"makasi banyak, mas melk! hamsternya lucu lucuuu"jeno mengangkat perlahan kandang hamster ke depan mukanya dan tersenyum kepada mark. mark ikut tersenyum dan mengelus rambut halus jeno.
"sama sama, nenong. jaga baik baik ya, inget janjinya" mark mencubit perlahan hidung bangir jeno.
•••
"yang ini aji, yang ini jie. lucu ga namanya, mas melk?" tanyanya sambil menunjukan satu satu hamster di tangannya kepada mark yang sedang duduk di sofa memperhatikan istrinya.
mark mengangguk menyetujui. ia menyesap kopinya lalu menjulurkan tangannya kepada jeno yang dapat diartikan kalau mark juga ingin memegang.
jeno perlahan memindahkan hamster gemuk berwarna putih kecoklatan ke tangan mark, mark menahan tawanya karena hamster itu bergerak yang menimbulkan geli di tangannya.
"gembul banget, kayak nenong"
jeno mendengus malas sambil tetap mengelus hamster yang berwarna coklat. "mas aja, gembul!"
"ini ada apa sih, sampai pengen banget hamster? ngidam ya?" sebenarnya mark iseng saja menjawab itu tapi tiba tiba jeno berlari menuju ke kamar mandi. mark segera memindahkan hamster di tangannya dan berlari mengikuti jeno.
"huek!" suara muntahannya bergema dari bilik toilet, mark khawatir jadi dia memijat tengkuk jeno berharap istrinya dapat berhenti muntah.
"sayang, kenapa?" ujarnya setelah memastikan jeno berhenti memuntahkan isi perutnya. mark mengambil tissue dan membersihkan sekitar bibir jeno.
jawaban yang didapat hanya jeno yang menangis terisak, sepertinya masih kaget. mark masih menatap istrinya khawatir lalu menggendong tubuhnya yang tadi duduk di lantai toilet.
jeno masih terisak di gendongannya, mark memutuskan untuk membawa jeno ke kamar mereka dan merebahkannya perlahan.
tangannya terulur untuk mengelus surai jeno dan menghapus air mata di pipinya, perlahan ia duduk di tempat tidurnya.
"mas melk... mual" tangisannya mulai mereda, hanya isakannya saja masih ada.
"mas telfon dulu dokter ya? nenong jangan nangis lagi ya" setelah mendapat anggukan dari jeno, mark segera mengambil handphone nya dan menelfon dokter yang kebetulan adalah temannya.
•••
"luke! masuk aja sini, aduh maaf ya ganggu sore sore gini"
"gapapa mark, ga masalah. ini masih jam nya gua kerja kok" luke atau lucas tersenyum dan memeluk singkat tubuh sahabatnya.
mark mempersilahkan lucas masuk dan mengiring nya menuju kamarnya dan jeno.
lucas tersenyum kecil dan mengeluarkan peralatan untuk dia pakai kepada jeno. "curiga hamil nih". mark menggaruk tengkuknya ragu ragu.
"kak lukhei, mual" jeno mengadu sambil menatap memelas kepada lucas yang dulunya ada senior di kampus. hubungan mereka sangat dekat, bak kakak adik. bahkan dulu mark sempat cemburu karena mengira kalau jeno dan lucas berpacaran.
sambil memeriksa kondisi jeno, lucas sedikit mengajaknya berbicara supaya jeno bisa tenang. mark mendengarkan obrolan mereka, sesekali bergabung dan mengelus rambut jeno sayang.
tiba tiba lucas mengeluarkan sesuatu dari tasnya dan memberikannya kepada jeno. "nih, pas kak uwo tau kamu muntah muntah, kak uwo langsung nyuruh aku ngasih ini ke kamu"
jeno menerimanya ragu ragu, sedangkan mark menatap lucas tersenyum yang dibalas dengan kedipan mata.
"serius, kak? berarti jeno harus pipis dulu dong, ya?" tanya nya, berusaha meyakinkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
markno daily ^___^
Фанфикdaily life pasangan mark dan jeno sehabis menikah. udah jelas ini cerita bxb/bl yagesya, dimohon untuk tidak salah lapak. happy reading!🫂