12: Si kecil yang tak berdosa

267 157 785
                                    

Hai everyone!!!

Bab ini mengandung 17+😭
Komentarnya harus di jaga ya jangan sembarangan komen, boleh ngumpat pake kata kasar tapi jgn yg mengandung kata-kata 21+

Karena masih suasana lebaran, syell mau minta maaf jika ada kesalahan kata atau balasan komentar yang kurang mengenakan 🙏🏻 minal aidzin walfaizin semuanya 🙏🏻🙏🏻

Sblm lanjut janlup vote dan ramaikan komentar di setiap paragrafnya 🔥

Tandai typo!

_o0o_

Menangis adalah pilihan tepat untuk menyalurkan rasa sakit. Bukan lemah, hanya saja kita perlu menunjukkan sisi lemah kita kepada dirinya sendiri. Terkadang meminjam telingan manusia tidak akan aman, semuanya munafik.

Sejak tadi, Zoya tak henti-hentinya menangis. Sesekali memukul perutnya yang terlihat masih ramping. Berkali-kali ia mengumpat bahwa anak didalam kandungan adalah anak sial seperti Zenia.

"Pokoknya gue harus gugurin anak ini!"

Tangannya mengambil ponsel yang ada diatas nakas. Mencari kontak seseorang yang kini terus bersarang dipikirannya. Setelah dapat, ia segera memencet tombol panggil.

Panggilan terjawab dengan cepat. Namun bukannya bicara, justru Zoya menangis sekencang mungkin.

"Sayang, kamu kenapa nangis?" Tanya Chandra di sebrang sana.

"Gue mau gugurin anak ini!"

"NGGAK! Lo jangan gila Zoya, itu gue keluarin pake usaha gue sendiri. Dan lo, awalannya terima tawaran gue kan? Dan kita sepakat buat nggak gugurin anak kita kalau semisal kamu hamil."

Zoya menghela nafas gusar. Tangan sebelahnya mencengkram selimut sekuat-kuatnya. "Lo yang gila! Harusnya pake pengaman!"

"Ya oke gue yang salah. Tapi gue mohon jangan gugurin anak kita. Itu dari darah daging kita, Zoya."

"Kalo gitu, nikahin gue. Dengan syarat lo harus mampu beli emas batangan sama uang 100 juta sebagai mahar."

"Stupid! Where do I have that much money!"

"Salah lo sendiri yang nggak teliti sampe lupa pake pengaman."

"Fyi aja, gue lebih suka tanpa pengaman. Setidaknya benih-benih gue tertanem di rahim lo," balesnya santai.

"Anjing! Pokoknya gue mau gugurin anak ini!" Sambungan telpon terputus begitu saja. Zoya merasakan sakit yang luar biasa saat mengetahui jika Chandra melakukan hubungan intim tanpa pengaman.

"ARGHHH!!!" Gadis itu melemparkan ponselnya ke berbagai arah. Tak hanya itu, ia melempar alat-alat kosmetik, serta membuang bantal dan selimut itu kebawah lantai.

Di luaran sana, sudah ada Zenia dan Mawar yang terus menggedor-gedor pintu kamar Zoya. "Zoya sayang, kamu kenapa? Buka pintunya, jangan bikin mama khawatir."

"Iya Zoya, kalo ada apa-apa bisa cerita ke aku, jangan kayak gini. Kasian ibu dari tadii khawatirin kamu."

Setelah ucapan Zenia selesai, pintu kamar Zoya terbuka lebar menampilkan Zoya dengan rambut yang berantakan serta barang yang berserakan. Zoya terlihat sangat frustasi.

SERPIHAN LARA || Jake Sunghoon EnhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang