Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hali meletakkan nampan berisi dua susu hangat di atas karpet. Hali menatap Taufan heran, karena raut wajah Taufan ketakutan dan terkejut.
"Lo kenapa, Fan?" Tanya Hali. Taufan tersadar dari lamunannya. Ia menggeleng. "Gapapa kok, Li." Jawabnya sambil tersenyum getir.
Hali mengabaikan sikap Taufan yang aneh. Ia mengambil susu hangat dan memberikannya kepada Taufan. Taufan segera meminum susu itu, Hali pun juga.
Taufan meletakkan susu miliknya setelah habis ia minum. Ia nampak terdiam sebentar. "Li.. Gue boleh begadang ga?" Tanyanya.
Hali yang sedang meminum susu terdiam. Alisnya naik satu. "Buat apa? Gausah aneh - aneh." Ucapnya.
"Ihh.. Boleh ya? Lagian kan besok juga Minggu." Rengek Taufan. "Yaudah - yaudah. Tapi sampe jam delapan aja." Jawab Hali.
"Itu mah bukan begadang, Li." Taufan menatap Hali datar. Hali hanya nyengir saja lalu mengangguk.
Taufan tampak senang. "Tapi ga boleh sampe terlalu malam." Pesan Hali kepada Taufan. Taufan mengangguki pesan Hali.
Hali kembali ke dapur. Sedangkan Taufan tampaknya akan mandi. "Jangan mandi malam. Nanti kedinginan." Teriak Hali dari arah dapur.
Taufan yang hendak melangkahkan kakinya ke lantai kamar mandi langsung ia tarik. "Ga mandi kok. Paling cuma nyiram badan aja." Taufan membalas juga dengan teriakan.
Taufan menunggu jawaban dari Hali. Tetapi sepertinya Hali diam saja di dapur. Itu artinya Taufan dibolehkan untuk mandi. Lebih tepatnya nyiram badan.
Hali sudah kembali dari dapur. Ia duduk di karpet untuk menonton tv. Dirinya ingin tenang untuk sementara saja.
Tapi sepertinya Tuhan tidak ingin Hali hanya duduk - duduk manis saja. Tiba - tiba saja ada suara ketukan pintu.
Tok tok tok.
Hali terdiam sebentar lalu berdiri untuk membuka pintu.
Ceklek.
Hali menatap malas manusia yang ada didepannya ini. Rupanya itu adalah Blaze yang sedang membawa handphone.
Blaze tampak nyengir. Ia menunjukkan deretan giginya yang rapi. "Yo, Hali. Taufan mana?" Tanyanya.
"Kamar mandi." Jawab Hali singkat. Tiba - tiba saja Taufan sudah keluar dari kamar mandi dan berdiri di belakang Hali hanya menggunakan handuk dan celana pendek.
"Oi, Blaze. Ngapain lo kesini?" Tanya Taufan sambil mengeringkan rambutnya menggunakan handuk.
Blaze menaikkan handphonenya yang menunjukkan dia sedang di dalam lobby game free fire. "Mabar." Ucap Blaze masih setia dengan seringainya.
Taufan menatap handphone Blaze dengan senang. Lalu tatapannya beralih ke Hali yang sedang menatapnya juga.
"Boleh ya, Li?" Taufan kembali memohon. Hali menghela napas kasar.