Keesokan harinya dengan mata yang sembab karena telah menghabiskan malam yang penuh dengan tangisan , Seanna berhasil mengeluarkan senyum pertamanya pada Nathaniel yang tiba-tiba menjemputnya pagi hari di Lobby Apartmen. “Kau tau uda jam berapa ini?” salam pagi Nathaniel diawali dengan nada kasar yang sangat tidak bersahabat. Seanna tersenyum lagi tanpa mempermasalahkan itu semua. “kita harus segera menemui Mr.Grey investor besar itu” jawab Seanna tanpa menghentikan langkahnya di hadapan Nathaniel yang langsung melangkah cepat melewati Seanna dengan kesal. “bagus kalau kau tau itu investor besar kita. Dan jangan pernah membuatku menjemputmu dari sini lagi!” dan untuk sekali lagi Seanna tersenyum..
Nathaniel mengintip jam tanganya setelai usai meeting di sebuah restaurant yang menyediakan fasilitas meeting . “aku harus kembali ke rumah menjemput liliane” dan dia sambil melihat kearah Seanna . “bisakah kau sendiri kembali ke kantor? Aku tak sempat menurunkanmu di kantor lagi” Tanpa berpikir untuk kedua kalinya , Seanna mengganguk kepalanya dan membereskan berkas-berkas bekas meeting tersebut. Nathaniel bangkit dari kursinya dan berjalan kearah Seketarisnya itu dan menepuk rambut Seanna. “pintar” sahut Nathaniel dan dia pun mencium kening Seanna dan menghilang dari tempat tersebut.
Seanna Keluar dari tempat meeting dan berjalan kearah Kantornya. Meski dia sendiri tau , lebi bagus dia menghentikan sebuah Taxi atau menelepon supir kantor untuk menjemputnya dari sini. Tapi dia lebih memilih berjalan yang meski memerlukan waktu hingga setengah jam pun belum tentu akan sampai di kantornya itu. sambil memeluk berkas-berkas meeting tersebut dia berjalan menatap lulus jalan didepannya.
Apapun yang dilakukan Bosnya pada dirinya itu semua adalah yang terbaik bagi dirinya. Belum pernah dia merasa begitu nyaman berada di dekat seseorang. Meskipun dia tau bosnya kan menikah dengan wanita lain , wanita yang sudah dari kecil bersamanya itu , tapi Seanna tetap bersama Bosnya. Dia tidak pernah bertanya kepada bosnya akan bagaimana hubungan mereka itu. Dan dia tau bosnya juga tidak ingin membahas itu dengannya. Meski batinnya selalu terluka ketika melihat pria yang sangat dicintainya itu bersama dengan wanita lain-istrinya yang sedang hamil muda- , dia masih senang melihat kedua pasangan itu bahagia.
Sejak kecil Seanna hanya tinggal bersama dengan neneknya di desa kecil. Mereka hidup dengan pas-pasan dari hasil neneknya membuka warung kecil-kecilan didepen rumahnya. Besar rumahnya dulu hanya sebesar ruangan bosnya sekarang. Setelah tamat SMA , Seanna ingin membalas budi neneknya yang menjaganya sampai besar ini, nenek yang menyekolahkannya hingga tamat SMA . Dengan modal selalu ranking satu di sekolah, dan bekal baju-baju rusuhnya itu , Seanna nekad melanjutkan sekolah tinggi dikota dengan beasiswa yang didapatnya. Dengan kondisinya yang begitu , dia ditawarin pihak universitas untuk bekerja magang di salah satu perusahaan yang sedang berkembang itu yang ownernya masih menjadi pemilik saham terbanyak di universitas tersebut.
Dengan ketekunan yang dimilikinya , Seanna yang baru memperoleh gelar bachelor langsung dipromosikan menjadi Seketaris Direktur yang kebetulan Seketaris lamanya akan mengundurkan diri untuk menikah.
Seanna yang awalnya sering menjaga jarak dengan direktur Wermeent Enteprised Holdings.Inc akhirnya diketahui oleh Nathaniel Wermeent. “apa kau sudah punya kekasih?” Tanya Nathaniel dengan kesal karena Seanna tidak pernah mau menatapnya langsung meskipun mereka sedang membahas pekerjaan yang sangat serius. Seanna menggeleng. “calon?” Seanna menggeleng lagi. “belum” Nathaniel dengan kesal langsung bangkit dari kursinya dan dia menarik muka Seanna ke atas “tatap aku” Seanna mengikuti. “Bagus. Mulai detik ini jika aku berbicara padamu, kau harus melihatku seperti ini. Jangan pernah lagi menundukkan kepalamu dihadapanku lagi. Mengerti?” kemudian Seanna mengangguk dan Nathaniel melepaskan tangannya dari dagu Seanna dan tersenyum licik. Dan itu pun menjadi pertama kalinya Seanna berhadapan dengan begitu dekat dengan seorang lelaki.
~
“Kenapa jam segini baru kembali ke kantor?” Tanya Nathaniel kesal setelah melihat Seanna masuk ke ruangannya dengan beberapa file di tangannya. Seanna hanya tersenyum di hadapan lelaki itu dan meletakkan file tersebut di atas meja.
“Hey.. apa yang terjadi?” tanyanya lagi pada Seanna yang hanya tersenyum. Gadis itu masi tetap tidak membuka mulutnya, dia hanya menggeleng.
“heyyyy” Lelaki itu berdiri dari duduknya dan berjalan mengintari mejanya , lalu diapun duduk di pinggiran meja. Sebelah tanganya dengan cepet menarik pinggul gadis didepennya mendekat kepadanya. “kau marah padaku?” Tanyanya dengan nada yang lebi rendah dari pertanyaannya yang tadi. Gadis tersebut tetap menggeleng lagi “aku tidak pernah dan tidak akan pernah marah padamu,sir”. “lalu?” “aku hanya terlalu capek. Aku….” Dia melihat kearah mata lelaki tersebut yang sedaritadi hanya menatapnya . “aku mencintaimu. Aku sangat mencintaimu sir. Aku—“ belum selesai dia melanjutkan perkataannya, Lelaki yang didepannya sudah menciumi bibirnya. “masalah selesai” ucapnya kemudian. “ayoo kembali kerja gadisku”. Dan dia pun mengambil file yang dibawa Seanna itu. Seanna kembali tersenyum. Kali ini dia tersenyum pada dirinya sendiri. Selalu begitu.menganggap semua masalah itu selesai hanya dengan menciumku. Dan kenyatannya memang begitu.semua selesai begitu saja. Seanna mengangkat bahunya tanpa diketahui Nathaniel sebelum keluar dari ruangan tersebut.
Didalam ruangan tersebut, Nathaniel tersenyum menatap lulus kearah Seanna yang baru menghilang dibalik Pintu Pemisah ruangan mereka berdua. Dia senang pada gadis yang sangat bersemangat ini. Mukanya yang tidak pernah bermake-up ini pun tidak bermasalah pada Nathaniel. Dia sangat cantik dengan kepolosannya. Wanita yang tidak pernah ternodai ini bagaikan selembar kertas putih yang tidak pernah ditulisi.kertas putih yang utuh. You’re mine. Nathaniel mengarahkan pandangannya pada bingkai foto yang ada yang ada diatas meja kerjanya itu ~ foto pernikahannya dengan Liliana~. Dia pun tersenyum dan melanjutkan pekerjaannya.