1

4 0 0
                                    

Vano dan Ricky, dua sahabat yang tak terpisahkan sejak kecil. Mereka berbagi tawa, tangis, dan mimpi bersama-sama. Namun, Vano punya rahasia yang hanya diketahuinya. Dia divonis kanker dan tinggal satu bulan lagi untuk hidup.

Meskipun rasa sakitnya tak terbayangkan, Vano memutuskan untuk menyimpan rahasia itu agar tidak memberatkan Ricky. Setiap hari, mereka menjalani kehidupan seakan tak ada beban berat yang diemban Vano. Mereka menjelajahi kota, bercanda, dan mengejar impian bersama.

Di kala senja menyelinap di antara pepohonan, Vano dan Ricky bermain sepeda di taman. Cerahnya matahari menjadikan langit latar belakang yang sempurna untuk tawa mereka yang riang. Mereka merencanakan petualangan baru, tak menyadari bahwa rahasia besar mengintai di balik senyum Vano.

Saat malam tiba, Vano dan Ricky berkumpul di teras rumah mereka, berbicara tentang impian masa depan, dan tertawa hingga tengah malam. Namun, bayang-bayang rahasia Vano menyelinap, menciptakan kontras antara kebahagiaan yang terasa begitu nyata dan beban yang tersembunyi.

Di balik layar, Vano berjuang menyembunyikan kenyataan pahit tentang kanker yang menggerogoti kesehatannya. Setiap senyum yang dia perlihatkan kepada Ricky menjadi lapisan tipis yang menyembunyikan ketidakpastian yang tak terucapkan. Sebelum Ricky mengetahui, setiap momen terasa seperti melodi yang indah, namun terdapat nada minor yang belum terungkap.

Sebelum Ricky mengetahui rahasia yang diemban Vano, mereka menghabiskan waktu berdua seperti biasa. Mereka bermain sepeda di taman, tertawa bersama, dan merencanakan petualangan baru. Setiap momen diisi dengan tawa dan kebahagiaan.

Vano berusaha keras menyembunyikan rasa sakitnya, ingin memberikan saat-saat terbaik untuk Ricky. Mereka pergi ke festival makanan, menonton film favorit mereka, dan melakukan semua hal yang selalu mereka impikan. Terkadang, Vano merasa berat hati, tetapi ketika bersama Ricky, dia menemukan kekuatan untuk tersenyum.

Ricky, tanpa curiga, menikmati setiap detik bersama sahabatnya. Mereka merayakan ulang tahun Vano dengan pesta kejutan yang penuh sukacita. Di balik senyuman Vano, terdapat rasa sayang dan terima kasih yang mendalam kepada Ricky.

Namun, seiring berjalannya waktu, gejala penyakit Vano semakin sulit disembunyikan. Saat-saat lelah dan sakit mengintai, tetapi Vano tetap bersikap ceria di depan Ricky. Dia ingin memberikan kenangan tak terlupakan, meskipun terbatas oleh waktu yang semakin berkurang.

Akhirnya, ketika rahasia terungkap, Ricky merenung tentang semua momen bahagia yang mereka lewati bersama. Meski berduka, dia merasa bersyukur telah menjadi bagian dari hidup Vano, mengisi hari-hari terakhir sahabatnya dengan canda tawa dan kebahagiaan yang mereka bagi bersama.

Vano: Yo, Ricky! Apa kabar?

Ricky: Ey, Vano! Lagi oke nih. Lu gimana?

Vano: Sip, gue juga oke. Besok sore lu mau gowes sepeda di taman baru?

Ricky: Keren! Jam berapa?

Vano: Jam 4, gitu. Terus abis itu kita makan malem di tempat langganan.

Ricky: Niat, bro! Ada ide lain gak buat kita?

Vano: Hmmm, mungkin setelah itu kita nonton film aja. Pengen nyaranin yang keren?

Ricky: Yaudah, gue on board! Besok deal ya.

Vano: Mantap, bro! Besok ketemu!

Malam nya

Ricky: Eh, Vano, kenapa lu ke rumah sakit malam-malam begini?

Vano: (coba tersenyum) Ah, gak apa-apa, cuma cek kesehatan aja.

Ricky: Seriusan? Kok gue gak tau?

Vano: (berusaha menyembunyikan) Baru tadi sore dites, nggak mau repotin lu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Best Friend Till DieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang