PROLOGUE

12 4 0
                                    

Andara, 30 Desember - 2030.

Di sebuah ruangan yang dinding nya tertutup rak besar dengan buku yang tersusun rapi di tempat nya. Buku-buku itu terlihat tua tapi tak berdebu.

Di sudut ruangannya terlihat beberapa kanvas dengan lukisan seram berserakan di lantainya, juga ada yang tersusun rapi lalu di tutupi dengan kain putih di atasnya.

Di samping kirinya ada meja besi yang sudah berkarat dan sedikit keropos, tapi masih layak untuk di pakai.

terlihat di sana ada seseorang yang mengenakan hoodie berwarna biru sedang berkutat dengan gadget nya. Sedari tadi dia mengetikkan sesuatu tanpa menyentuh layar benda tersebut, lalu muncul lah tulisan biru di layar benda itu.

[Succeed]

Orang itu sedikit menyeringai, lalu mematikan benda yang menjadi titik pusat nya.

•••••

Malam semakin larut, sunyi nya sedang berkawan dengan duka milik seseorang. Terlihat seorang gadis sedang duduk di sebuah ayunan kayu yang berada di sana. taman itu terletak tidak jauh dari kompleks perumahan DARMARAJA.

Gadis ber rambut panjang itu memejamkan matanya, menikmati angin malam yang menerpa wajahya, kakinya menjadi tumpuan untuk mengayuh ayunan itu dengan perlahan.

Seusai membesuk orang yang sedang di rindukan, gadis itu berhenti di taman ini untuk menenangkan pikiran nya sejenak, tapi tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 01.25 PM.

Kegiatan ini selalu saja di lakukan oleh Hanin setiap malam, bukannya merasa takut dengan hal-hal yang negatif, orang lain malah yang takut kepadanya.

Pernah suatu hari di salah satu rumah terjadi kemalingan yang menyebabkan satu kompleks merasa khawatir, lalu di adakan lah ronda malam untuk berjaga di sekitaran kompleks DARMARAJA dengan kesepakatan berganti orang setiap malamnya.

Di malam pertama dan ke-dua kegiatan ronda malam berjalan dengan lancar, tak ada yang janggal sama sekali. Lalu di malam ke-tiga tepat di malam jum'at, Hanin melakukan aktivitas tak wajarnya. Beberapa orang yang sedang bertugas untuk meronda tak sengaja melihat keberadaan Hanin yang sedang duduk di ayunan kayu dengan tatapan kosong.

Mereka berpikir bahwa itu adalah hantu penghuni pohon besar di sana yang kerap kali di perbincangkan oleh masyarakat setempat. Dengan keadaan panik mereka lari terbirit-birit dari sana saking takutnya mereka melihat penampakan Hanin, senter yang di gunakan untuk menyorot Hanin sebelumnya juga di lempar ke sembarang arah oleh orang tersebut.

Dan keesokan harinya berita itu lagi-lagi menggemparkan kompleks DARMARAJA, topik perbincangan yang kian berubah setiap hari nya dengan gosip-gosip aktual atau pun intelektual yang entah dari mana datangnya.

Dari kejadian tersebut, sudah tak ada lagi yang berani untuk meronda malam walaupun hanya di kawasan kompleks DARMARAJA, lalu kegiatan itupun di tindakan begitu saja.

Hanin sepertinya sudah bosan sehingga dia bangkit dari ayunan itu. sepertinya ini sudah mau menjelang menjelang subuh—pikirnya, dengan tenang kaki jenjangnya melangkah pergi dari sana meninggalkan rasa yang tersisa.

•••••

Hanin sekarang sedang mencoba untuk memejamkan matanya, tapi entah kenapa ketika dia memejamkan matanya wajah hancur seseorang selalu muncul di benaknya.

Selama 4 tahun gadis itu di hantui memori menyeramkan yang tersimpan jelas di benaknya, dan 2 tahun belakangan ini Hanin di diagnosis terkena skizofrenia.

Sekarang Hanin sedang berkutat dengan ponselnya, dia membuka aplikasi berwarna hijau karena notifikasinya terus berbunyi sedari tadi.

[ 11 messages have not been read ]

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

About HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang