23. Second Choice

331 33 2
                                    

HappyReading





"Gue bakal cari siapa pemilik akun sialan itu!" Ujar Clara berapi-api.

"Emang bisa?" Sahut Selda sembari mengunyah donat.

Clara mengendus, "gue punya Miguel. Dia ngelakuin segalanya buat gue."

Vina datang dengan tumpukan kertas di tangannya, "bu Retno lagi ada pelatihan di luar, kita di kasih tugas dan harus selesai hari ini, ya." Gadis ini memang menjabat sebagai ketua kelas.

"Tugas apa?" Tanya Selda dari bangkunya.

"Essay, 20 soal."

Vina membagikan soal tersebut lalu duduk di bangkunya. Clara menatap kertas soal tanpa minat, "kerjain cepet, nanti kasih ke gue sebelum bel," ujarnya pada Vina.

"Oke."

Sejauh ini Vina tidak bisa menolak apapun yang Clara inginkan. Vina tau, Clara sengaja menjadikan dirinya sebagai teman karena otak Vina yang bisa di andalkan. Sedangkan Selda? Dia kurang bisa menangkap materi dengan baik. Bukannya Vina mau menghujat gadis itu, tapi begitulah kenyataannya. Selda selalu terlambat memahami pelajaran, Jika Vina membantu menjelaskan, Selda pasti menolak.

Itu yang buat Vina geram.

Sudah tau bego. Minimal mau paham dikit kalau dijelasin. Lha ini, enggak sama sekali. Malah ikut-ikutan Clara nyontek jawaban sana-sini.

Vina terlanjut terikat dengan dua benalu ini. Sulit untuk lepas, tapi akan Ia coba.

"Gue semalem tidur di appart Miguel lagi," Clara bercerita.

Selda antusias, "terus, terus?"

Vina sibuk dengan soal, tapi telinganya tidak bisa di ajak kompromi untuk tidak mendengarkan cerita dari mulut sampah Clara.

"Miguel keliatan iba banget sama gue," Clara cerita dengan bangga.

"Gue yakin dia itu cinta sama lo, cuma nggak bisa ngungkapin aja." Kata Selda.

Kan, Selda bego. Dari awal Clara bilang miguel iba dengannya, bukan cinta. Vina nggak habis pikir, otak mereka terbuat dari apa.

"Gue juga mikir gitu," kali ini Clara percaya diri, "dia juga meluk gue."

"Oh, so sweeeet."

"Kemarin gue juga foto bareng sama dia," Clara mengeluarkan ponsel, "gue upload di Instagram yaa."

"Harus dong."

Vina pura-pura tuli.

"Caption nya apa yaa," Clara tampak berpikir.

Selda juga ikutan mikir.

Vina mengendus, "padahal otak aja gapunya, segala mikir." Dumel nya dalam hati.

"I love you to the moon and back," saran Selda.

Clara berdecak, "norak."

"Gimana kalau, spend the night with you?"

"Keren," Clara tersenyum dan mulai mengetik.

Ini juga salah satu hal yang tidak disukai Vina dari mereka berdua, tidak punya malu!




* * *





Railey yang sudah menyelesaikan tugas, duduk di depan kelas sembari berkutat dengan gawainya.

Gadis yang tengah menikmati dinginnya ubin sekolah itu tampak tak bisa di ganggu jika sudah larut dalam serial drama turki favorit nya.

"Rail, kantin?" Tawar Mega.

Jasa Boga✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang