04. Kapal

227 30 0
                                    

Wonwoo tak main-main dengan ucapannya. Belum lagi Seungcheol diperbolehkan keluar dari rumah sakit ia sudah mengajak pria itu untuk melihat-lihat ragam jenis kapal laut dan berniat membelikan satu untuk Seungcheol. Katakan saja Wonwoo gila, ia memang sempat ragu dengan keputusannya namun ketika melihat lagi bagaimana kekuatan perisai itu muncul di depan matanya ia tak pikir panjang, mereka akan berekspedisi.

Bahkan Wonwoo juga membelikan beberapa stel baju baru untuk Seungcheol. Anggap saja uang muka. Untungnya Jeonghan tidak tahu jika Wonwoo membawa pasiennya pergi jauh seperti ini, bisa-bisa pria itu marah padanya. Sepanjang perjalanan Seungcheol memperhatikan sekitar dengan tatapan bingung, benar-benar suasana yang berbeda dari apa yang ia ingat.

"Wah, di tempat ini ada banyak sekali jenis kapal laut."

Wonwoo yang berjalan duluan menganga melihat suasana di hadapannya. Kapal laut dengan beragam jenis ukuran dan model berjajar membentuk barisan rapi. Formasinya besar-besaran.

Seungcheol juga kagum, ia melihat-lihat sekitar hingga seseorang menghampiri mereka. Seungcheol sempat terkejut, kepalanya mendadak terasa nyeri. Wonwoo yang khawatir menghampiri pria itu.

"Seungcheol, kau baik-baik saja? Apa yang terjadi?"

Orang yang tadi menghampiri mereka juga ikut panik, "kenapa-kenapa?"

Beberapa orang lain yang menyadari ada masalah juga bergerak untuk membantu. Perlahan keadaan Seungcheol membaik, sekelebat dalam ingatannya muncul siluet dirinya yang berdiri di bagian depan kapal berseru 'ahoy' yabg disahuti oleh para awak kapal yang wajahnya tampak buram. Sama sekali tak bisa ia kenali.

"Maaf tuan kau baik-baik saja?" tanya salah seorang pria dengan ikat kepala merah di kepalanya, ia menyenggol temannya tadi yang lebih dahulu datang menghampiri Wonwoo dan Seungcheol, "sudah kubilang kostum bajak lautmu itu buruk."

Orang yang dimaksud merengut tak suka, "mana aku tau akan seperti ini. Lagipula kita bekerja membersihkan kapal, pakaian seperti ini cocok dengan konsepnya."

"Sudahlah," telak pria dengan ikat kepala merah itu lagi, "maafkan kami. Bagaimana keadaanmu sekarang? Sudah lebih baik?"

Wonwoo menoleh pada Seungcheol, ia membantu pria itu berdiri. Seungcheol mengangguk dengan napas tersengal. Satu orang lagi tampak berlari dengan kain pel di belakang tubuhnya, menghampiri empat pria itu.

"Ada apa di sini? Sudah waktunya makan siang?"

Emosi dari pria berikat kepala merah tak bisa terbendung, bisa-bisanya ada orang yang ceplas-ceplos tanpa mencari tahu situasi yang tengah terjadi.

"Huh bodoh," decaknya.

Pria yang berkostum bajak laut tak mengindahkan dua orang yang lebih muda darinya, ia kembali fokus pada orang yang berkunjung, "maaf atas kekacauan yang terjadi. Apakah ada yang bisa kami bantu?"

"Oh, kami kemari untuk melihat-lihat kapal laut, dan mungkin membelinya," ujar Wonwoo.

Tiga orang itu langsung heboh, mereka berebut ingin melayani pelanggan. Terjadi perseteruan antara orang yang mengenakan kostum bajak laut dengan pria berikat kepala merah, orang yang terakhir datang tadi bergerak ke depan untuk mengambil kesempatan.

"Perkenalkan saya Lee Chan, saya akan membantu anda untuk mencari kapal laut yang sesuai. Silahkan ke sebelah sini."

Wonwoo dan Seungcheol segera mengikuti arahan dari orang yang memperkenalkan diri sebagai Lee Chan itu. Sementara dua orang yang tadi bertengkar langsung menghentikan aksinya ketika sadar pelanggan mereka telah direbut.

Ketiga orang itu berhenti di depan sebuah kapal pesiar besar, terbuat dari besi yang begitu kokoh. Dua orang yang tadi bertengkar segera mengambil alih, berdiri berjajar dengan Chan.

✔Even If The World Ends Tomorrow [SEVENTEEN] Selesai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang