2. Tujuh VS Tujuh

627 44 1
                                    

Branggg

Bunyi pagar besi yang menjulang tinggi terbuka begitu saja, pagar otomatis itu terbuka bersamaan dengan rumah yang tak kalah besar diseberangnya. Langit masih sangat gelap bahkan cuaca sangatlah dingin dengan kicauan burung yang bergema, rasanya sangat menyenangkan bangun di waktu subuh untuk shalat berjamaah di masjid besar yang berada di ujung perumahan elit itu.

Tujuh lelaki muda berdiri tepat didepan tujuh lelaki muda lainya, wajah semua lelaki muda itu terangkat dengan mata yang memicing tajam. Masing-masing dari mereka mengenakan baju koko dan sarung dengan sendal jepit yang begitu merakyat tak lupa peci yang telah terpakai rapi di atas kepala mereka.

Wajah tampan dan tubuh yang proporsional tentu amatlah sempurna melekat didiri mereka, terlebih lagi mereka semua merupakan putra dari penguasa terkenal yang telah menanamkan saham mereka di berbagai belahan dunia tetapi mereka tak ingin meninggalkan negara Indonesia.

Meskipun keturunan pengusaha putra dari keluarga Adhitama dan Argawijaya tak pernah malu untuk ikut shalat berjamaah, bahkan mereka pernah itu bertanding diacara tujuh belasan, belum lagi putra kedua keluarga itu berlomba-lomba ingin membantu membersihkan masjid yang berakhir dengan adu argumen sampai-sampai pengurus masjid pusing di buatnya.

Allahu akbar....Allahu Akbar.....

"Lah dah adzan ajee, Bang buru kita lari nanti keduluan tu bocah shaf paling depan ingat kata ayah Adhitama terhormat siapa yang shaf depan dapat pahala lebih" ucap Jeano si putra keempat keluarga Adhitama.

"Gas skuyyyy" Tarik si Chandra yang lebih dulu berlari melewati jejeran Argawijaya bersaudara

"Awas ye lu, shaf depan milik kita-kita semua" sunggut anak lelaki bernama Zaky yang tak mau kalah dan berlari secepat mungkin mengejar bocah musuh bebuyutannya yang lebih dulu melalui dirinya.

"Halah lo pada pasti kalah cepat dari kita, Abang ayok lari" Tukas Haekal menarik lengan si sulung

"Ehhhh bang Haekal tunggu dulu" panggil Natta

"Ngape Natt?" Tanya Haekal berhenti sejenak begitu juga dengan Mahendra si sulung.

Natta hanya tersenyum lebar lalu mengulurkan tangan dihadapan Mahendra, Mahendra nampak kebingungan namun tetap mengulurkan tanganya, Natt mencium tangan kanan sulung Adhitama lalu tersenyum sambil mengucapkan salam. "Assalamualaikum abang Mahen, semoga hari ini selalu dipenuhi kebahagian" ucap Natta

"Waalaikumsalam, ehhh elu juga deh Natt" jawab Mahen

"yowes aku duluan ya bang"Ujar Natta "Kaburrrrr, yuhuuuu cepetan kita harus shaf depan woyyy jangan sampe keduluan abang-abang ntuuu" ujar Natta dengan wajah girangnya berlari meninggalkan Mahendra yang masih terdiam memahami situasi.

"Wahhhh bener-bener tu bocah" Gerutu Jendral yang langsung ancang-ancang untuk berlari sambil menyisit kain sarungnya. "Liat ajeee lu semua, Nihhh pahlawannya Adhitama" ujar Jendral kemudian berlari secepat kilat.

"Buset si Bang Jendral" Tukas Ayden terkejut karena tubuh ringan Jenderal yang melewatinya seperti bayangan

"Hadeuh mau shalat subuh aja ribet nya kaya mau nyelamatin bumi dan seisinya " ujar Reyhan. "Tapi yaudah kabur aja lahh mau shaf depan supaya banyak pahala" gerutu Reyhan yang langsung menyusul adik-adiknya yang tengah berlomba dengan putra Argawijaya.

"Mas sama Abang duluan aja gw masih belum sanggup lari plis banget masih ngantuk, tolong dong ini sekampung pada bangun kalau kaya gini caranya" sambung Ricky si bungsu dari Argawijaya yang kewalahan melihat tingkah para tetuanya itu.

"Gw juga, mending kita jalan aja nggk sih ngurus energi banget subuh-subuh lari" sambung Zayyan bungsu dari keluarga Adhitama.

"Nggk ikut lari lo?"

Adhitama VS Argawijaya (Nct Dream X Enhypen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang