Ryan kini tengah duduk di pojok kantin sembari memakan bakso dan mie yamin nya. Ia begitu menikmati momen sendirinya itu, di kantin, suasananya sangat ramai, banyak anak yang berlalu lalang membeli makan, ada juga yang hanya sekedar berbincang dimeja kantin. Ryan menikmati kesendirian itu dan keramaian itu, namun hati Ryan tetap terasa sepi, ia suka sendirian tetapi tidak dengan kesepian.
Tak lama Ryan melamun, ia tersandar dengan gerakan disebelahnya.
Tak!
Suara mangkok yang diletakkan di meja kantin cukup keras suaranya, membuat Ryan tersadar dari lamunannya tersebut.
"aku gabung ya?" tanya seseorang yang hanya di angguki oleh Ryan.
"lu kenapa kemarin ga mampir dulu? padahal ayah sama bunda gue mau ucapin terima kasih" ujar adam
"ah, gapapa kok, gue kan cuman anter lu kerumah aja" jawab Ryan
Adam hanya mengangguk, lalu ia mulai menyantap makanannya. Keduanya membisu karena tidak ada yang memulai obrolan.
"Kalo diliat liat, lu lucu ya?" ucap Adam
Ryan yang disebut dirinya lucu hanya bisa menahan rasa malu nya, ia sedikit tersipu dengan ucapan Adam.
"tapi, kenapa?" tanya Adam
Ryan menatap Adam dengan tatapan bingung
"ada apa?" tanya Ryan
"Mata lu... terasa hampa, gue bahkan ga bisa liat cerminan diri gue dari pantulan mata lu" ujar Adam
Ryan yang mendengar itu hanya tersenyum tipis. Pasalnya ia senang karena Adam memperhatikan dirinya sedetail itu
dirasa tidak ada jawaban dari Ryan, Adam hanya lanjut memakan makanan nya tersebut.
Keduanya pun berlanjut melakukan aktivitas masing masing, hingga akhirnya bel sekolah berbunyi, menandakan jam pelajaran ke 3 akan dimulai.
Ryan berjalan menuju kelasnya, namun langkah nya terhenti di depan pintu kelasnya. Ia melihat Adam yang sedang berbincang dan sesekali tertawa bersama teman temannya. Mereka ber 5 berbicara segala hal, dari A sampai Z.
Ryan melanjutkan jalannya menuju bangku miliknya lalu duduk dengan tenang sambil menatap jendela disebelahnya.
Adam yang menyadari Ryan sudah masuk ke kelas, ia beranjak dari kursi dekat teman temannya dan berjalan menuju Ryan.
"Ryan, ayo gabung sama kita" ajak Adam dengan semangat
Ryan menoleh ke Adam, ia hendak menjawab dengan anggukan, sebab Ryan juga ingin mempunyai teman, Tetapi, saat hendak mengangguk, Ryan melihat kearah temannya Adam yang memberikan tatapan sinis, tampaknya mereka tidak suka dengan Ryan. Entah kesalahan apa yang ia buat.
"Ga usah, lu aja. Gue lagi mau sendiri" ucap Ryan, ia berbohong karena tidak ingin Adam di jauhi teman sekelasnya hanya karena dirinya
Adam yang mendengar itu langsung mengangguk dan mengelus surai hitam Ryan. Adam berpikir Ryan sedang dalam masalah. Adam-pun kembali ke kursi yang berada didekat temannya tersebut dan melanjutkan obrolan.
Guru tak kunjung datang, menandakan jamkos
Ryan yang mengetahui kalau sekarang guru nya tidak masuk, ia memilih untuk tidur. Ia meletakkan tangannya di atas meja dan menempatkan kepalanya ditengah tangannya tersebut.
Tak lama dari itu, bel sekolah berbunyi, waktunya untuk pulang.
Ryan bangkit dari posisinya dan mengenakan ranselnya tersebut, ia berjalan keluar kelas. Ia pun melangkahkan kakinya menuju parkiran motor. Ia mengendarai motornya, menyusuri jalan dan menuju kerumahnya sendiri.