HALOO
Akhirnya bisa update lagi. Mohon maaf jadwal lagi padat, jadi aku update sebisanya
Ayo, tembus 5k pembaca!!
Jangan lupa untuk tinggalkan jejak kalian di sini dengan vote dan comment
Absen dulu, jam berapa kalian baca chapter ini?
> Happy Reading <
•••
“Melupakan atau dilupakan?”
•••
Malam itu, suasana di Bina Harapan Boarding School begitu sunyi, terlalu sunyi hingga menimbulkan rasa tidak nyaman di hati mereka yang masih terjaga. Hawa dingin yang tak wajar menyelimuti seluruh asrama, seolah ada sesuatu yang mengintai dari balik kegelapan.
Januari duduk di pojok kamar 07, mencoba menganalisis setiap kejadian aneh yang telah mereka alami. Gabriel duduk di ranjangnya, pandangannya kosong, tenggelam dalam pikirannya sendiri. Sementara Mahendra dan Septian berusaha bercanda kecil untuk mengusir ketegangan, meskipun keduanya tahu suasana di dalam kamar semakin mencekam.
Namun, yang paling membuat semuanya gelisah adalah ketidakhadiran Elang. Sejak sore tadi, ia belum kembali ke kamar.
“Lo pikir, Lang ke mana?” tanya Mahendra, suaranya penuh kekhawatiran.
Gabriel menghela napas panjang. “Gue nggak tau. Tapi gue rasa ada hubungannya sama apa yang kita temuin tadi siang.”
Pagi harinya, mereka memutuskan untuk mencari Elang. Luna dan Januari bergabung, keduanya juga merasa ada yang tidak beres. Luna, yang biasanya dingin dan tenang, kini tampak lebih gelisah.
“Aku sudah cari di sekitar kamar Nadira, tapi nggak ada tanda-tanda Elang,” ucap Luna.
“Gue udah cek ruang makan, aula, bahkan lapangan belakang. Nihil,” tambah Septian.
“Kita coba gudang,” usul Gabriel. “Kalau ada yang nggak beres, biasanya tempat itu selalu jadi titik awal masalah.”
Saat mereka memasuki gudang, suasana berubah drastis. Bau lembap dan debu memenuhi ruangan, membuat napas mereka terasa berat. Januari berjalan di depan, mengarahkan senter ke setiap sudut ruangan.
“Lihat ini,” ujar Mahendra sambil menunjuk ke arah dinding. Ada jejak tangan yang berlumuran sesuatu seperti tanah, tetapi warnanya lebih gelap.
Luna merasakan ada sesuatu yang salah. Ia mendekati dinding itu dan menemukan sebuah pesan yang tertulis dengan tulisan kasar:
"Dia sudah milikku."
Luna mundur perlahan, wajahnya pucat. “Ini tentang Elang. Dia... dia diambil oleh sesuatu.”
Mereka segera keluar dari gudang, perasaan takut bercampur dengan keputusasaan. Januari mencoba berpikir logis, tetapi bahkan ia tidak bisa mengabaikan fakta bahwa sesuatu yang tidak terlihat telah mengambil Elang.
“Kita nggak bisa diam aja,” ujar Gabriel. “Gue nggak peduli ini apa, kita harus cari Elang.”
“Tapi gimana? Kita bahkan nggak tau dia ada di mana,” balas Septian.
![](https://img.wattpad.com/cover/361216401-288-k730513.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAGEDI KAMAR 07 - 17 [SELESAI]
Misterio / Suspenso[THRILLER AREA!] Bina Harapan Boarding School, dengan gedung-gedung megah dan fasilitas lengkap, terlihat seperti tempat yang sempurna untuk belajar dan berkembang. Namun, di balik kemegahannya, ada rahasia kelam yang mengintai, menunggu untuk mengu...