01 - Awal

233 21 10
                                    

✐Selamat Membaca✐


---

Bugh! Bugh!

"Udah gue bilang, jangan deketin cewek gue lagi! Lo budeg apa gimana, hah?!" Murka seseorang dengan terus melayangkan beberapa pukulan ke wajah seorang pemuda bersurai coklat muda.

"Uhuk! Uhuk!"

Darah keluar dari mulut pemuda itu saat dia terbatuk. Merasakan rasa sakit yang teramat di tubuhnya, ia menatap orang yang telah memukulnya dengan tatapan sinis.

"Huh, memangnya kenapa? Apakah karena dia lebih memilih gue ketimbang diri lo?" ucapnya sembari menyeringai ketika melihat wajah orang didepannya itu semakin memerah menahan amarah.

"Lagipula, dia gak suka cowok berandal kek lo. Dia lebih suka cowok yang kalem, baik, ramah, sopan, dan gak pernah membuat onar hingga harus memanggil kedua orangtuanya. Dia suka cowok yang berprestasi, yang menjadi kebanggaan sekolah. Bukan menjadi cowok yang mempermalukan sekolah." Pemuda bersurai coklat muda itu dapat melihat kilatan tajam dari manik biru-kehitaman tersebut.

Toh tidak apa jika ia tidak selamat, akan tetapi dirinya senang karena berhasil melakukan apa yang telah di suruh oleh 'Tuannya.'

"Lo udah salah nyari gara-gara sama gue. Dan sekarang, terima akibatnya!" Kepalan tangan hampir dilayangkan kembali pada pemuda coklat muda itu, sebelum suara seseorang menghentikan kegiatannya.

"Ada apa ini?! Mengapa ribut-ribut?!"

Keith Shades, seorang guru yang mengajar pelajaran Matematika itu tampak shock saat melihat Ouruo --salah satu murid berprestasi-- terlihat babak belur. Wajah penuh lebam dan luka, serta darah yang terus mengalir dari pelipis pemuda tersebut.

"Biasalah, Pak. Rebutan cewek."

Jawab seseorang di belakangnya, Keith melirik Levi yang terdiam dengan kepalan tangan hampir mengenai wajah Ouruo.

"Levi, kamu ikut Bapak ke ruangan BK! Dan kamu, Ouruo, pergi ke UKS dan obati lukamu."

Keith membalikkan tubuhnya, lalu menatap pemuda bersurai pink-kecoklatan tersebut. "Terimakasih Jean, karena telah memberitahu Bapak tentang hal ini."

Pemuda yang bernama Jean itu tersenyum, kemudian menganggukkan kepalanya, "Tidak masalah, Pak! Memang tugas saya untuk mengawasi murid bandel yang sering melanggar aturan sekolah." sindir nya ketika Levi sudah berada di sampingnya.

Pemuda bersurai raven itu menatapnya tajam, sedikit membuat Jean gentar namun bisa di sembunyikan. "Ekhem, kalau begitu saya permisi dulu."

Jean pergi sambil bersorak dalam hatinya, "Misi selesai!"

***

Tok! Tok! Tok!

"Masuk."

Pintu terbuka, menampilkan seorang pemuda bersurai pirang sebahu dan seorang gadis dengan syal merah di lehernya.

"Armin, Mikasa, tumben sekali kalian berdua kesini."

"Hey, memangnya kita gak boleh kesini?" ketus gadis bernama Mikasa.

"Hahaha, boleh-boleh saja. Gue hanya ingin menanyakan bagaimana perkembangan 'dia'?" ujar seorang pria yang duduk di sebuah kursi, di mejanya terdapat sebuah tulisan 'Wakil Ketua Osis'

"Semakin memburuk, dan ya ... Ouruo di hajar habis-habisan karena telah berani mengambil kekasihnya," ucap Armin yang diangguki oleh Mikasa.

"Hah ... jika terus begini, mungkin Ketua akan langsung turun tangan."

"Ngomong-ngomong, kok sampe segitunya Ketua menginginkan pemuda brengsek itu?"

"Mik, omongannya tolong. Lo gak mau 'kan, mati ditangan Ketua?"

"Biasalah, Mik. Doi bucinnya gak ketulungan."
Celetuk Erwin.

"Jadi, bagaimana dengan tugasnya? Lo udah nyelesaiin?"

"Seperti yang kamu lihat, Baby. Jariku terasa mau putus karena harus menyelesaikan semua tugas yang harusnya di berikan kepada Ketua." Erwin menatap nanar pada tangannya yang memerah. "Dan bahkan terasa kebas."

"Yang sabar ya ... dan tetap semangat!" Armin menyemangati Erwin, membuat pria bersurai pirang klimis itu tersenyum.

"Tentu saja, Baby."

"Ekhem!" Sontak mereka berdua menoleh, mendapati Mikasa yang sedari tadi diam karena menjadi nyamuk bagi kedua pria pirang tersebut.

"Tolong hargai yang jomblo!"

***

"So, bagaimana?"

"[ ... ]"

"Benarkah? Lo gak bohong 'kan?"

"[ ... ]"

"Oke oke, hah ... sepertinya gue memang harus turun tangan langsung agar dia menyerah."

"[ ... ]"

"Sampai jumpa besok!"

Pip!

"Baiklah, tunggu saja kehadiranku, kitten. Dan ku pastikan kau akan tunduk padaku."

Seringai mengerikan terpatri pada wajah tampannya. Menatap sebuah kertas yang berada di tangannya, lalu merobek kertas tersebut hingga hancur.

"Aku tidak akan membiarkan mu dimiliki orang lain ..." manik hijaunya bersinar dan menajam.

"... Termasuk gadis itu."

***

---

Tbc

My Wife A Badboy - ✐Ereri✐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang