A He Xuan x Shi Qingxuan fanfic made by @Fy_Fumei
Disclaimer heaven official's blessing © Mo Xiang Tong Xiu
Fanfic ini mengambil latar waktu pada episode terakhir setelah Hua Cheng kembali. Ketika kuil Puqi dibangun kembali. Xie Lian mengadakan perayaan untk kuil barunya dan mengundang sejumlah pengemis, penduduk desa serta teman dewanya. (FYI saya lupa episode terakhir ini berapa yang pasti ini episode terakhir sebelum masuk ke ekstra episode).
.
.
.
.
Sekelam langit malam, sedingin dasar samudra tanpa cahaya
Ia terlahir oleh dendam
Apakah mustahil baginya untuk memiliki sang lentera?
.
.
.
.
.
Shi Qingxuan memijit pelipis sedikit pening. Ia bukanlah orang yang membenci keramaian, tentu tidak, dengan kebiasaan bicaranya yang begitu berisik bagaimana mungkin dia membenci keramaian? Tapi di depannya ini terlalu kacau untuk dapat di deskripsikan. Sebagian besar kawanan pengemis telah pergi meninggalkan kuil Puqi. Tinggal Ia, Muqing, Feng Xin dan beberapa teman hantu Xie lian yang tersisa. Tapi justru itulah permasalahannya. Makhluk-makluk ini tidak bisa diam, bahkan lebih ribut dari susana kota hantu.
Kemana tuan rumah ini pergi ketika kekacauan ini terjadi? Sebagai teman yang baik Shi Qingxuan tidak tega meninggalan tempat ini begitu saja. Lelah dengan semua keributan di depannya Ia memutuskan pergi ke dapur, semangkuk nasi lagi sepertinya lebih baik daripada menonton keributan.
Tirai kain disibak pelan, Qingxuan menyeret kakinya memasuki dapur. Bohong jika ia tidak terkejut. Di depan sana seorang kawan lama menyambutnya dengan setumpuk mangkuk kosong diatas meja.
Entahlah apakah Qingxuan siap bertemu dengannya atau tidak. Dengan keyakinan dia tidak akan berani membuat masalah di lingkungan Hujan darah maka Qingxuan memberanikan diri mendekat.
Shi Qingxuan meletakan satu mangkuk penuh daging dan nasi di hadapan orang itu. "Lama tidak bertemu Ming Xiong, ah tidak maksudku He Xuan ."
He Xuan orang yang dia maksud tidak sedikitput menjawab, Ia bahkan enggan menoleh untuk sekedar tau siapa yang memanggilnya. Hexuan hanya fokus dengan mangkuk nasi yang baru saja diletakkan di depannya.
Dalam keheningan itu Qingxuan memberanikan diri duduk di samping sang kawan lama.
"Kebiasaan makanmu sama sekali tidak berubah ya," Qingxuan kembali membuka suara, berharap orang di sampingnya akan menanggapi. Namun sama seperti yang ia pikirkan bahwa He Xuan selalu pelit kata.
"Ming-He Xuan segitu benci kah kau padaku sampai tidak menjawabku?" Tanpa dijawab pun Qingxuan tahu sebesar apa kebencian He Xuan padanya. Semua Nasib buruk selama hidup He Xuan adalah salahnya. Bukan kah bodoh jika ia berharap He Xuan menyangkal pertanyaanya?
"Dan apakah kau tidak takut padaku?" He Xuan menjawab setelah selesai dengan mangkuknya.
Ia menjawab dengan nada gurauan, "apa yang harus kutakutkan? Hal yang paling kutakuti sudah terjadi". Kalimat itu sarat akan dusta.
Ya Qingxuan sangat takut. Takut jika Hexuan akan membencinya.
"Maaf He Xuan, Selama ini aku hidup bahagia dengan merebut milikmu. Seperti katamu hari itu, permintaan Maaf ku tidak merubah apapun. Jika sekarang kau ingin balas dendam padaku lagi lakukan saja. Aku tidak akan lari. Bagaimanapun aku masih bisa hidup sampai detik ini karena belas kasihan darimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Latern (Shi Qingxuan x He Xuan)
Short StorySekelam langit malam, sedingin dasar samudra tanpa cahaya. Ia terlahir oleh dendam. Apakah mustahil baginyaa untuk memiliki sang lentera? . . . . Disclaimer heaven official's blessing © Mo Xiang Tong Xiu