_ THE PUPPET _
-
-
-
-
_______________________________________Matahari pagi terbit dengan terang, menyinari semuanya dengan cahayanya. Semua orang terlihat sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing di pagi hari. Suasana pasar yang ramai pembeli, maupun suasana jalan yang ramai kendaraan.
Begitupun suasana sekolah, dimana para siswa dan siswi mulai berdatangan. Kebisingan para murid mengisi seluruh sekolah, membuat sekolah terasa ramai.
Seorang remaja bermanik sapphire salah satunya. Ia selalu menyapa semua orang setiap pagi, yang ia kenal maupun tidak.
Senyuman lima jari selalu menghiasi wajah cerahnya. Berjalan santai ke kelasnya sesekali bersiul pelan.
"Selamat pagi semua!" Teriaknya saat memasuki kelas yang mulai ramai.
"Oh upan, pagi" salah satu dari mereka membalas sapaan taufan sambil melambai kearahnya.
Senyuman taufan semakin lebar saat ada yang menyapanya kembali. Manik goldnya selalu membuat taufan terpana setiap saat, dan begitupun dengan sifatnya yang terkenal lemah lembut di sekolah.
"Gempa!! Seperti biasa yah!" Taufan merangkul gempa, temannya sekaligus orang yang ia sukai. Sayangnya taufan belum menyatakan perasaannya.
Ia belum siap
Gempa mengangguk pelan, dan memberikan sebuah buku PR dengan jawaban yang tertulis didalamnya. Sudah seperti biasa gempa akan membantu taufan dalam hal tugas sekolah, jika taufan lupa mengerjakan tugasnya.
"Sudah gem bilang, upan nggak boleh terus menerus menyontek dari gempa" gempa menasihati taufan yang mulai mencatat contekannya.
"Ya maaf gem, upan kan lupa" jawabnya.
"Iya deh, kali ini gem maafin. Besok kalau upan masih nyontek, gemgem nggak akan segan-segan mukul upan sampai babak belur" ancam gempa kepada taufan.
Taufan hanya mengiyakan, selagi tidak mendapatkan pukulan dari gempa. Bahkan mungkin ia bisa saja dengan senang hati di pukul hingga babak belur, asalkan gempa yang memukulnya.
Gempa kembali ke mejanya dan mulai membaca buku yang ia pinjam di perpustakaan.
Tak lama, bell berbunyi menandakan pelajaran pertama akan segera di mulai. Taufan sudah selesai mengerjakan tugasnya, tentu saja ia menyontek, dan tidak lupa untuk mengembalikan buku milik gempa.
~ -- ~
Taufan berjalan menuju kantin dengan teman sefrekuensinya. Mereka berteman sejak Sekolah Menengah Pertama, meskipun terkadang sifatnya menyebalkan namun hubungan pertemanan mereka sangat kuat.
"Traktir dong, bro" teman taufan merangkul pundaknya.
"Enak saja, uangku yang kemarin saja belum dikembalikan" taufan cemberut, mengingat uangnya yang dipinjam namun belum dikembalikan.
Temannya hanya menyengir tidak jelas, sesekali menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Lalu mereka memesan makanan, tentu saja taufan yang membayarnya. Untung saja sakunya dilebihkan hari ini.
"Blaze, aku penasaran dengan ruangan aula di sekolah" Taufan memulai percakapan.
"Hmm? Oh, ruangan itu" Jawab blaze, teman taufan yang sedang mengunyah makanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PUPPET
HorrorBoneka manis dan cantik, duduk diatas kursi indah nan megah. Menari dengan indah diatas teater besar, ditonton orang ramai. Alunan musik berbunyi setiap langkah tarian, membuat semua orang takjub akannya. ⚠️ WARNING ⚠️ SHIP Mungkin ada beberapa adeg...