Regina menggeleng dengan ucapan asal kekasihnya "gak semua hal bisa kamu simpulin sendiri".
"Gue bisa simpulin kalo Wisnu emang suka sama lo! Gue bisa liat itu. Dan gue minta lo jauhin dia kalo lo gak mau nanggung akibatnya".
"BELLA!!".
"Apa?!".
Regina mengusap wajahnya dengan frustasi, lalu dia menatap wajah Bella yang ada dihadapannya. Rahang gadis itu mengeras menandakan ia tengah emosi.
Regina mendekat dan merengkuh tubuh gadia itu kedalam pelukannya "stop marah-marah, aku cuma punya kamu!" Ucapan lembut itu mengalun dari bibir Regina.
Bella yang mendapat pelukan hangat itu tak kuasa untuk menolaknya, dia balik merengkuh tubuh ramping dosen sekaligus kekasihnya itu.
"Sorry buat kamu marah".
Bella mengangguk "aku bakal maafin kalo malem ini kamu ke apart aku".
Tubuh Regina langsung menegang mendengar perintah Bella "tapi-".
"No but sayang" ucap Bella tenang.
Regina yakin malam ini dia tidak akan selamat ditangan Bella, terakhir dia melakukan kesalahan Bella membuatnya terkapar kesakitan dua malam. Dan Regina yakin malam ini dia akan berakhir sama seperti sebelumnya.
"Makan dulu kopi sama toast nya" Bella melepaskan pelukannya.
"Dari kamu?".
Bella mengangguk singkat dan kembali memainkan ponselnya.
"Kenapa harus nyuruh orang?".
"Pengen aja nyuruh".
"Cih gak jelas".
"Biarin aja".
Bella lalu beranjak dan membereskan pakaiannya "kamu mau kemana?".
"Ada kelas, aku pergi dulu. Makanannya abisin dan nanti pulang sama aku".
"Eh gak usah-".
Ucapan Regina terpotong karena Bella sudah keluar dari ruangannya "cih batu".
"Nasib nasib pacaran sama bocah ingusan yang banyak maunya".
Sudah terjawab kan siapa pacar si stargirl, iya si Bella pacarin dosennya sendiri. Alias perempuan yang lebih tua darinya beberapa tahun. Regina juga masih suka heran apa yang disukai Bella darinya, padahal Regina tau jika Bella itu banyak disukai para warga kampus.
Yang tua lebih menarik, itu kata Bella dulu saat dia bertanya kenapa Bella memilih berpacaran dengannya.