TRUTH - 1 | KE MANA AI YIN PULANG SETELAH INI?

503 92 12
                                    

[ 1781 words ]
.
.

Sebelum ayam berkokok membangunkan seluruh desa, seorang perempuan berumur tidak lebih dari dua puluh tahun mematut diri dengan wajah nelangsa di depan cermin berwarna kuning.

Rambut panjang perempuan itu tergerai rapi, beberapa bagiannya diikat melengkung di dekat pelipis, dan setengah rambut lainnya disanggul cantik hingga ke atas ubun-ubun. Pernak-pernik rambut berwarna merah tak lupa menghiasi kepala perempuan itu hingga terlihat menjadi begitu jelita. Namun, kecantikan itu tetap tidak membuatnya senang. Bibirnya yang ranum delima tidak tersenyum. Matanya tidak ceria dan tetap sendu. Bahkan, kaku tubuhnya mulai menggelugut dan hatinya yang terlampau sedih.

Seolah mengerti dengan perasaan sang perempuan, butiran-butiran salju mencuri masuk melalui celah jendela hanya untuk menambah gigil hingga membuat giginya bergemelatuk kecil karena kedinginan. Tak lama, terdengar desau suara angin yang sedikit ribut sebab tak mau kalah dengan si kecil salju. Angin itu berkibar cukup kencang hingga membuat bilah-bilah jendela kayu mahoni itu berderak mendobrak hendak terbuka.

"Rumor-rumor itu semakin jelas, Nona Yin. Tetua telah bersepakat untuk memperkuat keamanan karena Klan Wuxianpai telah bangkit. Semua serangan, penghilangan paksa dan pembunuhan tragis itu adalah ulah klan tersebut. Bahkan, kekuatan mereka semakin bertambah besar saat ini, Nona." Seorang pelayan tua yang telah mengasuhnya sejak masih dalam kandungan ibunya, berkata begitu seraya menyisir rambut perempuan tersebut.

"Jadi, jangan sedih, Nona. Keputusan Nyonya untuk segera menikahkan Nona Yin dikarenakan beliau begitu mengkhawatirkan dan menyayangi Anda."

"Nona akan aman selama berada di Gunung Xiwu. Tidak akan ada siapa pun yang berani mencelakai Nona," imbuhnya lagi.

Perempuan yang disebut Nona Yin itu mengangguk, tetapi hanya diam tak bersuara. Raut wajahnya tetap terlihat muram walaupun dia mengerti dengan keputusan sang ibu yang langsung mengirimnya kepada Klan Keluarga Jiao setelah memasuki usia menikah. Walaupun, Klan Jiao juga baru terdengar kabarnya kembali setelah puluhan tahun menghilang dan langsung disetujui oleh seluruh klan bahwa Klan Jiao-lah yang terkuat dan menjadi tempat teraman saat ini.

Seraya mengelus pelan gaun pengantin di pangkuannya yang masih terlipat rapi, mata berkaca Nona Yin melirik pelayannya itu dari pantulan cermin. Bibirnya bergerak dengan sedikit gemetar, "Pemilihan calon pengantin ... sepuluh klan mengirim masing-masing putri mereka termasuk Ai ...." Suaranya terdengar lembut seperti sutra.

"Saya yakin Nona akan terpilih dari sepuluh kandidat yang ada," kata pelayan itu dengan nada meyakinkan yang penuh percaya diri. Sayangnya, Nona Yin justru semakin merasa sebaliknya.

"Jika Ai tidak dipilih oleh Calon Pemimpin Pedang Klan Jiao, apakah Ai akan mati?" tanyanya dengan nada lugu, sedikit harapan dan sendu tak berkesudahan.

Pelayan itu terkejut. Dia langsung bersujud, menunduk dalam dengan kedua tangan tertaut di atas kepala memberi hormat segan. Bibirnya mendadak gemetar, dia menjawab dengan penuh ketakutan, "Hamba tidak berani memberikan jawaban apa pun, Nona. Ha-hamba hanya seorang rendahan tidak pantas menjawab pertanyaan seperti itu."

Nona Yin dengan wajah nelangsanya yang cukup datar, bertanya lagi, "Atau Ai bisa dipulangkan? Namun, harus ke mana Ai pulang setelah ini?"

Tak mendapatkan jawaban lagi, gadis itu menghela napasnya pelan. Dia berbalik. Wajahnya yang berbentuk oval dengan pipi tirus yang anggun itu terlihat memiliki garis wajah yang begitu menyejukkan. Dua tangannya yang halus menyentuh lengan pelayan setianya itu dan berkata dengan suara yang begitu penuh kelembutan, "Bangunlah ...."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
THE TRUTH UNTOLD OF NIRVANA TIANMENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang