HALOO
Ada waktu luang, akhirnya aku bisa update 🖤
Typo masih bertebaran, mohon untuk ditandai⚠️
Jangan lupa untuk tinggalkan jejak kalian di sini, karena itu sangat berarti
Happy Reading ᝰ.ᐟ
•••
Malam itu, suasana di Bina Harapan Boarding School semakin mencekam. Setelah kejadian di gudang, masing-masing dari mereka merasa seolah-olah ada sesuatu yang mengintai dari bayang-bayang.
Meskipun tidak ada yang membicarakannya secara terbuka, rasa takut perlahan mulai menyusup ke dalam pikiran mereka.Luna, yang berada di kamar 17, mencoba mengalihkan pikirannya dengan membaca buku catatan yang ditemukan sebelumnya. Namun, fokusnya terganggu oleh perasaan aneh, seperti ada seseorang yang memperhatikan dari sudut ruangan.
Ia menoleh, tapi tidak ada apa-apa di sana. Napasnya mulai memburu, tapi ia memaksakan diri untuk tetap tenang. “Itu cuma perasaan aku aja,” gumamnya pada diri sendiri.
Namun, tidak lama setelah itu, terdengar suara langkah kaki mendekat. Awalnya perlahan, tapi semakin lama semakin keras. Luna mendekati pintu kamar dan mengintip melalui lubang kunci, tapi lorong tampak kosong.
“Siapa di sana?” tanyanya dengan suara tegas.
Tidak ada jawaban, hanya suara langkah kaki yang perlahan menjauh. Dengan keberanian yang tersisa, Luna membuka pintu, tetapi lorong itu kosong. Hanya bayangan panjang dari lampu lorong yang menyambutnya.
Di kamar 07, Mahendra terbangun dengan keringat dingin membasahi tubuhnya. Mimpinya terlalu nyata: seorang wanita dengan mata merah yang menatap tajam ke arahnya. Suara tertawa kecil masih terngiang-ngiang di telinganya.
“Hen, lo kenapa?” tanya Elang yang tidur di ranjang sebelah.
“Gue mimpi aneh lagi, Lang,” jawab Mahendra sambil mengusap wajahnya. “Tapi rasanya... kayak nyata banget.”
“Lo harus tidur lagi. Jangan terlalu dipikirin,” kata Elang, meskipun ia sendiri tidak yakin dengan ucapannya.
Namun, sebelum Mahendra sempat membalas, terdengar suara benda jatuh dari sudut kamar. Semua orang terbangun. Januari langsung menyalakan lampu.
“Benda apaan tuh?” tanya Gabriel dengan suara rendah.
Mereka menemukan bingkai foto yang terjatuh dari meja kecil di sudut kamar. Yang aneh, kaca bingkai itu pecah meskipun tidak jatuh dari ketinggian yang cukup untuk membuatnya rusak.
“Ini makin aneh aja,” ujar Septian dengan nada gemetar.
Januari mengambil bingkai itu dan memperhatikannya dengan seksama. Foto mereka yang baru diambil saat hari pertama tiba di sekolah terlihat retak, tepat di bagian wajah Nadira.
Keesokan harinya, mereka memutuskan untuk bertemu di halaman belakang asrama. Luna membawa buku catatan dan kunci yang ditemukan di kamarnya, sementara Januari membawa foto yang pecah semalam.
![](https://img.wattpad.com/cover/361216401-288-k730513.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAGEDI KAMAR 07 - 17 [SELESAI]
Misterio / Suspenso[THRILLER AREA!] Bina Harapan Boarding School, dengan gedung-gedung megah dan fasilitas lengkap, terlihat seperti tempat yang sempurna untuk belajar dan berkembang. Namun, di balik kemegahannya, ada rahasia kelam yang mengintai, menunggu untuk mengu...